Pengagum Rahasiamu

By azlast

142K 10K 155

[SELESAI] "Semua yang kita harap, tidak sepenuhnya berakhir seperti yang diharapkan. Terkadang, membiarkan ta... More

Prolog
01 - Senam Pagi
02 - Sok Kenal Sok Dekat
03 - Kantin
04 - Aneh?
05 - Permulaan
06 - Ternyata Benar
07 - Pertandingan
08 - Ulang Tahun Devi
09 - Sahabat
10 - How Could it Be?
11 - Hari Patah Hati Nasional
12 - Temu dan Pisah
13 - Hurt to Remember
14 - Mata-Mata Harimu
16 - Feeling
17 - ....
18 - Pulang
19 - Bertemu
20 - Pergi
21 - Untitled
22 - Demi Skripsi
23 - The Unknown Feeling
24 - Suratmu dan Suratnya
25 - Airport and Jack
26 - Indonesia
27 - Will You Marry Me?
28 - Kanjeng Ratu
29 - Akhir Kisah
30 - Akhir Kisah II
Extra Chapter (1)
Hm, ada yang baru nih!
Extra Chapter (2)
mau curhat :)

15 - Unexpected

3.3K 271 3
By azlast

"Sean, ngga ke kantin?"

"Engga dulu, Dit. Lo duluan aja."

"Oke deh."

Hari ini adalah ospek terakhir. Tepat setelah acara ditutup tadi, para mahasiswa baru dituntun untuk memasuki ruangan masing-masing. Banyak yang keluar untuk mengelilingi kampus karena memang jam istirahat. Tapi tidak dengan Sean, ia lebih memilih untuk tetap diam di kelas. Ia rasa ia sudah cukup mengenali lingkungan kampus dengan baik, karena sebelum ospek pun, ia sudah sering berkunjung ke kampus. Sebenarnya tidak semua lingkungan kampus ia ketahui, hanya denah tempat saja, tidak dengan lingkungan sosialnya. Sudah banyak unit-unit kegiatan mahasiswa yang menawarkan Sean untuk bergabung ke dalamnya, hanya saja lelaki itu terlalu malas untuk berbaur. Bahkan teman sekelas yang ia rasa cocok dengannya hanya Dodit. Walaupun, Dodit tidak sepengertian Candra, namun Pria bertampilan nerd itu bisa sedikit mengerti dirinya.

Berbicara soal Candra, kini lelaki itu memilih untuk melanjutkan ke jenjang yang semakin memperdekat ia dengan cita-citanya. Sedari kecil, Candra sangat bermimpi untuk menjadi seorang polisi. Dan sekarang, ia berhasil mewujudkannya. Belum sepenuhnya sih, hanya saja ia akan berusaha sebaik yang ia bisa di pendidikan polisi-nya kali ini.

Kembali ke Sean, kali ini ia terlihat sibuk dengan ponselnya. Tak lupa, ia juga mengenakan earphone pada masing-masing telinganya.

"Melihat senyum yang bukan untukku, cukup buatku merasa di dekatmu." Sean ikut menyanyikan sebuah lagu, yang lebih terdengar seperti sedang bergumam.

Kini Sean terdiam menikmati alunan suara merdu dari earphonenya. Suara yang tidak membuatnya bosan walau sudah ia putar ulang puluhan kali.

Entah sejak kapan ia merasa candu dengan suara gadis itu. Gadis yang berhasil membuatnya bingung dengan dirinya sendiri. Bukankah ia membenci gadis itu? Lalu mengapa ia selalu menyukai setiap hal yang dilakukan gadis itu? Benar-benar membingungkan.

Mungkin jika Candra ada di dekat Sean saat ini, pasti Candra akan bilang,
"Udah lah, lo itu udah jatuh ke dalam pesonanya Kirana. Cuma lo ngga sadar aja. Atau lebih tepatnya, lo gengsi buat ngakuinnya."

*ini adalah pengandaian author.

Teet teet teet

Suara bel berbunyi membuat Sean mau tidak mau menghentikan video dari IGTV Devi dan mulai memasukkan handphonenya ke dalam tas. Walaupun hanya melihatnya tiga kali, itu sudah berhasil membuat mood dan energinya kembali baik.

'The power of Kirana.'

*

"Dev, lo dateng kan ke acara nikahan anaknya Tante Rina?" Tanya Kirana pada ponselnya yang sedang menampilkan muka Devi.

Ya, mereka sedang melakukan video call.

