MIPA VS AKUNTANSI

By LuthfiSeptihana

24.6K 2.3K 282

Terlahir sebagai putri dari keluarga terpandang membuat Ivy merasa terkekang. Segala hidupnya selalu diatur... More

1. Prolog
2. MIPA
3. Akuntansi
4. Ivy's Family
5. Bintang'81
6. Terima Kasih!
7. Anastasya Shena Adipati
8. Ravinivy
9. SMA Galaksi
10. SMK Satu
11. No Progres
12. Bening Citra Lentera
13. Bimbingan Belajar Ivy
14. Pertengkaran
15. Cut Kayla Nazwa Ayuning
16. Lambe Turah!
17. Perihal Perasaan
19. Sebenarnya Ada Apa?
20. Pikiran Kayla
21. Kejadian Sebenarnya
22. Perubahan
23. Bluethetic Cafe
24. Cerita Ivy
25. Perkenalan Ivy
26. Full Day
27. Ketahuan!
28. Perseteruan
29. Ivy Ngambek
30. Kedatangan Darka
31. 143=8, Ivy!
32. Gertakan Darka
33. Pengorbanan
34. Salam Terakhir
35. Pengorbanan Ravin
36. Pengorbanan Ravin(2)
37. Rencana Pindah
38. Surat dari Ivy
39. Good Bye, Jakarta!
40. Welcome, Semarang!
41. Janji Ivy
42. Perjodohan
43. Rakaivy
44. SMA Trisatya
45. Bahan Bicaraan
46. Keadaan Ravin
47. Satu Tahun Kemudian
48. Kehidupan Baru
49. Epilog
S E Q U E L

18. Jawaban Ivy

363 36 2
By LuthfiSeptihana

Ivy semakin meremas ujung roknya. Sebenarnya perasaan Ivy ini bagaimana? Sebenarnya rasanya jatuh cinta itu bagaimana? Ivy sama sekali tidak mengetahui itu semua. Apakah ada tanda-tanda khusus saat kita merasakan jatuh cinta?

Ivy memberanikan dirinya untuk memegang tangan Ravin sesaat. "Emm sebenarnya perasaanku ke kamu masih gak tau, Vin. Aku juga gak tau gimana rasanya jatuh cinta. Apa aku boleh search dulu di google tanda-tanda orang jatuh cinta?" tanya Ivy dengan polosnya.

Ravin langsung melongo seketika. Apa ini? Jawaban yang sama sekali tidak ada di ekspetasi Ravin. Jawaban yang sama sekali tidak pernah terlintas di benak Ravin.

Saking lamanya Ravin melongo mampu membuat Ivy meremas ujung roknya. Ivy takut Ravin marah, Tuhan. Ivy takut Ravin kecewa kepadanya.

"Vin, kamu marah sama aku? Aku sama sekali gak tau tanda-tanda orang jatuh cinta, seriusan. Jadi gimana?" tanya Ivy sekali lagi sekaligus memastikan.

Ravin mengerjap seketika. "Eh, iya deh," sahut Ravin yang ikut-ikutan cengo.

Dengan gesit Ivy langsung mengambil ponsel keluaran terbaru miliknya, gadis itu mengetikkan "ciri-ciri orang jatuh cinta" sebagai keyword.

Setelah beberapa hasil muncul, Ivy langsung memencet dari atas sampai bawah, membacanya dan menanyakan pada dirinya sendiri.

Ia sama sekali tidak merasakan melakukan hal-hal baru. Ia memang sering tertekan belakang ini, namun tekanan itu hadir karena keluarganya. Ivy memang sangat termotivasi dengan Ravin, gadis itu sangat salut dengan pola pikir Ravin.

Jadi ...?

Apakah Ivy jatuh cinta?

"Gimana?" tanya Ravin dengan menyesap teh manisnya, pria itu masih dengan santai memakan mie ayam, padahal Ivy tengah menahan bingung mati-matian.

