Pengagum Rahasiamu

By azlast

154K 10.6K 155

[SELESAI] "Semua yang kita harap, tidak sepenuhnya berakhir seperti yang diharapkan. Terkadang, membiarkan ta... More

Prolog
01 - Senam Pagi
02 - Sok Kenal Sok Dekat
03 - Kantin
04 - Aneh?
05 - Permulaan
06 - Ternyata Benar
07 - Pertandingan
08 - Ulang Tahun Devi
09 - Sahabat
10 - How Could it Be?
11 - Hari Patah Hati Nasional
12 - Temu dan Pisah
13 - Hurt to Remember
14 - Mata-Mata Harimu
15 - Unexpected
17 - ....
18 - Pulang
19 - Bertemu
20 - Pergi
21 - Untitled
22 - Demi Skripsi
23 - The Unknown Feeling
24 - Suratmu dan Suratnya
25 - Airport and Jack
26 - Indonesia
27 - Will You Marry Me?
28 - Kanjeng Ratu
29 - Akhir Kisah
30 - Akhir Kisah II
Extra Chapter (1)
Hm, ada yang baru nih!
Extra Chapter (2)
mau curhat :)

16 - Feeling

3.4K 276 1
By azlast

Satu tahun kemudian

Suasana lapangan upacara SMA Pancasila terasa sangat menegangkan, terutama bagi mereka anak kelas dua belas yang sedang berbaris rapih menantikan hasil pengumuman kelulusan.

"Ra, kita pasti lulus kan?"

"Iya Dev, gue yakin kita semua lulus."

Kirana dan Devi kembali fokus ke mimbar yang telah menampilkan sosok Kepala Sekolah mereka. Kepala sekolah mulai menyampaikan sepatah dua patah kata sambutan, sebelum membaca sebuah surat dari dinas pendidikan berisikan hasil dari kelulusan anak muridnya.

"Apapun hasilnya, kalian harus tetap semangat dan jangan putus asa." Ucap kepala sekolah sedikit terjeda untuk membuka amplop di tangannya. Para siswa sudah mulai mengeluarkan keringat dingin mengenai nasib mereka masing-masing. Memang belum ada sejarah SMA Pancasila yang tidak lulus. Tapi, tidak ada satupun yang tahu kan?

Setelah mencermati isi surat dari dalam amplop yang tadi ia keluarkan, sang kepala sekolah kembali melanjutkan ucapannya.

"Kalian sudah melakukan yang terbaik untuk diri kalian sendiri dan sekolah ini. Selamat kalian lulus 100 persen." Sembari tersenyum bangga menatap anak muridnya dari sisi kanan hingga sisi sebelah kiri, ia menepukkan kedua tangannya memberikan apresiasi.

Sedangkan anak muridnya, masing-masing mengeluarkan ekspresi yang berbeda. Ada yang tersenyum, ada yang berteriak sambil lompat-lompat, dan tidak sedikit yang menangis tersedu sembari memeluk temannya, seperti Devi dan Kirana yang larut dalam peluk dan tangis mereka.

"Ra, kita udah beneran lulus nih?" Tanya Devi sembari melepaskan pelukannya.

Kirana menganggukkan kepalanya lemah.

"Iya Dev, gue seneng tapi gue juga sedih. Gue belum siap LDR-an sama lo."

"Sama Ra, gue bakal kangen sama lo. Satu-satunya temen yang ngga pernah morotin gue walaupun gue minta." Kata Devi sembari tertawa ringan.

