Prolog

1.2K 263 59
                                    

BAU debu yang tak bisa ditampik hidung dan banyaknya sawang di sudut-sudut dinding semakin menambah rasa pengap ruangan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BAU debu yang tak bisa ditampik hidung dan banyaknya sawang di sudut-sudut dinding semakin menambah rasa pengap ruangan. Di ruangan yang gelap dan sempit ini, seorang perempuan cantik terduduk di atas kursi kayu dengan tubuhnya yang terikat tali.

Kepalanya tertunduk lemas dengan kedua tangan dan kakinya yang diikat kain bekas. Bahkan lakban hitam yang sebelumnya merekat di bibirnya, kini dilepas paksa oleh seorang lelaki tanpa belas kasihan. Kemudian menjambak rambut gadis remaja itu, sampai menjerit dengan kepalanya yang mendongak kesakitan.

"Lo memang bukan pembunuh aja, tapi juga cewek bangsat, anjing, jala-," umpat lelaki itu terpotong.

CUH!

"Gue memang bangsat, tapi bukan pengecut kayak lo, yang beraninya cuma sama cewek aja!" Ia berteriak di depan wajah lelaki itu yang berliur dan menjijikkan.

PLAK!

Tamparan yang amat keras mendarat di pipi gadis remaja itu. Bahkan kepalanya dengan cepat memaling ke kiri. Jadi dapat dibayangkan, bagaimana sakit yang dideritanya saat ini.

Lelaki itu menyeka ludah yang menodai wajahnya, lalu tersenyum miring dan berkata, "Terima kasih buat pelumasnya."

Lelaki tanpa adab itu melepas ikat pinggangnya, lalu menurunkan ritsleting celananya secara perlahan. Sehingga membuat gadis SMA itu terus memaki dan meneriakinya secara brutal.

"Lo mau ngapain?!" Kedua kakinya dirapatkan agar tubuhnya tak terjamah oleh lelaki setan itu. "LEPASIN GUE, BANGSAT!!"

Ia terus mengumpat sambil memberontak sekeras-kerasnya dan menangis sejadi-jadinya. Pahanya mulai diraba, bahkan kancing paling atas seragam SMA yang dikenakannya sudah terlepas.

"Mau buka sendiri atau gue aja yang buka? Percaya sama gue, ini enggak bakalan sakit, kok."

Lelaki itu tersenyum miring lagi, kemudian melepas kancing kedua pada seragam gadis remaja itu. Bagian dada atasnya mulai terlihat, namun untung saja ia memakai tanktop putih. Sehingga tak langsung mengekspos bagian vital pada tubuhnya.

"Lepas roknya dulu lah. Kan, yang mau dieksekusi di bagian situ," suruh teman lelaki itu tanpa memakai otak.

Ia semakin merapatkan kedua kakinya. Namun apa daya, tenaganya tak cukup kuat untuk melawan lelaki sangar itu dan sampai akhirnya....

Krek!

"Yah... robek. Maaf, gue tadi sengaja."

Bagian kanan rok SMA yang dipakainya terkoyak sekitar 15 sentimeter. Remaja cantik itu terus menangis, karena semakin takut dengan setan yang menjelma jadi manusia biadab itu.

"Siapin kamera! Gue mau pake nih cewek sekarang," suruh lelaki itu kepada temannya.

Gadis remaja itu terus memberontak dengan mengguncang-guncang tubuhnya. Berharap bisa meloloskan diri, walaupun itu terdengar sangat mustahil.

"DIAM LO CEWEK BANGSAT!"

"LO YANG DIAM!! DAN LEPASIN GUE SEKARANG...."

Tubuhnya tak henti-henti memberontak dengan derai air mata yang terus membasahi kedua pipinya. Teriakan demi teriakan dan umpatan demi umpatan berkoar kencang dari mulutnya.

Bahkan urat-urat lehernya sampai muncul dengan gamblang. Sehingga makin menguras tenaganya dan tentu mempermudah lelaki biadab itu untuk mengeksekusi dirinya.

RAFALEONWhere stories live. Discover now