OUR FATE [ Draco Malfoy x Rea...

By rosewand

31.9K 3.9K 102

π•Ίπ–šπ–— π•±π–†π–™π–Š, Mereke sangat dekat, menjalani hari-hari bersama, dan itu semua karna takdir. Namun, takdir... More

[ hello! ]
princess
our childhood
last game
hogwarts letter
diagon alley
new robe and an owl
wand
platform 9ΒΎ
brown eyes
beautiful
welcome!
common room
corridor
first day
snake ring
bad memory
broom class
hermione
troll
[ white family tree ]
december
second year
different story
ronald weasley!
[ promotion page. ]
beware!
brackium emendo
duel
they look suspicious
aragog
lockhart gilderoy
hagrid is back!
got a letter
dementor
divination classroom
buckbeak
my boggart
first date
divination

mud-blood

511 77 4
By rosewand

[ 𝐏𝐄𝐑𝐇𝐀𝐓𝐈𝐀𝐍: 𝐒𝐞𝐥𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤 𝐉.𝐊. 𝐑𝐨𝐰𝐥𝐢𝐧𝐠, 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐧𝐣𝐚𝐦 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐚𝐤𝐭𝐞𝐫 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚. ]


---------------------------- < 3




Setelah makan siang mereka usai, Ruel memisahkan dirinya untuk bergabung bersama dengan teman-teman dari tahun keempat. Sedangkan Louis, Draco dan Winter melangkahkan kaki mereka untuk memasuki sebuah kelas Pertahanan terhadap Ilmu Hitam.

Semua murid tahun kedua sudah berada di dalam kelas, Louis duduk bersama Draco dan Winter bersama dengan Pansy, namun sudah beberapa menit dari jam pelajaran dimulai, sang Professor yang mengajar belum juga keluar.

Kelas begitu ramai hingga sebuah pintu yang berada di atas terbuka, memunculkan seorang pria dengan pakaian berwarna krem senada dengan warna rambutnya, itu adalah Gilderoy Lockhart.

"Oh.. Tidak bisakah tahun ajaran kedua dimulai dengan sesuatu yang baik?" Gumam Winter saat Professor tersebut memandang seisi kelas dengan senyuman meneyebalkan. Namun Pansy dan anak perempuan lain yang berada dikelas sepertinya sangat menyukai pelajaran kali ini.

Draco mencolek bahu Winter yang ada duduk di depannya, "Sepertinya tahun keduamu akan menyebalkan."

Winter menolehkan wajahnya dan memasang wajah sebal, "Kau tahu jawabannya."

"Perkenalkan guru baru kalian yang mengajar "Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam"."

"Me, Gilderoy Lockhart." Lanjut sang Professor memperkenalkan dirinya.

Pria tersebut berjalan menuruni anak tangga untuk berdiri di depan kelas sembari menceritakan tentang dirinya, "Angkatan Merlin, kelas tiga, anggota kehormatan liga "Pertahanan Ilmu Hitam", dan menang lima kali kejuaran "Senyuman Mempesona" versi mingguan Witch."

"Winter, dia sangat tampan bukan?" Pansy menopang dagunya dan menatap Professor Lockhart, senyuman mengembang di wajahnya, begitu pula rona merah di pipi.

Pria tersebut, Professor Lockhart sudah sampai di bawah dan berdiri di samping meja mengajarnya, "Tapi saya tidak suka bicara soal itu. Saya tidak mengalahkan Bandon Banshee dengan tersenyum padanya." Ia tersenyum, memamerkan deretan gigi putihnya.

"Orang aneh." Winter kembali menggerutu pelan sambil menatap ke arah lain, kemanapun asal tidak menatap wajah Professor tersebut.

"Sekarang, awas!" Peringat sang Professor.

"Tugas saya adalah menyiapkan kalian menghadapi makhluk paling jahat di dunia sihir. Kalian mungkin akan sangat takut di ruangan ini, kalau tidak ada saya di sini." Lockhart menarik sebuah kain yang menutup kandang burung, "Jangan berteriak, itu malah membuat mereka marah."

