8 (2020)

850 88 0
                                    

" Yo.. jadi ini yang namanya Mark" Seseorang masuk kedalam ruangan yang membuat Mark membalikkan badannya. Itu adalah Dongshik

Seperti yang digambarkan oleh Renjun, anak anak dengan dasi berwarna emas memang berbeda, Dongshik terlihat sangat tampan dan terlihat sangat maskulin. Bahkan walaupun lengannya ditutupi dengan seragamnya masih dapat terlihat jelas otot lengannya.

Mark berdiri dan membungkukkan badannya.

" Aigo agio... lihat anak manis itu" Dongshik mengacak rambut Mark, sebenarnya Mark risih dengan perlakuan Dongshik tapi seperti yang Renjun perintahkan ia tidak boleh mencari masalah dengan pria itu. Mark hanya tersenyum kaku.

" Ya! Apa yang kau lakukan? Aku lapar belikan makanan untuknya juga" Dongshik memukul kepala seseorang yang sedari tadi berdiri di belakangnya

Mark memiringkan kepalanya melihat seseorang dengan dasi yang juga berwarna emas, tapi disana tidak ada garis hitam yang menghiasi dasinya. Mark tidak heran kenapa kasta dibawah semakin dibully, mereka sesama kasta saja saling membully

" Ya! Kenapa kau diam saja? Kau ingin kuturunkan kastamu dan kubuat menderita seperti kekasihmu yang bodoh itu!"

Pria itu terlonjak kaget dan membungkuk kepada dongshik kemudian dengan cepat berlari.

Brak!

Dongshik menendang meja Mark, membuat meja Donghyuck ikut bergeser dan membangunkannya dari tidurnya.

" Aish... lucu sekali pecundang yang sama di tempat yang sama, Hey kau mau tidak menggunakan dasi spesial?"

Haechan kembali merebahkan badannya mengabaikan perkataan Dong Shik. Haechan terlonjat kaget, ketika sebuah buku mengenai kepalanya cukup keras, bahkan ia bisa merasakan ada darah yang mengalir dari keningnya

" Kau mengabaikan ku ketika aku berbicara? Waaah apa orang-orang di kasta sepertimu selalu bersikap sombong .... Kau sepertinya ingin berakhir sama dengannya ...."

Mark menatap sekitar, benar benar kacau,  tidak ada satupun orang yang peduli pada Haechan,  seperti ada tangan yang menutupi mata dan telinga mereka. Mark yang ingin melayangkan tinjunya berhenti ketika tangan Haechan menahannya.

Haechan berdiri dan menghadap Dongshik kemudian ia bersujut sambil menyium kaki Donghsik seperti yang Minhyung lakukan dulu untuk menyelamatkannya dan teman-temannya. Dongshik memijahkan kakinya ke kepala Haechan

" Waah sudah lama aku tidak melakukan hal ini rasanya sangat menyegarkan" beberapa kali dengan tenaga yang cukup kuat, Dongshik menghentakkan kakinya pada kepala Dongshik.

Mark yang menatap itu menahan bobot tubuhnya pada dinding, jantungnya benar benar sakit dan berdebar dengan sangat cepat , ia tidak bisa melihat kejadian itu lebih lama, Mark bahkan dengan cepat menenggak obat yang selalu ia bawa, tapi detak jantungnya tidak mau melambat, Mark kesusahan untuk bernafas, Ia menatap Haechan yang masih bersujud dengan darah terus mengalir dari  hidungnya, entah kenapa melihat hal itu, Mark membayangkan kakaknya yang sedang melakukan itu. Kepalanya terasa sangat pusing, ia bahkan tidak bisa lagi bernafas dan pandangannya menjadi hitam.

.

.

.

Mark menjauhkan ponselnya dari telinganya ketika suara Taeyong yang terlalu nyaring

" Aku hanya syok .... Aku sekarang baik baik saja, temanku menjaga ku dengan baik... ah bubu maafkan aku, aku harus tutup telponnya, sampai jumpa lagi"

Mark memasukkan ponselnya dan menghela nafasnya, sedangkan Renjun masih menatapnya khawatir. Mark yang tiba-tiba pingsan membuat semua orang panik. Pihak sekolah bahkan sampai menelfon orang tuanya di kanada sana.

" Terima Kasih Renjun, sudah membantuku"

Renjun lah yang membawa Mark ke UKS, Renjun tadi tidak sengaja melewati kelas Haechan dan mendapati Haechan yang tengah bersujud, Renjun sakit hati melihatnya tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa Renjun sudah berjanji untuk tidak berbicara kepada Haechan disekolah.

