A Hug

Oleh dyrannosaur

103K 8.3K 1.5K

{ 1 } |✨|「Tamat」 Hanya pelukan yang Halilintar butuhkan saat ini. • BoBoiBoy fanfiction • • Bahasa Indonesia... Lebih Banyak

pengenalan
📌1⃣📌
📌2⃣📌
📌3⃣📌
📌4⃣📌
📌5⃣📌
📌6⃣📌
📌7⃣📌
📌8⃣📌
📌9⃣📌
📌🔟📌
📍11📍
📍12📍
📍13📍
📍14📍
📍15📍
📍16📍
📍17📍
📍18📍
📍19📍
📍20📍
📎 21 📎
📎 22 📎
📎 23 📎
📎 24 📎
📣 Time For Discussion 📣
📎 25 📎
📎 26 📎
📎 27 📎
A/n
A/n 2

~ Bonus ~

2.7K 214 46
Oleh dyrannosaur

Kasih bonus dikit ah~

Di ruang tamu, Taufan sedang duduk sembari memainkan handphone nya dan Halilintar yang sedang sibuk dengan kertas-kertas yang berserakan diseluruh ruangan.

"Kak Hali."

"Hm?"

"Kakak masih inget, pertengkaran pertama kita?" tanya Taufan tiba-tiba.

"Hm.. Kemarin?" jawab Halilintar seingatnya.

"Hih... Masa yang kemarin. Itu mah udah pertengkaran yang ke... Banyak! Ayolah... Kalo nggak inget coba ditebak dong."

"Waktu kecil? Sebulan habis kamu dateng ke rumah. Kalo nggak salah kita berantem sampe kamu nangis." ujar Halilintar, yah, itu yang dia ingat kalo masih salah dia menyerah.

"Heh? Yang mana?" tanya Taufan yang malah kebingungan.

"Tuh kan, malah dia yang lupa."

"Iihh... Ufan nggak inget. Coba ceritain."

"Ogah. Males banget."

"Ah, ayo dong... Ceritain."

Halilintar menghela nafas sejenak sebelum ia mulai bercerita. Sungguh, merepotkan sekali adiknya ini.

Halilintar's POV

Flashback

"Ibu, besok Hali disuruh bawa bekal empat sehat lima sempurna." ujarku sambil membuat istana dari balok kayu mainanku.

"Ouh... Oke. Besok Bunda bakal bikin bekal yang paling lengkap buat Hali." jawab Ibu penuh semangat.

"Hmm.. Makasih, Ibu."

"Apapun buat Hali."

"Kak Hali. Kok Bunda kakak panggil Ibu sih??" tanya Taufan yang sedang disampingku sambil bermain mobil-mobilan miliknya.

"Hm? Kan emang Ibu kita." jawabku.

"Tapi Ufan manggilnya Bunda."

"Ya sama aja, Fan. Bunda itu Ibu."

"Tapi, panggilnya Bunda aja."

"Kakak maunya manggil Ibu."

"Iihhh... Manggilnya Bunda!"

"Ibu. Maunya Ibu."

"Bunda!"

"Ibu."

"Bunda iihh!"

"Nggak mau, Fan. Maunya Ibu."

"BUNDAAAAA." Taufan berteriak, hahh... Liat aja pasti aku yang diomelin.

"iya, sayang. Kenapa ini? Ufan kenapa, hm? Kak Hali gangguin Ufan?" tanya Ibu setelah menghampiri kami. Tuh kan, aku yang disalahin.

"Dih, kok Hali sih. Hali nggak ngapa-ngapain." bantahku. Jelas-jelas Taufan nangis sendiri, kok aku yang disalahin?

"Hiks... Kak Hali.. Hiks.. Jahaat!"

"Ih.. Hali nggak apa-apain Ufan!"

"Udah udah. Ini Ufan kenapa??" tanya Ibu sekali lagi.

"Kak.. Hali. Masa manggil Bunda.. Ibu sih. Kan.. Ufan manggilnya Bunda."

"Hali maunya manggil Ibu."

"Ada apa ini? Ayah denger ada yang nangis." Ayah datang. Liat, kalau urusan Taufan semua orang langsung datang.

"Ah.. Ini lho, Ayah. Ufan ngambek gara-gara kak Hali manggil Bunda pake sebutan Ibu." jelas Ibu.

"Oh.." jawab Ayah seadanya, lalu duduk disampingku.

"Ayah... Omelin kak Hali nya tuh... Kak Hali nggak mau nurutin Ufan." adu Taufan.

"Hali.."

Hahh... Taufan kebiasaan banget. Seneng banget ngadu ke Ayah.

"... sebagai kakak, kamu harus bisa ngalah sama adik kamu."

"Tapi, Ayah. Nggak ada yang salah kan? Kata Ayah 'Bunda itu sama kayak Ibu'. Jadi, mau manggilnya Bunda atau Ibu juga nggak salah kan?" ujarku membela diri.

"Iya, emang sama aja. Cuma, sekarang Hali itu kan kakak. Berarti kamu harus bisa bikin adik kamu senang. Jangan sampe bikin adik kamu marah apalagi sampe nangis."