Entahlah, Ivy sama sekali tidak yakin dengan perasaannya.

Sebenarnya apakah ada ciri-ciri jatuh cinta yang lebih spesifik? Sebenarnya bagaimana ciri-ciri jatuh cinta yang sebenarnya?

Apakah cinta sudah berarti sayang dan suka? Apakah suka sudah berarti cinta? Ivy sama sekali tidak mengerti, ini semua benar-benar menyusahkan.

"Aku gak tau, Vin. Aku gak tau ciri-ciri jatuh cinta secara spesifik, aku gak tau ciri-ciri suka, ciri-ciri sayang atau hal lainnya. Aku bingung." Ivy menggigit bibir bawahnya, ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak melukai hati Ravin. Ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengatakan kata-kata yang memang tidak pantas diucapkan.

Sedangkan di sisi lain Ravin sama sekali tidak akan mengira jika Ivy akan menjawabnya seperti ini. Sebenarnya Ravin bingung untuk melangkah, apa yang akan terjadi selanjutnya, jalan mana yang harus ia pilih dan sebagainya.

"It's okay, aku paham. Mungkin kita bisa saling dekat untuk meyakinkan bagaimana perasaan kita?" saran serta ajak Ravin.

Detak jantung Ivy semakin mengencang. Entah desiran apa yang ada di dalam sana, seperti ada sesuatu aneh yang memang baru Ivy rasakan.

"Boleh, aku sih oke-oke aja," jawab Ivy dengan senyum manis yang terukir. Tidak menolak dan tidak menerima Ravin. Biarlah semua ini berlalu dan berlangsung secara natural. Biarlah semua ini sesuai kehendak Sang Kuasa. Ivy sangat menikmati prosesnya.

"Abisin makanannya, Vy."

***

Ivy membalikkan badannya ke kanan dan ke kiri, ia sudah setengah jam lebih tidak bisa memejamkan matanya, padahal jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Seharusnya Ivy sudah tidur. Seharusnya Ivy tidak memikirkan banyak hal yang memang seharusnya tidak ada di pikirannya.

Pernahkah kalian turut merasakan hal demikian? Sudah berniat tidur, sudah berada di kasur, menjauhkan diri dari ponsel, memejamkan mata, membaca doa, tapi pikiran masih ke mana-mana. Overthinking katanya.

Awalnya hanya memikirkan kalau besok bisa bangun pagi atau tidak, ujung-ujungnya kepikiran akan berjodoh dengan siapa, akan menikah dengan siapa, akan mempunyai anak berapa, akan menikah adat apa. Memang pikiran itu tidak bisa dikendalikan.

Yang dipikirkan awalnya sedikit, tapi lama kelamaan semakin membludak. Ketika overthinking dan berusaha menghajar dengan pikir positif, berusaha mengendalikan dan menenangkan pikiran, malah membuat kita semakin capek, membuat kepala kita semakin berdenyut sakit.

Ivy langsung duduk, gadis itu menopang kepalanya di atas lutut, memikirkan hal apa yang seharusnya dilakukan supaya bisa tidur cepat. Jangan lupakan besok ada ulangan matematika peminatan. Sebenarnya bukan ulangan, tetapi mengetes seberapa mampu peserta didik sebelum memulai materi baru.

Ivy masih tenang dan belum belajar, ia akan tumbuh tanpa aturan, tanpa mengikuti arahan keluarganya, masa bodo dengan kemarahan semua orang. Hidup ini adalah hidup Ivy, ia tidak akan pernah mau menjadi boneka siapapun.

Ivy meraih ponselnya yang berada di nakas, gadis itu mengaktifkan sosial medianya untuk mencari hiburan sebentar.

TING!

Satu notifikasi masuk membuat Ivy speechless. Ravin belum tidur juga?

Ravindra Atmawidjaya: Kok on lagi, Vy?