Makhluk kecil berwarna biru itu langsung menjadi perhatian seluruh murid yang ada di kelas, Cornish Pixies yang terkurung.

"Cornish Pixies yang baru ditangkap." Jelas Lockhart dan malah mendapatkan tertawaan dari salah satu murid Gryffindor yang berada kelas. Ia menganggap bahwa makhluk tersebut tidaklah berbahaya.

"Tertawa lah, Mr. Finnegan, tapi 'Pixies' bisa menjadi perusak kecil yang jahat. Mari kita lihat bagaimana kalian menghadapinya." Tangan pria itu membuka sangkar Pixies, dan para Pixies dengan cepat terbang kesana kemari, membuat kelas terasa seperti taman bermain untuk mereka.

Seluruh murid bangun dari bangku mereka, mencoba bersembunyi, melindungi diri mereka dari gangguan Pixies tersebut, begitu juga Winter yang langsung menutupi dirinya dengan jubah yang sedang ia pakai. Namun beberapa Pixies mencoba mengganggunya, hal tersebut membuat Louis memukul beberapa makhluk kecil tersebut dengan buku besar yang tidak jauh dari jangkauannya.

"Menyingkirlah, makhluk bodoh." Kesal Louis yang mana para Pixies tersebut semakin banyak mengelilingi tubuh mereka berdua.

Sang Professor yang ada di sana, bukannya membantu, dia malah melarikan dirinya dan masuk ke dalam ruang istirahat, meninggalkan seluruh kekacauan kelas akibat pelajarannya.

Winter yang semakin kesal karna makhluk biru dan Professor itu akhirnya mengeluarkan tongkat sihirnya, mengarahkannya ke atas menuju gerombolan para Pixies.

"Immobulus!"

Mantra yang diucapkannya membuat pergerakan para Pixies melambat, dan sebuah kesempatan itu langsung digunakan oleh Winter untuk berlari keluar, tak lupa untuk menarik tangan Draco dan Louis ikut bersamanya.


----------------------------


[ Winter POV : START. ]

Hari ini aku mengikuti latihan Quidditch. Tidak, tidak, bukan aku, aku hanya menemani tiga serangkai yang senang bermain dengan sapu terbang itu. Mereka memaksaku untuk melihat latihan mereka.

Aku sempat berpikir, apa mereka sengaja menyiksaku dengan melihat pertandingan yang sebenarnya tidak aku sukai tersebut? Hanya karna Draco sering mengajakku menonton pertandingan itu, aku "berpura-pura" dengan tanda kutip menerima permainan tersebut.

Aku berjalan di belakang kelompok Quidditch asrama Slytherin.

Kedua saudaraku langsung diangkat menjadi pemain Quidditch inti karna reputasi dari Ruel di sekolah lamanya, ia sering bermain bersama dengan pemain hebat lainnya seperti Viktor Krum. Sedangkan Louis, ia tidak seperti pemula pada umumnya, dia cukup lihai mengendalikan sapu terbangnya.

Pertanyaanku adalah, apa motivasi mereka memainkan benda seperti itu?

Ngomong-ngomong tentang anggota tim Quidditch, aku sangat menyayangkan kepindahan Terence Higgs yang sangat mendadak, ia tidak memberikanku pesan terakhir ataupun yang lainnya. Aku pikir kita akan menjadi teman baik, meskipun dia sedikit menyebalkan.

Namun posisinya di tim Slytherin langsung digantikan oleh Draco yang akan merangkap sebagai Seeker baru, kemudian Ruel akan menjadi Beater sedangkan Louis adalah Chaser baru dari tim asrama kami. Wow, semua laki-laki yang sangat dekat denganku, mereka bermain permainan yang mereka tahu betul tidak aku sukai. Hebat.

Bersamaan dengan tim Quidditch Slytherin yang memasuki lapangan, datanglah tim Quidditch dari asrama lain, yaitu asrama Gryffindor. Dan seperti sebuah takdir, mengapa selalu Slytherin dan Gryffindor.

"Kau mau kemana, Flint?" Peringat ketua tim Quidditch lawan, Oliver Wood.

