6

17.7K 929 1K
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️
_________________________________________

Celebrity

-
"A tiny war within"

*****

Bela Pov

Aku masih menatap nanar kedepan memikirkan semua perlakukan Jimin padaku satu minggu terakhir ini. Diawali dari ruang evaluasi, lalu beranjak pada pesan pertama yang...cukup membuat jantungku tidak menentu, kini perlakuan Jimin jadi semakin...entahlah bagaimana aku mengucapkannya, mungkin semakin berani?

Tidak, dari awal dia sudah begitu berani seolah begitu yakin dengan semua yang dia lakukan, yang dia katakan.

Dan tentu saja semuanya itu berhasil mengoyak semua pertahananku, ah tidak, dari awal memang aku tidak punya pertahanan sama sekali, membuat Jimin begitu mudahnya membuatku tidak bisa tidur jika belum mendapat pesan atau telpon...darinya.

Oh, aku dan Jimin berakhir berbincang sepanjang malam setelah dia mengirimiku pesan waktu itu. Dari kata-katanya yang 'Baru berapa menit saja aku sudah khawatir', kami jadi mengobrol banyak hal, dan entah kenapa walau kami berakhir tidur di jam 3 pagi, itu masih tetap terasa begitu kurang. Setidaknya untukku.

Setiap ucapan Jimin rasanya...begitu candu. Atau mungkin karna ini adalah pertama kalinya aku punya seseorang yang mengajakku berbicara sebanyak ini. Perbincangan itu sangat ringan, tidak ada sesuatu yang serius, hanya kami yang saling berbicara hal-hal kecil, namun menjadi sangat...berarti.

Kini, tepat setelah 1 Minggu dari moment di ruang Evaluasi, belum ada satu malampun Jimin tidak menelponku sebelum dia terlelap tidur, sehingga suara mengantuknya selalu menjadi suara terakhir yang aku dengar sebelum kata-kata...

"Selamat tidur, Bela" Terucap lembut dari bibirnya.

Yah, begitulah seorang Jimin dengan mudahnya masuk kedalam kehidupanku tanpa satu kesulitan apapun, atau bahkan tanpa butuh permisi.

"Bela, coba kau lihat" Emelie tiba-tiba menghampiriku dengan wajah yang sudah selesai di make-up. "Menurutmu warna lipstick ini terlalu tua tidak?"

Aku memperhatikan bibir Emelie untuk sekitar 3 detik sebelum menjawabnya. "Tidak, sih?" Ucapku saat aku rasa itu cocok untuknya. "Bagus, kok" Lanjutku, membuat senyum Emelie langsung terkembang.

Desire To Play | JIMIN - SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now