Chapter 5 -

3K 165 10
                                    

Maaf pendek dan typo masih bertebaran dimana-mana.
Aku malas baca ulang dan ngedit.
Jadi dimaklumin ya.

Mohon kritik dan sarannya.

cekidot

Authour

Keynan memasuki sebuah rumah mewah. Berjalan menyusuri rumahnya. Saat keynan hendak menaiki tangga sebuah suara menghentikannya.
"Dari mana kamu?" Tanya seorang pria paruh baya yang sedang duduk disofa menhadap keynan.
"Apa peduli anda?" Keynan balik bertanya dengan dingin. Pria paruh baya tersebut terlihat menggertakkan rahangnya.
"Jawab papa key" bentak pria tersebut. Yang ternyata papnya keynan. Yaitu Handoko Putra.
"Jawab papa? Yang benar saja" gumam keynan lirih. Keynan tak memperdulikan handoko yang sedang marah padanya. Keynan menaiki tangga denga cuek.

Keynan menghempaskan badannya keatas kasurnya. Kamarnya terlihat sedikit berantakan. Keynan melihat jam yang melingkar ditangannya menunjukkan pukul 12.22. Sudah hampir dini hari dan dia baru pulang.
Keynan mencoba untuk memejamkan mata nya. Begitu mata terpejam banyangan perempuan yang sebulan ini menghantuinya muncul.
"Ck" keynal bangun dari tidurnya. Dan duduk diatas ranjang.
"Kenapa tuh cewek selalu muncul?" Tanyanya pada diri sendiri.
Keynan mengeluarkan HP nya dari saku celana jins nya. Keynan melihat layar smartphone nya yang menampilkan seorang gadis yang sedang duduk sambila meminum minumannya. Gadis itu terlihat cantik, sangat cantik dengan rambut panjangnya. Keynan menyungging kan senyum nya sedikit. Lalu menyimpan kembali smartphone ke atas kasur.
Tiba-tiba keynan merasa tubuhnya bergetar. Darahnya mengalir deras. Tubuhnya meminta asupan barang itu. Keynan bangun dari tidurnya berjalan kearah lemari.
Keynan mengambil sebungkus serbuk putih yang tersimpan di sdalam lemari bajunya. Barang haram itu mampu menghilangkan rasa sakit yang ada ditumbuhnya sejenak. Mampu membuatnya terbang dan melupakan masalahnya.
Keynan memandangi barang itu sejenak.
"Apa gue pantas berada disampingnya?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Kemudian dia mulai memakai barang tersebut.
Keynan tersenyum lebar setelah menghirup serbuk tersebut. Entah apa yang membuatnya begitu senang.

D tempat lain terlihat seorang gadis sedang duduk dikursi sambil mengerjakan sesuatu dimeja belajarnya. Gadis tinggi semampai itu terlihat sedang merenggangkan tubuhnya.
"Akhirnya selesai juga" ucapnya lega. Gadis itu veranda.
Veranda menutup bukunya dan memasukannya kedalam tas.
Veranda menuju tempat tidurnya hendak tidur.
Veranda memejamkan matanya. Dan tatapan tajam bagaikan elang itu muncul dalam pejaman matanya.
"Aku jadi penasaran dengan keynan, dia begitu tertutup. Siapa sebenarnya dia? Apa aku harus cari tau tentangnya?"gumamnya sendiri setelah membuka matanya kembali. Menerawang langit-langit kamarnya.
"Lagi ngapain ya dia?" Tanyanya sendiri. Veranda kembali memejam kan matanya barharap segera membawanya kealam mimpi.

