Kata Ibu, Mas Irwan adalah calon suami potensial. Sudah mapan juga rupawan. Banyak ibu-ibu yang antri untuk menjadikan dia sebagai menantunya. Tapi tidak denganku. Setiap ucapan Ibu tentang sosok pria itu, hanya aku dengarkan melalui telinga kanan, dan keluar lagi melalui telinga kiri. Aku abaikan. Lagipula, siapa juga yang mau dijodohkan dengan seorang duda jika stok pria lajang di dunia masih banyak. Terlebih aku juga baru lulus kuliah dan mengantongi gelar sarjana sekitar satu bulan lalu. Belum ada keinginan, juga niatan untuk menikah. Namun, semua berubah ketika diriku mulai terusik akan rasa rindu pada sosok Mas duda itu. Hidup jadi tidak tenang, juga hati yang mulai gelisah tidak karuan. "Mer! Dengar Ibu tidak. Malam minggu kamu harus ikut Ibu ke acara pertunangan Irwan anak juragan beras." Aku mulai mencerna apa yang Ibu katakan. Irwan. Anak juragan beras. Jangan-jangan Irwan yang Ibu maksudkan adalah Mas Duda yang aku rindukan.
6 parts