"Latihan Quidditch, tentu saja."

"Aku sudah booking lapangan Quidditch untuk Gryffindor hari ini."

"Sabar, Wood. Aku ada suratnya." Flint, sang ketua menyerahkan sebuah gulungan surat kepada Oliver.

"Saya, Professor Severus Snape, dengan ini memberikan tim Slytherin izin untuk berlatih hari ini, dengan maksud melatih "Seeker, Beater, dan Chaser" yang baru." Tulis surat tersebut.

Laki-laki bernama Oliver itu memandang ketua tim lawan, "Kalian mendapat anggota baru, siapa?"

Lalu muncul dari arah belakang, Louis, Draco serta Ruel yang memegang sapu terbang milik mereka masing-masing. Menatap tim Gryffindor.

"Malfoy? White?" Heran Harry, salah satu Seeker Gryffindor.

Senyuman miring terukir di wajah anak laki-laki berambut pirang platina, "Benar. Bukan cuma itu, ini baru keluar tahun ini."

"Itu semua "Nimbus 2001". Bagaimana kalian bisa dapat?" Itu adalah Ron yang berdiri bersama Hermione, mereka berdua bergabung untuk memperhatikan perselisihan kedua asrama tersebut.

Ruel berjalan mendekati anak laki-laki tersebut, "Hadiah dari ayah Draco."

"Lihat, Weasley, tidak seperti yang lain, ayahku bisa memberikan yang terbaik."

Oh, ini tidak berjalan dengan baik, aku lantas berjalan mendekati Ruel dan Draco, mencoba menahan kedua anak laki-laki itu.

"Setidaknya tak ada anak Gryffindor yang harus menyogok." Hermione akhirnya mengeluarkan suaranya, namun aku sedikit tidak terima dengan ucapannya, karna aku tahu mereka bertiga, Ruel, Louis dan Draco memiliki keahlian hebat.

"Mereka benar-benar punya bakat."

Tanpa sadar aku melangkah maju mendekati Hermione, "Kau salah! Mereka juga memiliki bakat." Jawabku tegas. Hermione tampak bingung dengan sikapku yang mendadak berubah, namun Draco dari arah belakang menghampiriku.

"No one asked your opinion, you filthy little mud-blood!"

Mendengar hal tersebut keluar dari mulut Draco, aku langsung terkejut dan menutup mulut Draco menggunakan tanganku. "Stop!" Bisikku kepadanya.

Ron tidak terima jika temannya dikatai dengan kata-kata buruk, ia langsung mengeluarkan tongkat sihirnya, "Kau harus membayar itu, Malfoy! Eat Slugs!" Ia mengucapkan sebuah mantra diakhir, namun sayangnya tongkat sihirnya yang rusak itu malah mengakibatkan mantra yang ia sebutkan berujung pada dirinya sendiri.

Aku kemudian menghampiri Ron yang tubuhnya terpental cukup jauh, wajahnya terlihat sangat pucat, mulutnya seperti ingin memuntahkan sesuatu, "Ron, you okay?" Tanyaku dan berjongkok di sebelahnya.

"Say something!" Pinta Hermione.

Lalu ia benar-benar memuntahkan sesuatu yang sangat menjijikan, bekicot keluar dari mulut salah satu anak dari keluarga Weasley. Aku yang melihatnya tepat dengan kedua mataku langsung merasakan mual yang sangat mendalam.

Kemudian Ron bangkit dibantu oleh Hermione dan Harry, mereka berjalan menuju kediaman Hagrid.

Rasanya ingin sekali aku menyusul mereka, namun saat aku melewati tim Quidditch Slytherin, tanganku ditahan oleh Draco.

"Kau harus tetap di sini, Winter."

[ Winter POV : END. ]

Continue Reading

You'll Also Like

369K 4K 83
β€’Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre β€’woozi Harem β€’mostly soonhoon β€’open request High Rank πŸ…: β€’1#hoshiseventeen_8/7/2...
278K 28.9K 31
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
186K 9K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
52.9K 5.6K 20
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...