"Ya dateng lah, gila kali gue acara sepupu sendiri kaga dateng. Ini aja gue lagi di-make up-in sama MUA hitz se Jakarta Raya." Kata Devi sambil melirik ke arah seorang pria fifty fifty bernama Sis Endy yang nampak malu-malu saat dipuji Devi.

"Waah keren dong, semoga aja doi bisa bikin lo jadi cakepan dikit." Kata Kirana seperti biasa, mengejek Devi.

"HAH? Dikit lo bilang? Gue tanpa make up aja udah cakep banyak. Kalo gue dipoles make up, Raisa lo aja kalah sama gue." Kata Devi tak mau kalah.

"Eits, ngga ada yang bisa menyaingi kecantikan paripurna seorang Raisa."

"Udah ah, mending lo cepet otw kesini. Sampe sini, kita lanjutin lagi berantem kita." Merasa akan semakin berlanjut, Devi memutuskan untuk menghentikan perdebatannya dengan Kirana.

"Oke, siapa takut."

Sis Endy yang melihat pertengkaran kecil antara kedua gadis belia itu hanya bisa tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Lalu ia kembali fokus untuk me-make over Devi.

*

Sementara di tempat lain,

"Kirana, kamu ngapain aja sih di kamar? Buruan deh, itu udah siap jemputannya."

"Iya sebentar, tadi baru abis tanya-tanya sama Devi."

Setelah pintu dikunci oleh Mama Dita, mereka sekeluarga lantas masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan oleh Tante Rina.

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang, hingga tak terasa sudah sampai di depan lobi sebuah hotel bintang lima.

Pak Tama sekeluarga mulai memasuki hotel didampingi oleh seorang pria yang memang sudah ditugaskan sebagai pengantar tamu.

Lift yang mereka gunakan sudah sampai ke lantai yang dituju.

Mereka terus berjalan hingga sampai di depan sebuah ruangan mewah bernuansa merah hati sesuai dengan dress code yang ditetapkan untuk para tamu.

'Ini pasti warna kesukaan mempelai wanitanya.' Batin Kirana sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

Saat baru akan memasuki ruangan sebuah teriakan menghentikan langkah Kirana dan keluarganya.

"KIRANAAA!"

"De-Devi?"

"Kenapa? Pangling kan dengan kecantikan paripurna yang gue punya?"

Kirana pun membisikkan sesuatu di telinga Devi yang membuat Devi sadar, bahwa disana tidak hanya Kirana sendiri.

"E-eh Tante, Om, Karen. Apa kabar?"

"Baik-baik aja Dev. Kamu cantik banget malam ini." Puji Mama Kirana.

"Makasih tan, ehm lebih baik sekarang kita masuk aja ke dalam, yuk." Ajak Devi sembari menggandeng lengan Kirana memasuki ruangan.

"Terima kasih ya, Dev. Kalo gitu Tante sekeluarga mau ke Tante Rina dulu. Abis itu, kamu boleh bawa Kirana semau kamu." Kata Dita sembari mengelus lengan Devi. Yang tanpa disadari membuat Devi ingin mengeluarkan air matanya. Ia sangat rindu sosok Mamanya.

"Iya tan, langsung ke atas panggung aja. Kebetulan ini acara pengucapan selamat."

Dita sekeluarga ikut antri di belakang para tamu yang sudah lebih dulu tiba. Urutannya adalah Papa Kirana-Mama Kirana-Karen-Kirana. Kenapa Kirana paling belakang? 'Yang tua ngalah aja lah.'—Beo Kirana yang paham maksud authornya.

Hingga ketika sampai pada giliran mereka.

"Rin, selamat ya. Akhirnya mantu juga." Kata Dita sambil tersenyum ramah.

"Iya nih, sebentar lagi kan giliran kamu. Eh kita deh." Celetusan Tante Rina membuat Dita sedikit tertawa.

"Iya ya, yaudah aku ke pengantinnya dulu ya." Ucap Dita

"Iya, silahkan."

Kirana terus menundukkan kepalanya. Ia sesekali tersenyum ketika bersalaman dengan Tante Rina dan suaminya. Hingga sampai gilirannya untuk menyalami sang mempelai pria, dia sedikit termangu di posisinya yang tepat berhadapan dengan pria itu. Membuat Kirana kalut dengan pemikirannya sendiri.

'Tunggu dulu, kalau mempelai prianya dia berarti mempelai wanitanya...' Kirana melirik ke arah mempelai wanita yang terlihat gelisah ketika dengan Dita yang juga termangu ke arahnya.
'OH MY GOD! Kak Rena?'

Suasana mendadak tidak mengenakkan. Walaupun tidak sering bertemu, Dita, Mama Kirana cukup tahu siapa dan bagaimana rupa dari kekasih keponakannya itu.

