26

14.2K 880 140
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️
_____________________________________________


It's You
-
"Because no one else makes sense"

*****

Bela pikir, mengakhiri hubungannya dengan Jimin akan membuat semuanya lebih mudah untuknya bisa melalui hari-hari seperti biasanya. Bela pikir, menjauhi dirinya dari Jimin akan membuat semua sakit hatinya mereda dan perlahan kembali pada hatinya yang biasa. Dan...Bela pikir, memutus semua kontak dari Jimin akan membuat kepalanya bisa sedikit lebih tenang agar dia juga bisa beraktifitas seperti biasanya.

Tapi ternyata...semuanya malah menjadi lebih buruk untuknya.

Bela bahkan belum bisa berhenti menangis setiap kali dia harus memasuki kamarnya, merebahkan tubuhnya, diikuti sepi yang menyapanya. Dia begitu sulit untuk mengatur perasaanya pada Jimin. Bahkan setelah semua sakit yang dia rasa, hatinya masih begitu menginginkan Jimin, entah kenapa.

Tapi bukankah hati memang begitu? Pikiran bisa terus mengatakan untuk meninggalkan saja, tapi hati selalu tau apa yang dia mau. Dan hati Bela berteriak dengan sangat jelas bahwa...dia mau Jimin.

Tidak, tidak boleh.

Tapi dia mau Jimin.

Tapi tidak boleh.

Begitulah perdebatan hebat di dalam pikirannya yang selalu harus dia hadapi setiap malam ketika matanya akan siap terlelap. Setiap kali dua mata itu berusaha terpejam, makan perdebatan itu akan seketika muncul untuk mengganggu tidurnya, merusak harinya.

Tapi Bela terus berusaha untuk meneguhkan pikirannya, menguatkan hatinya, bahwa dia hanya perlu menunggu sedikit lebih lama lagi agar dia bisa terbiasa dengan tidak adanya Jimin lagi dihidupnya.

Dan ini adalah hari ke 5 dia melakukannya. Menjauhi Jimin, tidak menghiraukan panggilannya, juga tidak membaca semua pesan-pesannya. Dan ini juga adalah hari ke 5 Bela merasa begitu...menderita.

Tok Tok Tok

Suara ketukan pintu pada kamarnya Bela dengar, membuat Bela yang kini masih terus terisak dengan menenggelamkan wajahnya pada bantal, menoleh ke arah pintu tanpa terbangun sedikitpun.

Desire To Play | JIMIN - SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now