"sudah berapa lama anda tidak tidur pangeran?" ucap Felix sambil menatap sang pangeran khawatir.
"Felix, aku baik baik saja, untuk masalah tidur jangan di pikirkan, Athanasia yang harus kita pikirkan sekarang dia belum tidur beberapa hari ini" ucap y/n sambil mengerjakan berkas yang tersisa dari meja kerja sang ayah.
"ta-tapi pangeran"
"Felix aku tidak apa apa tenang saja, bisakah kau pergi, aku ingin sendiri"
Felix menghela nafas nya lalu membungkuk dan pergi dari ruangan itu, y/n menyandarkan tubuh nya ke sandaran kursi yang ada di sana.
"Lucas" ucap y/n pelan
"kau mencari ku manis?" itu suara Lucas yang menyahut
Ekspresi Lucas yang ada senyuman nya tiba tiba berubah, wajah nya merengut tak suka melihat penampilan manis nya sekarang.
"bisa kah kau buat Athanasia beristirahat?, aku khawatir dengan nya buat dia tidur dengan nyenyak agar dia tak sakit" ucap sang Oracle sambil memandang Lucas
"ahhh, itu gampang untuk ku melakukan nya, tapi kau yang menjadi masalah di sini sekarang kau manis ku, berapa lama kau tidak tidur hah?"
"emm,tiga hari ku rasa"
"apa kau bilang?!, tiga hari?!, kembali kekamar mu atau aku yang akan memindahkan mu!"
"tapi Lucas, masih banyak perkerjaan yang harus ku lakukan" ucap y/n dengan nada lemah
"Tidur sekarang atau ku bakar semua kertas kertas ini" ucap Lucas mengancam
"baiklah aku akan tidur setelah bertemu dengan ayah"
"janji ya, awas saja kalau kau sampai mengingkari nya"
"iya Lucas"
Lucas mendekat ke arah y/n lalu mengangkat tubuh itu seperti gaya pengentin lalu menghilang.Dan tiba tiba saja mereka muncul tak jauh dari kamar sang raja.Mereka berdua berjalan dan melihat kamar sang raja yang sedikit terbuka.
"putri, tampak nya keadan yang mulia sudah stabil jadi putri kembalilah dan beristirahat" ucap Felix
"akan saya beritahu jika yang mulia sudah bangun.anda harus segera tidur" lanjut Felix lagi yang masih membujuk Athanasia.
Tapi Athanasia tak memperdulikan perkataan sang penjaga.
"Athanasia"
Athanasia kembali ke dunia nya, dia melihat ke belakang dan menemukan sang kakak yang tersenyum tipis di sana, tapi Athanasia tahu kalau senyuman itu hanyalah sebuah topeng yang di pakai oleh sang kakak.
"pergilah ke kamar mu, kakak yang akan menjaga ayah tak perlu cemas ayah akan baik baik saja" ucap y/n sambil mengusap kepala Atahansia yang duduk di pinggiran ranjang sang ayah dengan tempat duduk nya.
"putri, saya akan mengantar kan anda ke kamar" ucap Lucas
Athanasia sedikit mengusap mata nya lalu berdiri dan memeluk erat sang kakak seolah melemparkan beban itu ke kakak nya, sementara itu y/n memeluk balik Athanasia seolah menerima semua beban itu.
Lalu Athanasia pun pergi bersama Lucas.
"Lily dan Felix tolong tinggalkan aku, aku ingin berdua bersama ayah, bisa kah?"
"tentu pangeran"
Mereka berdua pergi meninggal kan sang pangeran berdua bersama sang raja, perlahan air mata mulai berjatuhan dari kedua mata indah itu, tangan y/n memegang tangan sang ayah.
"ayah, bangun lah aku merindukan ayah"
Sinar putih menyelimuti mereka berdua selama beberapa detik sinar putih itu meredup dan menyisakan sang pangeran yang tertidur di samping sang ayah sambil memegang tangan besar itu.
'tidur lah, kau sudah berjuang keras'
Suara itu muncul, bukan ini bukan suara yang selalu menghantui nya, suara ini begitu lembut walaupun y/n tahu kalau suara ini seorang pria.
"sia-pa?"
Dan setelah itu hanya suara dengkuran kecil yang terdengar y/n sudah menutup mata nya menyusul Claude yang juga tertidur yang entah kapan dia bisa membuka mata nya.
Tanpa y/n sadari di samping nya ada berdiri sosok yang begitu lembut pandangan nya yang tengah memperhatikan nya.
|Foto Merlin|
"sebentar lagi kita akan bertemu, tapi sebelum itu aku harus menemui keduapria (Sialan) itu sebelum bertemu dengan mu.........Y/n"
****
Seminggu telah berlalu Athanasia tak pernah meninggalkan kamar Calude, kalau pun dia keluar itu karena permintaan kakak nya.
Seminggu ini entah bagaimana tubuh y/n agak meringan, sekarang sang Oracle sedang berjalan menuju kamar sang ayah saat kemudian ia melihat Athanasia keluar sambil membawa kertas.
