6(2020)

1K 95 4
                                    

Mark sudah mengurus surat-surat mengenai kepindahannya. Mark sebenarnya sudah bisa masuk, tapi ia memilih untuk masuk saat pergantian tahun baru, ia hanya malas untuk mengikuti ujian, sistem pendidikan di korea dan kanada sedikit berbeda dan Mark sudah menyelesaikan ujian kenaikan kelasnya di kanada, jadi untuk apa ia kembali mengerjakan soal-soal yang menurutnya sangat menyebalkan itu?

Drrt drrt

" Yo bro bagaimana seoul?" Tanya Lucas sahabatnya dari seberang telfon

" Not bad.... Jadi bagaimana kau sudah dapat  info lagi?"

" Tidak banyak, berbeda dengan mu, kakakmu itu tidak pernah menggunakan media sosial, jadi aku harus mencari tahu lebih jauh, teman-teman di sekolah menanyakan keberadaan mu, dan aku kesusahan untuk tutup mulut"

" Hahaha, aku  tadi iseng mengecek grup, ada yang bilang aku meninggal kejam sekali"  Mark sampai tidak bisa tidur karena sibuk tertawa melihat teman-temannya yang mengira Mark meninggal. 

" Yaa.... kami bahkan mengadakan pesta untuk melepas kepergian mu, sungguh aku kesusahan menahan tawa, ah ngomong-ngomong kau sudah masuk sekolah?

" Belum, aku lebih baik masuk di pergantian tahun, memangnya kenapa?"

" Aku memiliki... uhmmm teman disana, namanya Renjun mungkin kau bisa berteman dengannya, tenang saja aku tidak memberitahu tujuan dan alasan mu pindah ke korea"

" Pacarmu maksudmu? Hahahah oke oke, lagipula aku akan sedikit kesepian nanti, kau tau aku terlalu malas untuk mengobrol dengan orang baru"

" Aku sudah memberitahunya mungkin dia akan mengenalimu dengan cepat nanti"

" Baiklah thanks bro..."

Mark mematikan ponselnya dan kembali tidur, beberapa hari ini ia benar-benar tidak melakukan apa-apa selain ke sekolah dan ke supermarket untuk membeli makanan. Mark meremas dadanya, setiap kali memikirkan kakaknya itu membuat jantungnya berdetak dengan cepat.

.

.

.

Semua orang bertepuk tangan setelah Mark memperkenalkan dirinya, bagaimana tidak walaupun kedua orang tuanya merupakan orang korea, tapi kakek dan neneknya ada campuran darah orang bule sehingga Mark masih mendapatkan gen kebarat-baratan dalam dirinya. Ditambah ia yang hidup dan dibesarkan di kanada membuat jiwa kebarat-baratan itu menempel dengan kuat didalam dirinya.

Matanya hitam dan bulat seperti mata anak kucing yang membuat kesan imut, Rambut hitamnya yang ia naikkan ke atas membuat keningnya terekspos menambahkan kesan tampan pada dirinya. Walaupun terlihat imut, rahangnya yang tegas serta alis camarnya,  membuatnya terlihat sangat jantan. Pria tampan maskulin namun terlihat imut begitulah penggambaran Mark.

" Waah... tidak apa apa kita kehilangan pria termanis se-antera sekolah ini, tapi kita diberikan pria tampan yang sangat menyilaukan ini"

Haechan sedikit tersenyum miris melihat Mire yang menatap Mark dengan tatapan menjijikan, padahal kemarin rasanya ia baru saja memuja-muja Haechan tapi kali ini setelah melihat sesuatu yang lebih tampan darinya ia lupa.

" Dasar gadis murahan" Cicitnya dalam hati

Ketika Mark berjalan menuju kursinya ia mendengar beberapa bisikan yang mengganggu pikirannya.

Entah kenapa melihat alis camarnya itu mengingatkan ku pada si pecundang itu

Mark memegangi jantungnya yang terasa sangat sakit, jadi selama ini kakaknya dibully? Tapi Mark tidak bisa bertindak bodoh dan melakukan seenaknya, ia tidak boleh menggagalkan rencana yang sudah ia susun selama ini, mencari siapa orang yang menyebabkan kakaknya mengakhiri hidupnya

" uh? Pria kamar sebelah?" Pinta Mark ketika melihat Haechan yang sibuk dengan bukunya

" Jangan berbicara denganku disekolah!" Ketusnya sambil memasang Erphonenya dan tidak memperdulikan Mark saat itu.

3 Hari yang lalu

" Ckk.... bau asap apa sih malam malam!" Haechan kesal dan berjalan keluar kamarnya, ia tinggal di gedung tempat Minghyung dulu tinggal, Haechan sebenarnya ingin tinggal di kamar Minghyung tapi ternyata kamar itu sudah disewakan.

Haechan menggedor-gedor pintu kamar Minhyung, dari sana keluar asap yang cukup banyak. Tak lama setelahnya pintu itu terbuka dan Haechan menemukan pria yang wajahnya sudah menghitam akibat asap yang ia timbulkan.

" Apa yang kau lakukan? Kau ingin membakar gedung ini?" Teriak Haechan masuk dan melihat kekacauan yang dibuat oleh pria itu

" Uh.. aku sangat lapar dan mencoba untuk membuat ramyun, tapi seperti yang kau lihat" Pria itu menggaruk kepalanya pelan.

" Ck... aku masih ada beberapa bungkus ramyun, akan kubuatkan" Haechan mengajak pria itu ke kamarnya dan memasakkan Ramyun untuknya

" Aish bagaimana mungkin kau menghancurkan dapur hanya memasak mie ini?" Gerutu Haechan sambil memasak di dapur sedangkan pria itu hanya tertawa canggung

" Namaku Mark, aku baru pindah dari kanada"

" Haechan.. Ku harap kau tidak menyusahkan ku setelahnya" Pinta Haechan kemudian meletakkan semangkuk mie kepada Mark.

Flashback End

.

.

.

" Jung Mark bukan?" Seseorang menghampiri Mark, Mark cukup bingung dengan kehadiran pria manis dan pendek itu. Mark hanya mengangguk canggung

" Oh.. maaf, aku Renjun, Lucas sudah memberi tauku tentang mu"

" Ohhh Renjun, pacarnya Lucas sepertinya kita tidak sekelas"

" aha... iya uhm bisa kau rahasiakan yang tadi, aku tidak ingin membuat keributan"

" Aahaha baiklah"

Renjun menatap Haechan yang tengah merebahkan kepalanya ke meja, ia sedikit merinding ketika ia Haechan berdehem saat Mark mengatakan Lucas itu kekasihnya, Renjun selama ini tidak pernah bercerita mengenai pacarnya kepada Haechan dan ia tau Haechan akan menyemprotnya habis habisan setelah ini.

[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck Where stories live. Discover now