wIa benar-benar bersyukur bisa berteman dengan Kirana. Sebab dulu, waktu awal masuk ke SMA ini, Devi sempat salah memilih teman. Dia pernah terjerumus ke dalam lingkup Sisil yang suka berfoya-foya. Yang menyedihkannya lagi, setelah mereka mengetahui kenyataan bahwa Devi adalah anak seorang pengusaha, mereka semakin gencar memanfaatkan gadis itu. Mulai dari meminta traktiran di restoran mewah bahkan sampai pernah meminta Devi untuk memakai mobil mewah milik ayahnya saat akan hangout, yang tentunya Devi tolak permintaan konyol itu. Berbeda dengan Kirana yang lebih memilih untuk memesan Carol daripada menaiki mobil Devi karena alasan klasik "Ngga usah lah Dev, gue ngga mau numpang mobil
ke orang yang belum punya SIM. Bukannya sampai tujuan, malah ditilang duluan. Amit-amit." Kalau mengingatnya, Devi merasa ingin tertawa sendiri. Padahal sekalipun ditilang, ia masih bisa membayar dendanya.

Untungnya, ia berhasil bertemu orang seperti Kirana sebelum ia resmi menjadi anggota CCI.

"Sama Dev, lo juga satu-satunya temen yang selalu ada buat gue. Terlepas dari semua kekurangan gue."

Mereka kembali berpelukan hingga suara yang tak asing mulai merusak suasana.

Kruuk kruuk

"Sorry Ra, gue laper banget, tadi belum sempet sarapan, keburu panik takut telat." Kata Devi sambil memperlihatkan cengiran tidak tahu dirinya.

"Makanya, anak gadis jangan suka begadang." Kirana tampak seperti sedang berpikir, lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Ayam gepuk es teh jumbo?"

"Let's gooo!"

Mereka berdua dengan semangat '45 mengambil tas masing-masing di kelas dan segera memesan Carol menuju kedai ayam gepuk langganan mereka.

Kirana dan Devi memang bisa dikategorikan sebagai best friend goals, walaupun banyak debatnya tapi mereka akan kembali akur di menit berikutnya. Satu tahun belakangan ini mereka gunakan dengan sebaik yang mereka bisa. Mereka sering menghabiskan waktu bersama walaupun hanya sekedar untuk bercerita. Terutama setelah deep talk mereka di taman hotel yang menjadi lokasi resepsi pernikahan Rey dan Rena.

-Flashback On-

"Gue bakal cerita, tapi ngga disini Dev."

Kirana lantas menarik tangan Devi untuk keluar dari ruangan tersebut. Hingga langkahnya berhenti di sebuah taman yang cukup sepi. Lalu mulai menarik Devi untuk duduk disebelahnya.

"Sebenernya ada apa sih, Ra?"

"Maaf, gue bukan bermaksud apa-apa. Tapi, gue yakin lo pasti penasaran juga dengan apa yang terjadi di atas panggung. Dan, ini ada hubungannya dengan batalnya pertunangan Bang Gio."

Devi berusaha mencerna kata-kata yang Kirana lontarkan. Memang benar kata Kirana, dia sangat penasaran dengan kejadian antara Dita dan mempelai wanita. Tak lupa, ia juga sedikit penasaran dengan batalnya pertunangan Bang Gio, yang sudah lama ia nantikan untuk hadir atas ajakan Kirana.

"Sebenarnya, Kak Rena adalah mantan calon tunangannya Bang Gio."

-Flashback off-

*

"Assalamualaikum, son apa kabar?" Suara seorang wanita terdengar dari panggilan telepon yang baru terhubung.

"Waalaikumsalam Mom, Sean baik-baik aja. Mommy, apa kabar?"

"Mommy lebih dari sekedar baik-baik saja."

"Oh iya, ada apa Mom telepon Sean?" Sean sudah sangat hafal tabiat Mommynya.

"Apa harus ada apa-apa untuk Mommy nelpon anak Mommy?"

"Ya tidak sih, tapi terakhir kali Mommy bilang tidak ada apa-apa, Mommy cerita panjang lebar akhirnya." Kata Sean mengingatkan Rina sembari tersenyum jahil.

"Kamu sangat mengerti Mommy, Sean. Sebenarnya memang ada yang ingin Mommy sampaikan sama kamu."

"Ada apa Mom?"

