Malam itu, pukul 20.30. Asap putih menyelinap masuk melalui fentilasi ruangan. Menembus keheningan dan membuat malam semakin dingin. Aku menarik selimut, menjaga tubuhku dari serangan udara dingin lalu memperbaiki posisi bantalku. Kulihat, asap itu terus melayang di udara- melewati apa saja benda yang berada di sekitarnya. Seperti mencari sesuatu, entah apa dan mengapa. Perlahan demi perlahan, asap tersebut telah berada tepat di atas kepalaku. Berputar- putar, kemudian menjauh-sejauh tiga meter dariku. Asap itu terhenti. Mulai menurun dan membentuk sebuah gumpalan. Dari gumpalan tersebut, muncul seekor kucing mungil berwarna hitam. Kucing itu mengeong, mulai berjalan menghampiriku. Satu langkah, kucing tersebut masih terlihat normal bahkan menggemaskan. Dua langkah, hewan mungil tersebut mulai membesar-setinggi anjing. Hingga langkah kelima, kucing tersebut sudah setinggi setengah badanku. Kucing tersebut berubah. Tak lagi menggemaskan, justru sebaliknya. Mataku terbelalak. Hewan itu sekarang sudah satu meter di depanku. Terus melangkah seperti layaknya seekor kucing mungil yang lucu. Aku memeluk gulingku, mencengkeramnya erat- erat. Hewan itu semakin mendekat, kemudian membuka mulut- yang di dalamnya terdapat banyak sekali gigi tajam. "Astaga" Sekarang, hewan buas itu sudah berada tepat di hadapanku. Aku meringis ketakutan. Memejamkan mataku, dan "AAAAAAAARRRKHH...!!!!!!!!!!! " Aku terbangun dari tidurku. Mimpi buruk.