17

16.4K 915 259
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️
_____________________________________________

One Step Closer

-
"We Look at each other a little too long
to be just friends"

*****

Author Pov

Bela masih tidur tertelungkup diatas ranjang kamar hotel Emelie ketika sahabatnya itu terus mencoba membangunkannya dengan menggebu. "Belaaaa!" Panggil Emelie dengan satu tangannya menggugah tubuh Bela sedikit kuat. Namun begitulah cara Emelie membangunkan Bela sedari dulu. Dan begitu jugalah Bela merespon.

"Iya..." Bela hanya bergumam pelan tanpa merubah sedikitpun posisinya. Bela dan Emelie baru saja sampai di Hongkong pagi ini untuk menghadiri sebuah acara Award Show. Tapi karna jadwal kedatangan mereka tiba lebih awal, member diperbolehkan untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum akhirnya melakukan rehearsal nanti malam.

"Kau dengar tidak, sih?" Tanya Emelie tidak sabar, karna lagi-lagi Bela tertidur saat dia sudah bercerita panjang lebar. Bela pikir cerita Emelie hanyalah cerita-cerita gosip biasa yang seperti sudah dia lakukan bertahun-tahun. Dan Bela sudah tau kalau Emelie sedang bercerita, tidak boleh ada kalimat pancingan seperti...'Oh ya?' 'Lalu bagaimana?' Karna jika Bela mengatakan itu, mulut Emelie tidak akan berhenti untuk bercerita lebih banyak.

Jadi lagi-lagi, Bela hanya akan menjawab...

"Dengar..." Gumamnya. Hanya menjawab untuk Emelie tau dia mendengarkan sedari tadi. "Ini jam berapa sih..." Kepala Bela kini terangkat untuk mengambil ponselnya yang terselip dibawah bantal. Dia melakukan itu agar dia tau kalau ponselnya hidup bergetar tanpa Emelie ikut mendengar. Karna seperti yang Bela tau, sahabatnya itu paling membencinya ketika melihat Bela masih terus bersama Jimin.

Mata Bela menatap pada layar untuk melihat tanda-tanda Jimin menghubunginya, namun ketika tanda-tanda itu tidak dia temukan, kepalanya kembali terjatuh keatas bantal.

Seharusnya Jimin juga sudah sampai di Hongkong siang ini, dan seharusnya dia juga sudah menghubungi Bela seperti biasanya. Entah untuk menanyakan kabar, atau hanya memberitau bahwa dia sudah sampai. Begitulah Jimin pada Bela saat ini, memberitahu setiap hal kecil yang dia lakukan sehari-hari.

Tapi semua itu begitu membuat Bela merasa spesial. Merasa dirinya punya peran yang lebih penting untuk sosok seorang Jimin. Lebih penting dari hanya sekedar...teman bermain.

Desire To Play | JIMIN - SUDAH TERBITNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