veranda pov

Hari ini adalah hari minggu. Biasanya kalau hari minggu aku bangun agak siang. Tapi kali ini aku bela-belain untuk bangun pagi. Untuk sekedar joging sih.
Aku menghentikan mobil ku dia TMII dari parkiran ini aku bisa melihat sekumpulan cowok-cowok sedan bermain papan sketbord dan salah satunya keynan. Aku lihat keynan menggunakan kaos hijau toska polos dan juga celana pendek selutut. Ini untuk pertama kali nya aku melihatnya tanpa seragam. Dia terlihat sangat keren. Rambutnya yang sedikit dibasahi oleh keringat menambah kesan ganteng dan seksi.
Abby bilang keynan setiap minggu pagi selalu bermain sketboard disini. Makanya sekarang aku disini. Kemarin disekolah aku memaksa abby untuk menceritakan semua tentang keynan. Tentunya tanpa sepengetahuan keynan dan temen-temenku. Ya! Walau pun harus sedikit mengancam abby. Tapi abby pun tidak tau banyak tentang keynan. Ternyata dia benar-benar misterius.
Aku nekat turun dari mobil untuk nyamperin keynan yang sedang bermain dengan beberapa cowok disana. Aku hanya menggunakan kaos putih yang dibalut gardiran biru muda, celana training biru muda tentu saja ditambah sepatu olahraga ku. Aku berjalan menuju kumpulan cowok gak hanya cowok sih disana tapi juga ada beberapa cewek. Aku berdiri tak jauh dari tempatnya bermain. Aku terus memperhatikannya. Dia selalu serti itu. Tak berekpresi, apa dia tak punya ekspresi lain selain wajah dingin dan datarnya.
"Wuiihhhh bidadari dari mana nih?" Ucap sebuah suara yang entah bagaimana tiba-tiba cowok berprawakan kurus jangkung dan tangan yang dipenuhi tato ada didekat ku.
"Neng cantik banget, mau ketemu siapa?" Tanyanya sambil mencolek dagu ku. Tapi aku menepisnya.
"Yailah belagu banget," ucap suara cowok lainnya yang duduk dipinggiran tempat main sketboard.
Tangan ku dicengkeram kuat sama cowok kurus itu.
"Kalau udah disini, akan sulit untuk kembali tanpa memberi apapun" ucapnya. Aku memberontak agar dia melepaskan tangan ku. Tapi sia-sia.
"Lepasin" ucap sebuah suara dingin. Itu keynan dia berjalan kearah kami. Cowok kurus itu langsung melepaskan tangan ku.
"Key, lu kenal sama cewek ini?" Tanyanya pada keynan. Yang kini sudah di depan kami.
"Dia punya gue, kalian jangan coba-coba menyentuh nya" ucap keynan pada semua cowok yang ada disitu.
Apa maksud nya bilang begitu?
"So..sorry key, gue gak tau"ucap cowok kurus itu lalu pergi dari hadapan kami.
Keynan menarik tangan ku membawaku ke samping mobil ku.
"Ngapain loe disini? Loe gak tau kalau disini gak baik buat cewek kayak loe" ucapnya masih dengan dingin. Matanya menatap tajam kearah ku.
"Aku cuma mau balikin ini" jawabku sambil menyerahkan ipod nya. Yang kemarin terjatuh dalam mobil ku. Keynal mengambilnya.
"Sekarang pergi dari sini" ucapnya hendak berbalik tapi aku menahan tangannya.
"Apa lagi?"tanyanya masih dengan nada yang sama.
"Apa kamu selalu seperti ini?"tanyaku membaeranikan diri menatap mata elang itu.
"Apa maksud loe?" Tanyanya.
"Seharusnya kamu bilang terimakasih, apa sangat susah untuk bilang thaks ke aku" ucapku. Keynan memandangku. Mata itu menatap lurus kedalam mataku. Dan mampu menelanjangiku. Dan bibi nya tertarik keatas. Dia tersenyum walau pun sedikit.
"Thanks, udah kan?"jawabnya.
Huft aku menghela nafas. Hanya begitu saja. Paling gak sebagai tanda terimakasih dia mentraktir ku makan. Kalau cowok lain pasti akan mentraktir ku.
"Sekarang pergilah" ucapnya.
"Aku lapar, ayo kita makan" aku sudah mmbuang ego ku jauh-jauh. Sepertinya untuk mendekati cowok didepan ku ini. Aku hars membuang jauh-jauh gengsi dan ego ku. Keynan menatapku tajam.
"Seharusnya selagi gue nyuruh loe pergi, loe pergi veranda" ucapnya, kali ini tidak dengan nada dingin tapi lembut dan lirih. Tapi aku dapat mendengarnya dengan jelas.
"Apa kamu gak akan nyesal menyuruh ku pergi?" Tanyaku. Entah dapat kata-kata dari mana aku bertanya seperti itu.
"Gue harap loe gak akan menyesali keputusan loe suatu saat nanti"ucapnya padaku.
"Semoga" ucapku asal. Keynan menghela nafasnya.
"Oke! Loe tunggu disini" ucapnya aku tersenyum. Keynan berjalan kearah kumpulan cowok-cowok itu. Sepertinya ingin berpamitan. Lalu kembali kearah ku.
"Mana kunci mobil loe? Biar gue yang nyetir" ujarnya padaku. Aku dengan senang hati memberikan kunci mobil kepadanya. Dan aku berjalan kepintu penumpang disamping kemudi dan masuk, begitu juga dengan keynan yang kini duduk dibelakang stir.
"Loe mau makan apa?" Tanyanya sambil memasang seatbelt nya.
"Kayaknya pagi-pagi gini makan bubur ayam enak juga" jawabku setelah selesai memasang seatbelt ku. Keynan mengangguk lalu menjalankan mobil ku keluar dari TMII.

