7

16.9K 910 1K
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️
_________________________________________

Wrong Choice
-
"Dear Heart, please
let these feelings fade"

****

Bela sudah merebahkan dirinya diatas ranjang kamar dormnya ketika kini dia menatapi layar ponselnya yang tidak kunjung berubah menyala. Tubuh Bela bergerak kecil dibawah selimut tebalnya seraya terus memegang ponsel itu di tangannya, menunggu sebuah notifikasi dengan nama Jimin muncul disana. Tapi ketika kini bahkan sudah menyentuh hampir jam dua belas malam, notifikasi itu, tidak datang juga.

Mata Bela sudah berat, tubuhnya sudah lelah setelah bekerja seharian, tapi dia masih terus memaksa dirinya untuk terjaga ketika kini, Jimin belum juga menelpon seperti malam-malam biasanya.

Benar, biasanya, Jimin sudah akan langsung menelponnya ketika pekerjaanya selesai, membicarakan banyak hal, tertawa juga tentang banyak hal, hingga akhirnya keduanya merasa cukup lelah bahkan hanya untuk sekedar menjawab, lalu tertidur sampai pagi dengan tanpa memutus panggilan keduanya.

Begitulah kehidupan Bela semenjak Jimin masuk kedalamnya. Ceria, juga lebih berwarna dari biasanya.

Namun malam ini, rasanya Bela sudah benar-benar tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi, hingga kini dua matanya perlahan menutup dengan ponselnya yang perlahan jatuh begitu saja dari tangannya, membuat tidurnya semakin lama...semakin lelap. Tapi tepat ketika dia sudah akan tenggelam jauh di alam mimpinya, sebuah notifikasi yang dia tunggu-tunggu itu kini, datang.

Bela dengan begitu kesulitan membuka segaris matanya, menatap layar ponselnya, lalu sedikit tersenyum ketika dia membaca nama Jimin akhirnya muncul disana.

Incoming Vidio Call - Jimin

"Oh...sunbae..." Bela menjawab dengan suara seraknya, senyum lembutnya, dan hanya segaris matanya. "Maaf...aku sudah di tempat tidur, dan...rambutku acak-acakkan" Bela berusaha merapikan rambutnya dengan jemarinya.

"Tidak usah dirapikan" Balas Jimin dengan cepat, membuat jemari itu juga berhenti dengan cepat. "Tidak usah dirapikan, aku suka melihatnya seperti itu" Jimin tersenyum seraya mendekatkan wajahnya pada kamera ponselnya untuk berbisik. "Cantik..." Bisiknya dengan suara seraknya, lalu kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi.

Bela selalu tidak bisa mengendalikan hatinya ketika Jimin melakukan hal itu untuk menggodanya, dan Jimin selalu suka melihat Bela yang seperti itu, tersenyum lembut, malu-malu dengan wajahnya yang memerah.

Desire To Play | JIMIN - SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now