Pencarian sosok jati diri tidaklah mudah dilakukan oleh Ginting Fatkhurohman di mana ia harus hidup dalam stereotip dan stigma maskulinitas yang dilekatkan pada pria yang terbentuk dari unsur budaya yang sudah ada dari turun menurun. Sejak kecil, Ginting sudah dididik dengan keras oleh sang ayah untuk menjadi laki-laki dengan kejantanan yang kuat. Namun, hal tersebut bertolak belakang dengan dirinya yang cenderung memiliki fisik yang lemah dan memiliki sisi feminin yang dominan di dalam dirinya. Ginting juga pernah mendapatkan perlakuan pelecehan yang diterimanya dari teman ayahnya hingga membuat lukanya membekas di hatinya dan menimbulkan rasa trauma yang mendalam. Di masa remajanya, Ginting selalu dibully oleh Darwish dan Ginting sulit untuk melawannya. Darwish semakin merajalela melakukan kekerasan pada Ginting ketika pacarnya, Isabella selalu menolong dirinya yang sebagai adik kelas mereka menjadi sasaran target Darwish. Beranjak dewasa, Ginting menjadi orang yang sulit mengelola emosinya dan berujung pada depresi. Sadar ada yang tidak beres dengan dirinya dan ingin memeriksakan mentalnya pada psikolog, alih-alih dilakukannya, justru ia dipandang sebagai kaum lemah dan tidak maskulin ataupun macho. Hingga ia pun tak kuat untuk menerima semua itu, akhirnya ia melampiaskannya di dalam lubang setan; narkoba. Akankah Ginting dapat keluar dari sebuah stigma maskulinitas yang mengikat dirinya sebagai seorang laki-laki demi bisa bebas untuk mengekspresikan dirinya dan keinginannya untuk menjadi dirinya sendiri?
14 parts