2 (2031)

1.9K 150 9
                                    

Haechan hanya menatap kosong jalan raya dari jendela. Renjun yang menatap Haechan sedari tadi hanya menghembuskan nafasnya sedikit risih melihat tingkah temannya itu.

" Terjadi sesuatu?" Tanya Renjun sambil memberikan secangkir kopi panas, tidak biasanya Haechan berkunjung ke apotiknya selarut ini

" Uhm... ada muridku yang dirundung tapi yaa semuanya berjalan dengan baik"

" Lalu luka yang ada di wajahmu itu karena hal itu?" Haechan mengangguk tipis dan kembali menyesap kopinya

" Hanya itu? Aku tidak yakin"

Ya, Haechan tidak bisa berbohong kepada temannya itu, bagaimana pun juga Haechan sudah mengenal Renjun sejak mereka di bangku sekolah, jadi Renjun sudah sangat hafal dengan gelagat Haechan

" Ya, terjadi sesuatu tapi aku tidak yakin"

" Kenapa? Kau tidak biasanya merahasiakan sesuatu dari ku"

" Hmmmm, aku bertemu dengannya"

" Dengannya?"

" Mark"

Renjun yang sedang menyesap kopinya tersedak ketika mendengar nama Mark keluar dari mulut Haechan

" Ba.. Bagaimana bisa?"

" Tadi aku ke kantor polisi karena masalah anak murid ku itu, sepertinya dia detektif disana soalnya dia tidak mengenakan seragam... kenapa terkejut kupikir kau tau"

" Tidak.... Sejak kejadian itu aku dan Lucas sepakat untuk tidak menceritakan apapun baik tentang mu maupun Mark, jadi aku tidak tau apapun tentang Mark, begitu juga dengan Lucas"

Haechan tersenyum tipis

" Kenapa terjadi sesuatu?" Tanya Renjun lagi

" Entah lah.... Aku tidak tau, entah dia benar-benar melupakanku, atau dia tidak mengenalku, atau dia benar benar membenciku dan menghapusku dalam ingatannya" Haechan menatap langit-langit, menahan agar air matanya tidak jatuh

" Haechan-ah.... Kau masih menyalahkan dirimu?"

Haechan hanya mendelik bahunya pelan dan mengusap air matanya

" Aku hanya bertemu dengannya sebentar, lagi pula ini sudah sangat lama jadi wajar saja dia melupakan ku"

" Sudahlah... kau sudah cukup bahagia sekarang, jadi jangan seret dirimu terus dalam masa lalumu"

Haechan mengangguk pelan, ia benar-benar harus melupakan Mark agar ia bisa terus hidup.

.

.

.

Mark mengambil berkas berkasnya, entah kenapa setiap kali ia menyelesaikan misi selalu saja dimarahi oleh kepala divisinya, ya bagaimana tidak ia sering bekerja tanpa surat penugasan dan suka mengobrak-abrik TKP seenaknya.

" WOI!" Hendry yang merupakan rekan kerja Mark sekaligus teman dekatnya sejak di akademi polisi mengagetkan pria itu dari lamunannya. Mark yang dikagetkan hanya tersenyum tipis

" Kenapa terjadi sesuatu? Dan lagi bisa-bisanya kau menangkap orang itu tanpa surat penangkapan!"

" Ya! Dia itu sudah jelas-jelas terbukti melakukan pemerkosaan di kasus itu, salahkan saja anak divisi mu yang bekerja tidak becus sehingga harus aku yang menyelesaikannya!" Gertak Mark kesal, bekerja di divisi kasus belum terpecahkan memang membuatnya kesal, pasalnya pekerjaannya ini hanya pindah tangan dari divisi lain yang bekerja tidak becus.

" Hey- hey sudah lah... lagi pula kau itu sangat cerdas, jadi sangat cocok pada divisi itu. Lalu mengenai pertanyaan ku?"

" Yang mana?"

[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck Where stories live. Discover now