Aku dan keynan memutuskan untuk makan diwarung kecil pinggir jalan. Kata keynan bubur disini enak. Keynan duduk disampingku.
"Mas keynan tumben bawa cewek kesini, biasanya sendiri. Pacarnya ya mas?" Ucap seorang ibu-ibu kepada keynan.
"Ibu bisa aja, sperti biasa ya bu, dua, saya minumnya teh manis aja, loe mau minum apa?" Jawbanya dan bertanya padaku.
Pipi ku sedikit memerah saat ibu ini bilang aku pacarnya key.
"Sama in aja" jawab ku.
"Bentar ya mas mbak" ucap ibu-ibu itu lalu pamit. Berlalu kebelakang.
"Loe tau dari mana gua disana?" Tanyanya. Mampus aku, jawab apa ini? Masa aku harus bilang kalau aku aksa abby buat ngasih tau tentang dia.
"Itu, kebetulan lewat tris ngeliat kamu disitu" jawabku sedikit gelagapan. Keynan menganggu-gangguk paham mungkin(?).
"Kamu sering kesini?" Tanyaku mengalihkan topik.
"Lumayan" jawabnya sambil mengangguk. Lalu kemudian kami sama-sama terdiam. Sampai makanan kami datang.
"Nih mas,mbak buburnya" ucap ibu-ibu tadi.
"Makasih bu" ucapku tersenyum kearahnya.
"Neng ini cantik banget. Mas keynan gak salah pilih, neng tau gak neng ini satu-satunya cewek yang pernah diajak kesini, biasanya nih ya mbak mas keynan hanya datang sendiri" ucapnya antusias. Aku hanya tersenyum aku lirik kearah keynan yang sedang melahap buburnya.
"Yaudah kalau gitu saya pamit dulu, silahkan dinikmati maknannya" pamitnya aku hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Apa yang dibilang ibu itu bener?" Tanya ku pada keynan.
"Apa?" Tanyanya, aku tau dia hanya pura-pura tak mengerti dengan pertanyaanku.
" apa bener aku satu-satunya cewek yang kamu ajak kesini?" Ulangku menjelaskan.
"Iya" singkat padat jelas. Tapi aku tersenyum. Tapi kemudian aku teringat cewek yang menggandeng mesra tangannya tempo hari.
"Termasuk cewek yang waktu itu menggadeng kamu di parkiran sekolah?" Tanya ku penasaran. Keynan menatapku.
"Siapa maksud loe?" Tanyanya.
"Itu. Cewek yang waktu itu kita lihat, yang sedang bercumbu dengan farish. Aku ngeliat kamu digandeng sama dia diparkiran sekolah" jawabku menjelaskan. Keynan tersenyum. Oh tuhan! Dia manis banget.
"Kamu cemburu?"tanyanya menatapku.
"Hah" aku kaget karena ketaun cemburu sama cewek itu. Wait,wait. Apa aku beneran jatuh cinta sama keynan."enggak" jawabku ketus dan salah tingkah pastinya. Keynal tersenyum, apa yang lucu?
"Itu nama nya naomi, aku gak ada apa-apa sama dia" ucapnya aku menghela nafas lega.
"Tapi kamu mau digandeng dia, mana mesra lagi" ucapku. Oke! Sekarang aku terlihat jelas sedang cemburu. Dia tersenyum sambil mengankat bahunya acuh. Dan kembali memakan buburnya.
Aku pun memakan bubur ayam ku. Ternyata keynan gak bohong, bubur disini emang enak. Bahkan lebih enak dari bubur yang jadi langganan ku di manado.
Tiba-tiba tangan keynan menyentuh ujung bibirku. Aku melihat kearahnya. DEG, sialan antung ku kembali berpacu cepat menatap matanya. Waktu solah berhenti saat mata itu elang itu menatapku. Tidak ada lagi tatapan dingin disana, hanya ada keteduhan.
Seperti tersadar, keynan cepat-cepat menarik tangannya.
"Tadi ada sisa bubur" ucapnya sedikit salah tingkah. Aku tersenyum melihatnya.
"Gak apa-apa" jawabku. Ternyata dia gak seburuk yang temen-temen ku bilang. Ya! Ku akui keynan enga type cowok dingin dan kasar sama siapa saja. Tapi dia mempunyai kelembutan dalam dirinya. Aku gak akan menyesal telah nekat menemuinya ditempat itu. Aku tersenyum dan kembali melanjutkan makan ku.

Tbc.



Apa Itu Cinta ? (END)Where stories live. Discover now