Jaehyun dan Rose kini sedang menikmati tontonan mereka. Yup, mereka menonton salah satu film dari aplikasi netflix. Keduanya tampak serius memperhatikan adegan demi adegan yang ada di film itu.
Tangan Rose menyambar beberapa butir popcorn yang ada di mangkuk besar itu, kedua mata Rose fokus menonton film itu, sedangkan mulutnya sibuk mengunyah.
Merasa tenggorokannya kering Rose mengambil sekaleng coca cola dan meminumnya. Jaehyun yang diam-diam memperhatikan istrinya itu hanya bisa mengulas senyum tipis.
"Yah abis deh filmnya" keluh Rose.
Tangan Jaehyun ingin mengambil beberapa butir popcorn dari mangkuk yang dipegang Rose. Rose yang menyadari itu pun melayangkan tatapan tajamnya dan memukul pelan lengan suaminya itu.
"Itu ada buah persik kesukaan kamu diatas meja, gausah makan popcorn aku" ujarnya galak.
"Ambilin" Rose berdiri dan berjalan menuju dapur. Ia kembali dengan sepiring buah persik serta segelas jus buah persik. Suaminya itu memang sangat menyukai buah berwarna merah muda itu, ia bahkan selalu menyetok nya di kulkas.
Mata Jaehyun berbinar. Ia mulai memakan buah persik itu dengan suasana hati yang senang.
Tak lama ponsel di saku Jaehyun berdering. Terterera nama Su-Chang disana, ia bergegas pergi menjauh untuk mengangkat telfon itu, Rose yang melihat itu pun timbul rasa curiga. Tidak biasanya Jaehyun seperti itu.
"Halo"
"Halo bos, setelah saya selidiki yang menjebak istri bos adalah Yeri, asisten sekaligus sekretarisnya sendiri"
"Oke, nanti kamu kumpulkan bukti-buktinya dan berikan kepada saya, terimakasih Su-Chang"
Jaehyun mematikan panggilan. Matanya melayangkan tatapan tajam. Berani-beraninya ada orang yang ingin mencelakai istri cantiknya. Jaehyun tidak akan tinggal diam kali ini.
"Yeri" ujar Jaehyun menyimpan nama itu di kepalanya, bibirnya tersenyum smirk.
Tiba-tiba sepasang tangan mulus nan kecil memeluk pinggang Jaehyun. Siapa lagi kalau bukan Rose, Jaehyun melepasnya dan membalikan badannya menghadap istri cantiknya itu.
"Kenapa hm?" Rose menggelengkan kepalanya.
Jaehyun tersenyum menampakan kedua lesung pipinya. "Aku mau ngomong sama kamu by"
Jaehyun menarik tangan Rose dan membawa Rose ketaman belakang. Rose mendudukan bokongnya diatas kursi besi yang tersedia disana.
"Yang bikin kamu kejebak di lift itu Yeri" Rose tampak terkejut dan menatap Jaehyun.
"Kamu selidikin sendiri?"
"Bukan, tapi Su-Chang" Jaehyun berkata lagi. "Besok kamu langsung pecat Yeri aja yaa"
Rose menggeleng. "Gabisa, aku gak sejahat itu"
"Tapi dia yang jahat ke kamu by, dia sengaja mindahin papan itu di depan lift yang gak kenapa-napa, dan kamu malah naikin lift yang masih dalam masa perbaikan"
"Tapi aku, gak tega" ucap Rose.
"Masih gak tega hm sama orang yang udah ngecelakain kamu?"
"Bukan gitu, dia baru aja kerja dikantor tiga bulan yang lalu, dia masuk perusahaan murni atas kerja kerasnya sendiri, aku gak mungkin segampang itu buat mecat dia, lagian masalah kemarin udah aku anggap clear"
Jaehyun menghela napas beratnya. "Terserah" ujar lelaki itu lalu pergi meninggalkan Rose.
Rose bangkit dan menyusul Jaehyun yang sudah berjalan lebih dulu.
"Kamu mau kemana?" tanya Rose yang melihat Jaehyun membawa kunci mobil.
Pertanyaan Rose dianggap sebagai angin lalu oleh Jaehyun. Lelaki itu bergegas pergi keluar tanpa memedulikan Rose sama sekali.
