1 (2031)

4.1K 193 11
                                    

HAI GAIIIS

Jadi ini aku abis ngubrak abrik file aku eh nemu aku nulis ala-ala, BTW ini cerianya udah lama banget terkubur di laptop aku.... 

Semoga suka ya karna jujur aku sendiri ngga tau arah ni cerita mau dibawa kemana hehe

Dan PERINGATAN ini Up nya bakal super lelet banget karna tugas dan kesibukan duniawi lainnya 

Aku Nerima banget masukan dan kritik kalian :)

Okhay stop bacot- bacot Happy Reading 


Haechan mengerutkan dahinya sambil sedikit memiringkan kepalanya. Di depannya seorang bapak-bapak tengah mengomelinya dan seorang anak yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya. Telinganya sudah sangat lelah mendengar celotehan bapak tua itu

" Kau itu bagaimana sih!!! Masa anak semata wayang saya ini wajahnya lebam gara-gara anak miskin seperti dia! Kau kan gurunya harusnya kau bertanggung jawab dong!!"

Sudah setengah jam Haechan berdiri, bahkan polisi yang bertugas sudah beberapa kali berusaha menenangkan amarah bapak itu. Haechan hanya menunduk dan kembali meminta maaf. Faktanya memang benar, muridnya mendorong anak bapak itu hingga jatuh dan wajahnya mencium aspal, tapi entah kenapa Haechan yakin anak muridnya ini bukanlah anak yang jahat.

" Pak... Anak saya juga terluka, kau tidak lihat tangannya lecet bahkan bajunya sobek? Kau pikir ini murni kesalahan dia? Hey kamu jujur padaku! Kau yang merundungnya duluan kan??" Haechan sedikit mendorong Anak itu dengan telunjuknya, tapi itu sama sekali bukan bentuk dari kekerasan. Ayah dari anak itu yang melihat anaknya ketakutan, dengan ringannya melayangkan tangannya hendak memukul Haechan tapi tiba tiba anak muridnya berteriak dan bersujud di hadapan orang tersebut.

" Ma...maafkan aku... aku yang salah... tolong jangan sakiti guruku, aku mengakui kesalahan ku"

" Yeonu-ya... Kenapa meminta maaf seperti itu, kau tidak salah, dia yang merundung mu dulan"

" Tak apa Ssaem... aku memang salah" Jawab pria kecil itu sambil terus bersujud.

Amarah Haechan tidak bisa dikontrol lagi, ia benar-benar geram dengan keluarga angkuh dan sombong yang ada di depannya itu.

" Kau fikir dengan kekayaan mu itu kau bisa bertindak seenaknya hah?!"

" Hey hey hey.... Lihat dirimu, Kau hanya seorang guru dari sekolah miskin, kau bahkan tidak digaji kan? Lihat anak muridmu saja tidak berseragam... Hah... gara-gara orang seperti kalian seragam mewah anakku menjadi kotor"

Ingin rasanya Haechan mengumpat, tapi ia tidak bisa karena itu hanya akan memberikan contoh buruk kepada muridnya.

" Waaah... aku tidak heran kenapa anakmu bersikap seperti itu, lihat saja dirimu, sama sekali tidak dewasa!" Sindir Haechan sambil memaksa muridnya untuk berdiri

Pria itu tampak kesal ketika Haechan menyindirnya, kali ini satu tamparan keras melesat ke pipi Haechan yang membuat opsir sampai harus turun tangan untuk melerai mereka. Disaat kejadian baku hantam itu berlangsung, seseorang memukul kepala Haechan serta pria tua itu dengan map yang ia bawa.

" YA! SIAPA LAGI KAU!" Teriak Haechan, karena jujur saja kepalanya benar benar sakit setelah mendapat pukulan itu.

Polisi yang tadi berusaha melerai mereka, memberikan salam dan hormat kepada pria yang tidak menggunakan seragam itu. Pria itu hanya mengangguk ramah sambil memberikan ponselnya kepada polisi itu

" Ini apa pak?"

" Lihat saja" Sahut pria itu yang kemudian meninggalkan mereka semua.

Haechan yang terkejut mendengar suara pria itu langsung menolehkan kepalanya, namun pria itu sudah menghilang di ujung koridor. Ketika Haechan hendak mengejar pria itu, ia lebih dikagetkan lagi dengan suara video yang diputar di dalam ponsel tersebut.

[COMPLETED] Our Story || MarkHyuck Where stories live. Discover now