"kakak"
"ada apa Athanasia?, kenapa kau begitu terkejut?" ucap y/n sekarang ada di depan Athanasia.
"aku rasa ada yang aneh. Aku berpikir berita penyakit ayah telah tersebar" ucap Athanasia
"......"
"bagaimana anda..." tanya Felix
"karena surat surat terbaru menyebutkan ayah" ucap Athanasia lagi.
Y/n mengambil surat yang di pegang Athanasia dan membaca surat surat itu dan tak memberi respon apapun.
"rasanya seperti mereka mencari petunjuk dari ku, aku cukup yakin kondisi ayah tidak di ketahui oleh siapapun" ucap Athanasia pasti
"kau juga menyadari nya juga rupa nya Athanasia" ucap y/n sambil menepuk kecil kepala adik nya.
Y/n hanyut dalam pikiran nya, kenapa ini bisa terjadi dan apa kemungkinan kemungkinan lain nya rasa nya tidak mungkin keadaan sang raja diketahui
Hanya dengan orang orang terdekat, tidak mungkin..............
Tidak itu pasti tidak mungkin y/n tidak akan pernah percaya apa yang baru saja dia pikirkan, kenapa dia ingin menuduh nona magritha.
Tiba tiba ada sebuah tangan yang memegang bahu nya yang membuat sang pangeran kembali ke dunia nya.
"kakak yang akan melakukan nya"
"?"
"maksud mu Athanasia?"
"kakak yang akan mengambil tugas sebagai Raja, karena kakak adalah putra mahkota bukan?" tutur Athanasia
Wajah Felix dan Lily terkejut bukan main begitu juga dengan y/n yang baru saja memperoses perkataan yang di keluarkan oleh sang adik.
"apa maksud dari perkataan mu itu Athanasia?, aku adalah Oracle aku tidak bisa menjadi putra mahkota apa lagi seorang Raja"
"tapi kakak"
"Athanasia, dengakan kakak, satu satu nya yang berhak saat ini adalah kau kau adalah calon ratu berikut nya, jika aku yang mengambil posisi itu maka kita berdua akan berebut mengambil posisi kursi raja yang kosong dan itu sampai salah satu dari kita mati" ucap y/n panjang lebar
Hening tidak ada yang berbicara
"ada satu cara yang mulia"
"Zen?!"
Zen tersenyum sambil merencanakan sesuatu...
***
Pas hari pertemuan y/n memakai pakaian khas Oracle di bantu oleh V dan juga Zen.
"kau yakin ini akan berhasil unggas?" tanya V ke Zen
"tentu saja kadal tua sialan!, Putri itu memerlukan y/n di samping nya dia itu tak berpengalaman sekali, yang ada nanti kerajaan ini menanggung malu karena nya....aduh!" ucap Zen terpotong karena lemparan sepatu dari V.
Y/n hanya tertawa melihat kelakuan mereka berdua
(note: yang foto terakhir itu hanya seperti jaket atau hiasan saja lah, walaupun seperti gaun perempuan tapi itu adalah Ciri khas seorang Oracle)
"bagaimana penampilan ku?" tanya y/n kepada Zen dan juga V
"kau cantik seperti bisanya nya" ucap Zen
"tentu saja dan itu pasti" sahut V
"kalian berdua ini, aku akan pergi sekarang, sampai jumpa"
Syuttt
Tiba tiba sang pangeran menghilang, tentu saja dengan kekuatan sihir nya dia sudah ada di hadapan pintu ruang pertemuan.
"pa-pangeran?" tanya sang penjaga pintu terkejut
"maaf membuat mu terkejut" ucap sang pangeran dengan tawa yang lembut. Yang sukses membuat si pria penjaga pintu salah tinggkah.
"yang mulia Y/n de Alger Obelia memasuki ruangan"
Banyak pasang mata yang menatap pangeran muda yang tengah berjalan dengan anggun nya, orang orang itu memperhatikan sang pangeran sambil tersenyum.
"maaf atas keterlambatan saya"
"tidak apa apa pangeran, saya senang melihat calon raja ada di sini-" ucap salah satu dari orang orang itu terpotong oleh ucapan y/n.
"maaf, saya hanya datang untuk men-sah kan pertemuan ini dan mengambil keputusan terakhir, dan juga saya datang sebagai Oracle bukan sebagai pangeran" ucap y/n dengan sangat formal yang membuat Athanasia memandang sang kakak takjub.
"baiklah, sebelum kita mulai apakah ada yang ingin kalian sampaikan?" tanya y/n sambil berjalan ke arah Athanasia dan bediri si sisi lain dari Athanasia.
Hening tak ada yang menjawab, y/n merasakan ada yang aneh dari salah satu penjaga para bangsawan yang ada di ruangan ini, y/n mulai waspada dia tak boleh lengah sekarang.
"baiklah karena tak ada yang bertanya saya kan memulai rapat ini"
TBC
Sayonara MotherF*ckers!