29

14.6K 786 479
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️
_____________________________________________


Jimin
-
"Your name is my favorite word"

*****

Author Pov

Bela sudah mengenakan piyama tidurnya malam ini ketika dia berdiri sambil memandangi wajahnya dari pantulan kaca kamar mandi didepannya. Setelah melewati hari-hari dengan begitu banyak air mata, kini Bela bisa merasa jauh lebih bahagia menjalani hari-hari biasa bersama Jimin dihidupnya.

Sekarang, akan selalu ada orang yang menemuinya jika dia selesai melakukan latihan bersama member untuk mengajaknya makan siang bersama. Sekarang, akan selalu ada orang yang menelponnya jika dia lama membalas pesan pria itu untuk memastikan apa dia baik-baik saja. Dan sekarang, akan selalu ada orang yang mencarinya untuk bertanya...

"Sayang?" Jimin memanggil seraya memasukkan kepalanya kedalam kamar mandi yang pintunya memang sedari tadi Bela biarkan terbuka, membuat Bela seketika menoleh dengan senyum di wajahnya. "Ya?" Tanyanya.

Jimin berjalan mendekat dengan mengenakan kaos hitam polos dan celana pendek hitamnya. "Sedang apa?" Tanya Jimin kini berdiri tepat dibelakang Bela, lalu mengecup puncak kepalanya dari belakang. "Lama sekali, aku menunggu dari tadi"

Bela terkekeh seraya menatap Jimin dari pantulan kaca didepannya. "Habis sikat gigi, lalu..." Tatapannya turun pada perutnya. "Apa aku harus diet, ya? Sepertinya aku terlalu banyak makan"

Jimin tersenyum samar seraya wajahnya turun merendah, menanamkan sebuah ciuman hangat di leher Bela dari belakang, lalu ketima wajah itu terangkat, dia berbisik. "Cantik..." Bisik Jimin dengan suara rendahnya, membuat Bela seketika terpejam dengan menaikkan dua bahunya. "Cantik, dan kau tidak perlu lagi membaca komentar-komentar itu di ponselmu"

Jimin sudah tau Bela pasti membaca sesuatu lagi di ponselnya ketika dia bertanya seperti ini. Entahlah, semenjak kejadian artikel Jin waktu itu, masih banyak orang yang menargetkannya sebagai sosok yang mereka benci. Seolah menjadi pembela nama Jin di garda terdepan, mereka terus menyerang Bela tanpa henti.

Membuat Bela terkadang...kewalahan sendiri.

"Ih, sayaang..." Rengek Bela sebal, karna Jimin tidak menjawab pertanyaanya. "Gemukan tidak, sih?" Tanyanya sekali lagi, masih butuh jawaban dari sekedar kata cantik.

Desire To Play | JIMIN - SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now