─
Jam sudah menunjukan pukul delapan malam, tetapi Jaehyun belum juga pulang. Rose menatap semua makanan yang dimasaknya, ia juga memasak makanan kesukaan Jaehyun dengan harapan Jaehyun memaafkaannya.
Rose memutuskan untuk menelfon Jaehyun dan pada saat itu juga lelaki yang ditunggunya tadi memasuki rumah. Rose tersenyum lebar melihat kepulangan Jaehyun.
"Jae ini aku masakin makanan kesukaan kamu" Jaehyun bukannya menuju meja makan malah menuju lantai atas membuat senyum di bibir Rose pudar.
"Its okay Rose, kamu bisa makan ini sendiri" ujar Rose menyemangati dirinya sendiri.
Rose membutuhkan waktu 20 menit untuk makan. Ia menatap semua masakannya yang masih tersisa banyak, Rose memindahkan semua itu ke dalam kotak makan dan menaruhnya di laci dapur agar makanan itu tidak terbuang sia-sia.
Rose membuka pintu kamar ia menatap seluruh sudut kamar. Jaehyun kemana? Itulah pertanyaan pertama yang muncul di benaknya.
"Kamar tamu?" ujar Rose pada dirinya sendiri.
Ia tidak mau ambil pusing, Rose memilih untuk tidur dengan harapan esok pagi masalah ini sudah bisa terselesaikan.
─
Bunyi derak lirih membangkitkan cerita-cerita silam. Angin pagi silir pelan mengeriap ke telapak tangan.
Rose meminum teh nya seraya menatap pemadangan pepohonan dari balkon kamar. Ia tampak semangat pagi ini. Tetapi semangatnya hilang kala melihat Jaehyun memasuki mobil.
"Kenapa berangkatnya pagi banget? Kenapa gak minta aku nyiapin baju? Kenapa gak minta pasangin dasi? Kenapa gak minta bikinin kopi? Kenapa?" tanya Rose seolah-olah Jaehyun bisa mendengarnya.
Balkon kamarnya langsung menghadap ke halaman depan rumah, jadi ia bisa melihat siapapun yang datang dan pergi, contohnya tadi; kepergian Jaehyun ke kantor.
Rose bergegas mandi lalu memakai baju yang sekiranya cocok dan menghias wajahnya dengan make up.
outfit Rose hari ini
Ia bergegas turun ke lantai bawah. Sarapannya pagi ini hanyalah sereal dengan susu cokelat, bukan makanan berat seperti biasanya.
─
"Direktur, Yeri" ujar Wendy kepada Rose. Rose menganggukan kepalanya.
"Saya udah tau"
"Terus gimana? Direktur bakal pecat dia?" tanya Wendy penasaran.
Rose menggelengkan kepalanya lagi. "Belum tau"
"Saya keruangan dulu ya"
"Iya direktur"
Rose kembali duduk di kursi kebesarannya, ia kemudian membuka laptop untuk memeriksa proposal apa saja yang harus dikerjakan hari ini.
Tok!Tok!Tok!
"Masuk" terlihat Yeri yang berjalan menghampirinya dengan kepala menunduk.
"Bu saya minta maaf, saya menyesal telah melakukan perbuatan itu, Ibu boleh memecat saya sekarang juga, asal saya mohon jangan laporkan saya ke pihak yang berwajib Bu" ujar Yeri dengan nada penyesalan.
"Kalau saya mecat kamu dengan kesalahan yang kamu perbuat bisa saya pastikan tidak ada perusahaan perbankan investasi yang dapat menerima kamu sebagai karyawannya"
Yeri termenung seraya melayangkan tatapan permohonan nya. "Maafin saya Bu" ujar Yeri.
"Saya gak akan memecat kamu" kata Rose final.
"Direktur serius? Dengan kesalahan yang sudah saya perbuat? Terimakasih banyak direktur"
"Ya asal kamu tidak mengulangi perbuatan itu. Saya rasa kamu masih punya banyak potensi dan punya banyak alasan agar bisa bertahan di perusahaan ini"
"Iya Bu, saya berjanji saya tidak akan mengulangi perbuatan itu, terimakasih banyak Bu" tutur Yeri sambil mengusap kedua pelupuk matanya.
─
banyak sider, mlz ni ak.