chapter 1- Aku suka Senyum Itu

8.7K 242 12
                                    

Ini fanfic ketiga ku. Kurang lebih pemerannya sama dengan 'love is you' kinal dan farish nge danso jadi cowok disini. Karena aku gak bakat nulis ff yuri. Dan cerita ini aku terinspirasi dari cerita di wattpad juga yaitu yang berjudul 'she(fianer)' karya dari AlvikaDae sumpah itu cerita keren abis menurut ku.

Cekidot

Aku berjalan menelusuri koridor sekolah ku yang baru. Ini hari pertamaku bersekolah di SMA Harapan Bangsa. Aku berjalan mengikuti pak Dawan yaitu kepala sekolah disini.

Aku memasuki kelas XII ipa 4. Kelas yang akan menjadi kelas ku hampir setahun kedepan. Aku berdiri didepan sambil tersenyum pada siswa dan siswi yang akan menjadi teman baru ku.

"Silahkan perkenalkan diri kamu" ucap seorang perempuan separuh baya tapi masih keliatan cantik.

"Hallo, nama ku Jessica Veranda. Kalian bisa memanggil ku Ve atau Veranda. Aku pindahan dari manado" ucap ku. Ramah.

Ku lihat mereka saling berbisik-bisik dengan teman sebangkunya.

"Silah kan duduk Ve, kamu duduk disebelah Shania" ucap guru tadi menunjuk kearah perempuan yang jangkug , manis dan cantik.

Aku mengangguk lalu berjalan menuju kearah gadis tersebut.

"Hai, gue Shania" ucap nya sambil mengulurkan tangannya. Saat aku sudah duduk disebelahnya.

"Aku Veranda" ucapku sambil membalas uluran tangannya.
Aku mengikuti pelajaran sebagai mana biasanya. Tak jauh berbeda dengan inti yang diajari oleh guru-guru ku di manado.

Aku, Shania, Melody dan Stella sedan berjalan menelusuri koridor sekolah menuju kantin. Kami melewati lapangan basket yang sedang digunakan oleh beberapa siswa laki-laki. Ada yang bermain bola basket. Ada juga yang sedang bermain futsal. Ada yang hanya duduk bengong.

"Kyaaa Farisshhhh" aku mendengar suara histeris cewek-cewk. Aku menoleh kearah tersebut. Kemudia mengerut ka kening ku.

Apa yang mereka lihat sampai sehisteris itu?

"Farish ganteng banget ya!" Ucap salah satu cewek yang ada dihadapan kami. Aku melirik kearah ketiga teman ku yang sedari tadi berjalan dengan ku.

"Itu yang namanya Farish" ucap Melody sembari menunjuk cowok yang sedang mendrible bola basket. Tampan dengan kulit putihnya dan tinggi.

"Ooo" ucapku.

Mataku menelusuri cowok yang bernama Farish yang sedang mendrible bola basket ditangannya. Ada beberapa cowok lain yang mencoba merebut bola tersebut. Dia memang ganteng jadi gak heran banyak yang histeris apalagi ditambah sedikit keringat menambah kesan pesonanya.

Kami lalu melanjutkan langkah kami menuju kantin yang terletak tak jauh dari lapangan. Bahkan dari lapangan pun sangat terlihat jelas letak kantin.

Kami sedang menikmati hidangan dari kantin. Shania sedang menikmati baksonya. Melody juga sama. Stella sedang memakan siomaynya sedangkan aku menikmati mie ayam ku. Saat aku mengedarkan pandangan ku kearah lapangan lagi. Suasana masih sama seperti aku melewati tadi. Tapi kali ini mataku tidak lagi kearah farish. Tapi kearah seorang cowok dengan gaya jauh dari kesan rapi. Rambut nya yang berponi samping dan sedikit berantakan. Seperti kebanyakkan remaja jepang sana. Dia sedang mengamati cowok yang sedang menggocek bola. Kedua tangannya dia masukkan kedalam saku celana terkesan cool. Dia juga tak kalah tampan dari farish.
"Itu namanya Kinal." Ucap suara dari sebelah ku. Itu suara stella. Yang sedikit membuatku kikuk. Karena ketauan sedang memperhatikan cowok tersebut. Kulihat melody dan shania yang duduk dihadapan kami menoleh kebelakang kearah cowok yang bernama kinal tersebut.
"Siapa?" Tanya ku kikuk. Stella tersenyum mendengar pertanyaan ku.
"Gua tau, loe ngeliatin cowok itu kan." Oke aku tau itu bukan pertanyaan tapi itu pernyataan.
"Kalau gak mau terkenal masalah, sebaiknya lu jangan pernah mencoba mendekatinya" ujar shania sukses membuat ku heran.
"Emang dia kenapa?" Tanya ku.
"Dia cowok yang super duper dingin sama orang dan kasar" jawab melody sembari meminum lemon tea nya.
"Sebenarnya dia baik kok. Cuma dia sedikit membentengi dirinya" kali ini stella yang memberi pendapat.
"Lu suka sama dia?" Tanyaku. Entah kenapa aku sedikit gak suka mendengar stella ucapan stella.
Stella tersenyum.
" dia sepupu gue" jawabnya yang sukses membuatku bernafas lega.
"Tapi benar juga, apa yang dikatakan shania, kalau gak mau terkena masalah jangan dekati dia" tutupnya. Aku tak menjawab dan kembali melihat cowok bernama kinal tersebut.