"Ish... Hali kan nggak salah." bantahku lagi.

"Kak Hali mah nggak pernah mau ngalah. Kayak kemarin, masa kepala Ufan di jitak gara–mph!"

"Ufanku sayang. Bisa diem nggak?" ugh! Jangan sampe yang satu ini Taufan aduin juga. Bisa kena ceramah lebih panjang nanti.

"Kepala Ufan kenapa?" tanya Ibu yang sepertinya nggak terlalu dengar ucapan Taufan tadi.

"Nggak kenapa-napa kok, Ibu." ucapku sembari memberikan tatapan maut pada adik manisku itu.

"Oke ya, Hali. Harus ngalah. Bikin Taufan senyum terus." nasihat Ayah sekali lagi.

"Iya, Ayah."

"Hiks..."

Kenapa lagi nih anak.

"Ufan.. Kenapa?" tanya Ibu heran. Bukan cuma Ibu sih, aku sama Ayah juga sama herannya.

"Kepala Ufan masih sakit." ucapnya sambil mengelus kepalanya. Hahh... Nih anak caper banget ya.

Karena males dengar kata-kata mutiara dari Ayah, aku menghampiri Taufan mengelus kepalanya lembut, lalu...

Chup!

... Mencium kepalanya.

"Udah.. Maafin kak Hali, oke?" ujarku, kulihat Taufan diam aja. Entahlah, mungkin dia lelah.

Tapi, tiba-tiba dia menarik bajuku..

Chup!

"Ufan selalu sayang kak Hali."

Begitulah katanya setelah dia mencium pipiku. Lalu memelukku beberapa detik.

Aku terdiam. Saat ini rasanya aku ingin lari. Aku tak menyangka Taufan akan membalasnya.

"Hali?" kali ini, Ibu memanggilku heran.

"Bu-Bunda." ucapku lalu memeluk Ibu dan menyembunyikan wajahku.

"Eh? Kenapa ini?"

"Sekarang Hali manggilnya Bunda. Sesuai yang Ufan mau." ujarku pelan.

"Bunda!" Taufan berteriak sambil ikut memeluk Ibu–maksudku Bunda.

"Kalian ini..." Bunda membalas pelukan kami.

"Eh... Bunda itu punya Ayah." ucap Ayah yang ikut memeluk Bunda.

"A-Ayah..."

"Bunda punya Ufan!"

"Bunda juga punya Hali."

"Ih.. Bunda punya Ayah."

"Udah.. Bunda punya kalian semua."

Chup!

Serentak kami mencium Bunda. Aku pipi kirinya Bunda, lalu Taufan pipi kanannya dan Ayah mencium kepalanya Bunda.

"Saaayang Bunda." ujar kami bersama.

End Flashback

End Halilintar's POV

"Hiks..."

"Eh... Kamu yang minta buat ceritain kan... Malah nangis." Ujar Halilintar heran melihat adiknya yang tiba-tiba menangis.

"Habisnya... Jadi inget Bunda..." ujar Taufan pelan.

"Oh? Maaf."

"Ugh... Kepala Ufan pusing."

'Huh... Mulai deh. Caper.'  batin Halilintar lalu berjalan menghampiri Taufan.

Tuk!

"Hahh.. Trikmu itu udah nggak mempan kalo di pake sekarang." ujarnya setelah menjitak kepala Taufan.

"Ish... Sakit! Kepala Ufan pusing beneran malah di jitak." protes Taufan, walaupun hanya bercanda kakaknya itu emang nggak tanggung-tanggung kalau udah main pukul, apalagi ke Taufan.

Chup!

"Ya udah.. Maaf." Ujar Halilintar, mengelus rambut adiknya sebelum ia pergi melanjutkan urusannya.

"Heh? Apa..."

Ugh... Emang sih tadi aku caper dikit, tapi katanya nggak mempan lagi kenapa malah dilakuin?!  —Taufan—

Hish... Tau ah..  —Halilintar—

🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸

Udah selesai... Gitu aja.

Vote ⭐ dan komen 💬 jangan lupa~

Sekian, terima kasih 😁

20 Desember 2020

dyrannosaur

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

17.4K 2K 29
[Tamat] Sequel dari Fanfic: I Need Family Love. Kisah sang pengumbar tawa yang kehilangan ingatannya. Menjalani kehidupannya dengan para elemental la...
1.5K 122 7
menceritakan tentang seseorang bernama blaze yang selalu di bully dan selalu salah di mata keluarga nya dia juga punya adik bernama taufan dan daun d...
13K 1K 18
Pernah mendengar nama BlackRose... Bagi siapapun yang mengenalnya bakal merinding ketakutan sebagai tanda buruk jika mendapatkan mawar hitam. Bagi ko...
199K 21.2K 35
Apa yang akan kalian lakukan jika tubuh kalian tertukar dengan saudara kalian? Ya, inilah yang terjadi kepada ketujuh kembar yang memiliki kekuatan e...