"Apa kamu ada waktu kosong untuk minggu ini? Mommy ingin mengenalkan kamu dengan anak teman Mommy secara langsung."

Sean mencerna kata-kata yang baru saja terucap dari Mommynya. Apakah perjodohan ini masih berlaku? Sean pikir, sudah tidak ada perjodohan konyol ini. Karena, sudah hampir setahun Mommynya tidak pernah menyinggung atau membicarakan perjodohan saat berbincang via telepon dengannya.

"Sean, kurang tau Mom. Nanti coba Sean cek jadwal kelas Sean."

Sebenarnya bisa saja Sean pulang ke Jakarta Sabtu ini, karena rapat para dosen membuat hari itu harus benar-benar dikosongkan. Dan memberi waktu istirahat tambahan bagi para mahasiswanya.

"Se, kalau memang kamu bisa kesini kabari Mommy segera, ya. Mommy sangat berharap terhadap perjodohan ini."

"Akan Sean usahakan, Mom."

"Ya sudah, kalau gitu sekarang Mommy tutup telponnya dulu. Wassalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Mom."

Sean hanya diam termangu memikirkan takdir yang memainkan perasaannya. Apakah dirinya bisa menerima perjodohan ini? Disaat hatinya sudah hampir penuh terisi oleh nama seseorang, yang sudah berhasil mengubah rasa benci menjadi rasa suka.

Iya. Satu tahun ini, tepatnya setelah Sean mendengarkan suara Kirana di IGTV Devi, didukung dengan mimpi yang selalu menghadirkan sosok gadis itu, membuat ia tidak bisa memenangkan egonya lagi. Mau sekeras apapun usahanya untuk membenci gadis itu, ia tetap saja tidak bisa membohongi kata hatinya. Karena kata hatinya dengan lantang berkata, bahwa dia mulai menyukai gadis itu.

*

"Ra."

"Apa Ma?"

"Akhir minggu ini kamu ada acara nggak?"

"Acara? Hm, kayanya ngga ada. Kenapa Ma? Oh, Kirana tau. Mama sama Papa pasti mau ngajak Kirana jalan-jalan kan? Ke Dufan? Yuk yuk." Kata Kirana dengan cepat yang terdengar sangat menyebalkan di telinga Dita.

"Haish, kamu itu kebiasaan banget. Mama sama Papa emang mau ngajak kamu keluar tapi bukan untuk jalan-jalan, melainkan untuk menghadiri acara makan malam."

Kirana mengerutkan keningnya dalam. Karena menurutnya, sangat jarang keluarganya menghadiri acara makan malam. Biasanya mereka hanya akan menghabiskan makan malam berempat. Atau mungkin ketika Kakak Kirana dan keluarga kecilnya itu pulang kampung, mereka baru akan makan malam bersama di luar.

"Makan malam? Sama siapa?"

"Sama Tante Rina sekeluarga."

***

Hiii! Long time no see :)
Maaf ya, buat typonya :)

Pernah ngga sih, kalian kaya ngerasa  ide udah banyaaaakk banget di otak, tapi pas mau nulis, mendadak bingung apa yang harus ditulis.

Aku lagi ngalamin hal itu :))

Luv,
Azliana Astari🌻

Continue Reading

You'll Also Like

90.3K 2.5K 13
seseorang lelaki tampan,kaya raya tetapi egois dan suka mempermainkan perempuan tepatnya mempermainkan pernikahannya. ia telah 4 kali mengalami perce...
73.4K 2.9K 16
Ambisi seorang wanita yang ingin cepat-cepat menikah.
554K 15.8K 49
Kata orang jadi anak bungsu itu enak, jadi anak bungsu itu menyenangkan. Anak bungsu di manjain, di prioritas kan, dia sayang, bahkan di ratukan oleh...
18.8K 1.6K 7
Mencintai sahabatmu bukan hal yang salah. Tapi, lihatlah batasan itu sebelum melewatinya.