s e p u l u h

1K 82 10
                                    

s e p u l u h

____________

Selang beberapa detik berlalu tak membuat perempuan itu membuka mulutnya untuk membalas perkataan lelaki yang ada di hadapannya ini. Ia masih bergeming di tempatnya. Pikirannya berkelana ke mana-mana. Membuat lelaki yang ada di hadapannya itu mengembuskan napas jengah karena sikapnya yang seperti itu.

"Lo tau, alasan dia ninggalin lo dulu karena apa?" tanya Arsa membuat perempuan itu mendongak, menatapnya dengan kening berkerut. Hal itu sontak membuat Arsa tersenyum miring. Dari sekian reaksi yang bisa perempuan itu berikan, kenapa harus reaksi seperti itu yang ia tunjukkan?

"Karena dari awal dia nggak pernah benar-benar cinta sama gue, makanya dia ninggalin gue gitu aja," tembaknya tak acuh sambil tersenyum kecut.

Arsa menggeleng tegas. "Lo salah," ucapnya sambil menatapnya dengan tatapan tajam. "Dia ninggalin lo, bukan karena dia nggak cinta sama lo. Tapi karena dia terlalu peduli sama perasaan lo. Makanya, dia ngelakuin hal kayak gitu sama lo."

Ayesha tertawa mendengus. "Terlalu peduli sama perasaan gue, kata lo?" cicitnya sambil menatap Arsa dengan tatapan meremehkan. "Kalau dia bener-bener peduli sama perasaan gue, dia nggak bakalan nyuruh gue pergi dari hidupnya."

Lagi-lagi, Arsa mengembuskan napasnya jengah, berusaha mengontrol emosinya yang mulai membara karena sikap keras kepala lawan bicaranya itu. Ditatapnya perempuan itu dengan tatapan tajam yang mematikan, lalu berkata. "Kayaknya ngomong sama lo itu, sebuah kesalahan ya?" serunya sarkastis, lagi-lagi tersenyum miring.

"Kalau lo-"

"Tapi, kalau gue nggak ngajakin lo ngomong, lo nggak bakalan pernah tau, seberapa dalamnya perasaan Kean buat lo," sela Arsa, memotong perkataannya cepat. Seakan tak memberinya kesempatan untuk berbicara.

"Apa peduli lo sih, Sa. Sampe lo ngelakuin hal sejauh ini?" decaknya gemas, benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran lawan bicaranya itu.

"Gue peduli, karena gue nggak mau, lo nyakitin sepupu gue lebih dalam lagi daripada ini." sentak Arsa penuh penekanan setiap kata per katanya.

Ayesha menyipitkan mata. "Sepupu?" tanyanya.

"Ya, sepupu." ucap Arsa sambil mengangguk kecil, "Kean sepupu gue, asal lo tau."

"Apa?" tanyanya, tak bisa menyembunyikan keterjutannya dari lelaki di hadapannya itu.

"Harus ya, gue ulangin beberapa kali lagi, biar lo percaya?" dengusnya sinis.

"Suka-suka lo aja deh, Sa," ucapnya sambil mendelik malas.

Arsa mengerutkan kening. "Kalau gue kasih tau lo satu rahasia lagi tentang Kean yang nggak lo tau, lo masih bisa bilang suka-suka gue kayak gitu nggak?"

"Maksud lo?"

Arsa mengembuskan napasnya dalam sambil mengucap kata maaf dalam hatinya untuk sepupunya itu.

Mungkin ini emang udah waktunya dia tau. Sorry, gue udah ngelanggar janji gue sama lo, Yan.

*

::: tiga tahun sebelumnya :::

Sebelum lelaki bermata elang itu, bertemu dengan Gadis Senjanya...

AyeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang