28

16.4K 886 391
                                    

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⛔️ SEGALA BENTUK PLAGIAT :

MENGIKUTI/ MENGAMBIL ALUR & ADEGAN/ MENDAUR ULANG CERITA INI & PART KARYAKARSA.
BAIK DI WATTPAD, TIKTOK, YOUTUBE, ATAU PLATFORM LAINNYA⛔️

‼️AKAN AKU BAWA KE JALUR HUKUM‼️
_____________________________________________

You're Mine
-
"Like rain, i fell for you"

*****

Author Pov

Mata Bela masih terpejam sambil berbaring miring didalam dekapan hangat Jimin dibawah selimut. Setelah baru saja keduanya mendesahkan nama satu sama lain dengan begitu kuat, kini belum ada yang berbicara diantara mereka. Hanya satu tangan Jimin yang terus mengelus rambut Bela dengan lembut, mengecup puncak kepalanya sesekali, lalu tersenyum juga sesekali.

Keduanya belum ada yang terlelap saat ini bahkan ketika jam sudah menunjukkan pukul jam dua belas malam. Sebuah rasa rindu itu masih terlalu kuat diantara mereka, hingga rasanya...tidak ada yang rela untuk meninggalkan satu sama lain dalam lelap.

"Sayang..." Suara Jimin menjadi suara pertama yang Bela dengar, membuat wanita yang ada di dalam dekapannya itu menjawab dengan lembut. "Iya..." Balasnya.

"Bagaimana harimu satu minggu ini?" Tanya Jimin dengan suara seraknya, masih terus memainkan rambut Bela ditangannya, lalu mengeratkan pelukannya. "Sudah lama sekali aku tidak mendengarmu bercerita" Gumamnya.

Bela tersenyum gamang seraya membuka dua matanya, menatap dada Jimin yang tidak terbungkus apa-apa. "Tidak baik..." Gumam Bela pelan, hampir berbisik. "Aku...hanya terus menangis, 5 hari ini" Balasnya, lalu tubuhnya bergerak untuk menenggelamkan wajahnya lebih dalam didalam dekapan Jimin, yang seketika Jimin respon dengan mengelus punggungnya lembut.

"Aku ingin memarahi orang yang membuatmu menangis, tapi karna aku tau itu aku, jadi aku tidak bisa melakukan apa-apa" Gumamnya, membuat Bela terkekeh di dalam dekapannya. "Bagaimana, apa aku harus memukul diriku sendiri?"

Bela seketika keluar dari dekapan Jimin, menatap pria itu dengan keningnya yang mengernyit, lalu menggeleng dengan cepat. "Tidak" Balas Bela serius, walau ucapan Jimin tadi hanya bercanda. "Aku kan...sudah memaafkanmu" Balasnya, membuat Jimin sukses tidak bisa menahan senyumnya.

Jimin menghela nafasnya seraya menatap Bela dalam-dalam, lalu mengelus pipinya sesekali. "Sayang..." Gumam Jimin dengan nada yang begitu dalam, membuat Bela kini menjawab lagi. "Iya..." Balasnya.

Wajah Jimin merendah untuk mengecup satu mata kiri Bela, dan berpindah ke satu mata kanan Bela, lalu wajahnya terangkat untuk kembali tersenyum. "Jangan menangis lagi" Gumam Jimin. "Mulai sekarang, kita hanya akan terus...tertawa"

Desire To Play | JIMIN - SUDAH TERBITWhere stories live. Discover now