Aku sedang menunggu jemputan ku sambil duduk dihalte yang ada didepan sekolah. Sambil membaca sebuah novel. Aku merasakan ada seseorang yang juga duduk disamping. Aku menoleh kearahnya. Deg! Tubuhku terasa membeku. Dan tercekat. Gak tau kenapa jantung ku berdegub hebat.
Dia duduk disampingku cowok yang aku ketahui namanya kinal. Itu duduk disamping ku dengan jarak yang tak terlalu jauh. Kedua tangannya dimasukkan kedalam kedua sakunya. Telinganya disumpal denga headphone hijau tosca. Aku tersadar dari pandangan ku padanya saat ku dengar bunyi klakson mobil. Itu jemputan ku. Aku langsung berjalan kearah sopir yang telah membuka pintu mobil. Aku pun masuk.
Aku dapat melihatnya melalui kaca mobil yang hanya tembus panda apabila dilihat dari dalam. Aku melihatnya yang juga melihat kearah ku. Aku menyungging kan senyum. Saat ku lihat bibirnya tertarik ketas membentuk lengkunga. Aku menyukai senyum nya. Dia terus mendangi laju mobil ku.

Malam ini sepertinya aku terseran insomnia. Karena dari tadi mataku tak dapat aku pejam. Senyum itu, terus mengusik pikiran ku. Padahal aku bahkan tidak mengenalnya. Aku hanya tau namanya. Jam sudah menunjukkan pukul 01.48 tapi mataku belum juga terpejam. Aku mencoba berkali - kali untuk dapat tertidur.

Aku sedang mencatat materi pelajaran kimia yang ada dipapan tulis. Saat aku melihat beberapa teman kelasku melihat kearah jendela. Aku pun ikut menoleh untuk mengetahui apa yang mereka lihat.
"Kamu ini, gak bisa apa? Sehari aja gak bikin ulah, saya sudah capek memberikan hukuman buat kamu, bahkan saya tidak tau harus memberimu hukuman apa lagi" ucap seolah pria separuh baya mengomel sambil berjalan. Dan seorang murid yang gikutinya dari belakang dengan santai dengan headphone yang melingkar di lehernya. Itu Kinal. Orang yang sudah membuat ku tidak bisa tidur semalaman.
"Itu pemandangan wajib hampir tiap hari" celetuk shania. Yang juga melhat kejadian tadi. Aku menoleh kearahnya. " dia emang selalu membuat ulah tiap harinya, bahkan guru-guru sampai bosan menghukumnya." Tambah shania dan kembali mencatat.
Aku hanya diam. Melihatnya yang sudah tidak terlihat lagi. Teman-teman sekelasku pun sudah kembali dengan aktivitas mereka.

Aku keluar dari toilet. Sambil membersihkan rok yang panjang sedikit di atas lutut ku. Sshingga tidak sengaja menabrak seseorang.
"Maaf" ucapku padanya. Deg! Saat aku mengetahui siapa yang aku tabrak. Aku terpaku melhatnya. Dan jantungku kembali berulah. Itu kinal .Dia hanya memandang ku tajam. Sangat mengintimidasi ku. Dan berlalu dengan angkuh nya.
Cihh, tuh cowok belagu banget. Dia fikir dia oke apa? Pikirku. Tapi aku terusmemandangingi yang sudah menghilang masuk ketoilet cowok.

"Hei!" Sapa sebuah suara. Aku menoleh kearahnya. Dia tersenyum.
"Bengong aja, entar kesambet jin toilet loh" candanya. Aku sedikit tersenyum mendengar candanya yang menurutku sama sekali tak lucu.
"Lu baru ya di sini, gue gak pernah liat lu soalnya" ucapnya padaku. Aku hanya mengangguk.
"Gue farish" ucapnya lagi sambil mengulurkan tangannya pada ku.
"Veranda" ucapku membalas ulurannya. Farish mengangguk-ngangguk sambil melepas tanganku.
"Yaudah, kalau gitu gua ketoilet dulu. Nice to meet you veranda" pamitnya. Lalu pergi dari hadapan ku menuju toilet. Setelah aku mengangguk. Aku pun berjalan menuju kearah kelas ku.

To be countineu....

Apa Itu Cinta ? (END)Where stories live. Discover now