Pak Tama yang baru menyadarinya pun, kembali menoleh ke belakang dan merangkul pundak istrinya.

"Ma, yuk cepet. Tuh banyak tamu yang udah ngantri." Kata Pak Tama sambil menunjuk ke arah belakang Kirana.

Dita dan Kirana masih tak bergeming. Kini tatapan Pak Tama beralih ke kedua mempelai.
"Sebelumnya saya mewakilkan anak dan istri saya mengucapkan selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga yang senantiasa selalu dilimpahi rasa bahagia."

Rey yang masih bingung pun hanya bisa membalas doa Pak Tama dengan mengucapkan terima kasih. Berbeda dengan Rena yang bungkam. Sepertinya Rey akan meminta penjelasannya nanti.

Akhirnya mereka sekeluarga turun dari panggung setelah selesai bersalaman. Pemandangan tersebut tak luput dari penglihatan Devi yang merasakan adanya hal ganjil.

Setelah sampai di bawah, Mama Kirana langsung mengirim pesan kepada Tante Rina bahwa ia harus segera pulang.

"Ra, Mama mau pulang dulu. Kamu mau ikut pulang apa gimana?"

"Kirana disini dulu Ma. Nanti pulangnya, Kirana minta anterin Devi. Ya kan Dev?"

"I-iya tan, nanti Devi anterin Kirana pulang."

"Oke, hati-hati ya. Kalo nanti ada waktu ngobrol sama Tante Rina tolong sampain permintaan maaf Mama ya."

"Iya, Ma. Mama, Papa sama Karen juga hati-hati di jalan."

Sebenarnya bukan tanpa alasan Kirana tidak mau langsung pulang. Kirana ingin menyelidiki Rena lebih lanjut. Mungkin dengan bertanya-tanya kepada Devi atau mendengar dari tamu yang lain.

"Ra."

"Raaa, wooy."

"Eh, gimana Dev?"

"Ngelamun mulu, lo. Mikirin anaknya Tante Rina yang satunya lagi?" Tanya Devi dengan jahil.

"Hah? Bukan lah. Gue cuma laper aja."

"Ya ampun! Gue lupa kalian kan belum makan. Gimana dong ini, Tante Dita, Om Tama sama Karen gimana dong?" Tanya Devi gelagapan.

"Udah, ngga papa. Di rumah juga masih ada nasi sama lauk, kali." Kata Kirana sambil tertawa kecil.

Kirana berjalan menuju stand makanan meninggalkan Devi yang mulai mengejarnya.

Setelah mendapatkan kursi mereka berdua duduk dan dengan khidmat menikmati hidangan yang sudah dipilih. Dalam pikiran mereka masing-masing pun sudah menyiapkan pertanyaan yang ingin dilontarkan.

"Ra" "Dev" Ucap mereka secara bersamaan.

"Lo duluan." Kata Devi sedikit mengalah. Karena dia kan memang yang lebih tua.

"Oke. Dev, gue mau nanya sesuatu sama lo. Kalo bisa lo jawab, dijawab. Kalo ngga bisa, ya ngga usah dijawab."

"Hm, ada apa?"

"I-itu, hm, lo tau ngga sejak kapan Kak Rey dan Kak Rena punya hubungan sebelum menikah?"

"Kalo gue ngga salah sih, mereka jadian dua bulan lalu. Tepatnya ketika Kak Rena ikut casting buat progran iklan di perusahaan ayah. Tapi, dia ngga berhasil. Dia kalah sama model terkenal. Disitu, ayah nawarin dia untuk nyoba casting di perusahaan Kak Rey yang juga lagi butuh model. Eh, keterima deh. Selain itu, Kak Rey juga jatuh hati pada pandangan pertama sama Kak Rena. Btw, emangnya kenapa Ra?"

***

Nih aku bantu jawab.
"Kirana ngga kenapa-kenapa kok, Dev. Cuma..."

Si sadboi yg kenapa-kenapa🤣

Hi, welcome back to me haha.
Sekalinya ada mood nulis, eh gajelas banget. Yasudahlah. Hmhmhm apapun yang terjadi *kok malah nyanyi?

Intinya, selamat membaca dan maafkan segala typo hihiw.

Luv,
Azliana Astari✨

Continue Reading

You'll Also Like

4M 313K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
2K 622 31
Fildan Samudra adalah seorang aktor idola berwajah tampan, namun berhati dingin. Ia berhasil menipu fans dengan bersembunyi di balik topeng keramahan...
6.8M 285K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
513K 19.2K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...