" Kau baik- baik saja? Hendry pasti akan marah besar padaku nanti"

" Hahahh tenang saja, aku tadi hanya syok, aku tidak pernah melihat kejadian itu sebelumnya"

" Aaah... begitu..."

" Apa kau mengenal anak itu?" Tanya Mark sambil membaringkan tubuhnya 

" Anak itu?"

" Lee Haechan... yang sedang dirundung tadi"

" Ah.. tidak, aku tidak mengenalnya... kenapa?"

" Hm... walaupun sekilas ketika pandangan ku mulai kabur, saat kau ingin membantuku kau masih menatap pria itu, seakan kau mengenalnya"

Renjun terdiam, jujur saja ia tadi hampir salah menolong saat Mark mulai kehilangan keseimbangannya, saat itu Dongshik perhatiannya teralihkan dengan Mark yang pusing, dan hampir saja Renjun ingin menarik Haechan keluar dari sana. 

" Ah... itu entahlah... mungkin karna aku masih punya sisi kemanusiaan jadi secara tidak sadar aku ingin membantunya?"

Mark hanya mengangguk  

.

.

.

Haechan menatap malas Mark yang berdiri di depan pintu kamarnya dan menyembunyikan kotak P3K di balik tubuhnya. Mark tadi berencana untuk mengobati luka Haechan, tapi ternyata Haechan sudah mengobati lukanya, tentu saja sekarang sudah jam 8 malam dan tidak mungkin Haechan membiarkan lukanya selama itu. Haechan menghela nafas panjang dan menyilahkan Mark untuk masuk.

" Kau sudah makan?" Tanya Haechan dingin

" Uhmm belum"

" Aku baru saja masak nasi goreng, kau mau?"

Mark mengangguk cepat, semenjak ia tinggal di korea, ia selalu menyusahkan Haechan dengan menumpang makan di tempatnya, salahkan saja masakan Haechan yang sangat enak dan membuat Mark ingin terus memakannya.

" Jantungmu? Baik baik saja?" Mark mendongakkan kepalanya, ia tidak pernah memberi tau Haechan perihal jantungnya.

" Dari mana kau tau?" Tanya Mark bingung

" Itu.. untuk mengukur detak jantung kan? Seseorang pernah menceritakannya padaku, sejak kita pertama bertemu aku tau" Haechan menunjuk jam tangan yang tidak pernah lepas dari tangan Mark.

" Ah...baik-baik saja, aku hanya syok... kau baik baik saja?" Tanya Mark ragu, tentu saja tidak, hidungnya berdarah bahkan pelipisnya sedikit sobek dan memar biru di pipinya. Maka apakah itu bisa dikategorikan dengan baik-baik saja?

Haechan sebenarnya tidak baik-baik saja, ia tidak pernah diperlakukan seperti itu, tapi ia tidak boleh mengeluh,  ini adalah yang Minhyung rasakan selama ini tapi pria itu tidak pernah mengeluh padanya, jadi ia harus kuat

" Ya.. aku sudah terbiasa" Jawab Haechan pelan.

" Kenapa kau menahanku tadi?"

" Dengan jantung lemah mu itu? Hah aku tidak ingin membunuh orang, Dong Shik itu berbahaya kau bisa mati di tangannya"

" Dan membiarkan mu mati ditangannya?"

Haechan terdiam, entah kenapa dia sedikit risih dengan orang yang ada di depannya itu. Disaat satu kelas meledeknya, Mark selalu membela Haechan dan menghibur Haechan. Padahal Haechan sudah melarang Mark untuk mendekatinya disekolah tapi Mark sepertinya tidak menyimpan kalimat itu di dalam kepalanya. 

" Ya... lagi pula itu bukan urusanmu" 

Mark menggenggam sendok nya dengan kuat, Mark mungkin saja bisa menghapus kasta itu hanya jika ia memiliki jantung yang kuat. Mark tidak bisa menggunakan tenaganya terlalu banyak, ia bisa mati hanya dengan dua kali pukulan.

" Sudahlah jangan pikirkan aku, kau akan mempersulit keadaan jika terus bersamaku, jadi nikmati saja hidupmu maka aku akan baik baik saja"

Suara Haechan sedikit bergetar, itu adalah kalimat yang sering Minghyung ucapkan pada Haechan ketika Haechan mencoba melindungi Minhyung. 

[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck Where stories live. Discover now