Ivy meremas bantal guling yang ada di sebelahnya, entah mengapa berinteraksi dengan Ravin selalu membuat jantung Ivy berdetak lebih kencang. Sebenarnya ada apa?

Sylvia Ivy: Gak bisa tidur, Vin. Kenapa ya? Padahal aku udah setengah jam lebih berusaha buat merem, tapi tetep aja gak bisa tidur, malah overthinking.

Ravindra Atmawidjaya: Udah baca doa?

Sylvia Ivy: Udah. Mungkin emang deg-degan kali ya? Soalnya besok ada ulangan matematika peminatan gitu.

Ravindra Atmawidjaya: Mungkin, besok mau bareng sama aku? Tapi naik motor, kalau mau, besok aku ke rumah kamu.

Sylvia Ivy: Boleh deh, gak ngerepotin, kan?

Ravindra Atmawidjaya: Enggak kok, besok aku jemput. Tidur, Vy, udah malem. Sweat a nice dream^.^

Sylvia Ivy: Oke, aku usaha tidur lagi ya? Sweat a nice dream juga(^^)

Ivy langsung merebahkan tubuhnya lagi, tak lupa gadis dengan piama mickey mouse itu menaruh ponselnya di nakas. Ivy memang sangat menyukai kartun, entah apa dan entah mengapa.

Setelah tiga menit mencoba untuk tertidur, Ivy merasakan lampu kamarnya dinyalakan oleh seseorang. Ia tidak mau bangun dan tidak mau melihat orang itu, ia lebih baik pura-pura tidur saja.

"Sylvia, jangan pura-pura tidur kamu. Ada yang mau mamah bicarakan sama kamu."

***

Ivy langsung lemas, ia mendongak ke arah dinding untuk melihat jam, pukul satu malam. Dirinya sama sekali tidak bisa tidur setelah mendengarkan dan berbicara dengan mamahnya. Niat ingin pura-pura tidur tapi mamahnya jauh lebih tahu mengenai dirinya.

Memang ikatan batin antara seorang ibu dan anak itu sangatlah erat. Ucapan Vanya benar-benar berdampak pada segalanya. Ucapan Vanya semakin membuat overthinking saja.

Ivy memegang kepalanya yang berdenyut sangat sakit, jantungnya berdetak lebih kencang, napasnya terengah-engah seperti orang yang dikejar setan saja. Pikirannya benar-benar traveling saat ini.

Dengan satu tangan Ivy langsung mengambil gelas yang berisi air putih di nakas, ia meneguknya sampai ludes dan merasakan napasnya sudah mulai normal.

Setelah semuanya merasa cukup, Ivy langsung meraih ponsel dan menulis sebuah pesan singkat untuk Ravin.

Sylvia Ivy: Vin, besok gak jadi berangkat bareng ya.

***

Hai semuanya! Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, dan selamat malam buat kalian semua yang baca cerita ini!

Apa kabar kalian semua?

Ada yang masih PAS?

Ada yang udah selesai PAS?

Ada yang nungguin Ravinivy gak nih?

Maaf banget kemarin-kemarin absen banyak ya, soalnya aku ulangan, tapi tenang aja, aku bakalan selesaikan cerita ini dan aku akan terus menghibur kalian semua dengan kisah Ravinivy.

Hayoloh, Vanya bilang apa sama Ivy sampai Ivy terkejut gitu ya? Selamat cenayang kalian semua:'

Sampai bertemu di part selanjutnya!

Xoxo,

Luthfi Septihana🌹

Continue Reading

You'll Also Like

2.3K 553 13
Ini adalah Squel dari senja dan Venus ini adalah kisah mereka setelah memiliki seorang putri. "l Miss you..." "dunia gak adil ya ven.." SEBELUM MEMB...
836 96 10
Enji pingsan karena kelelahan bermain basket pada suatu sore di sekolah. Saat itu sekolah benar-benar sepi. Siswa, guru, dan staf sekolah hampir semu...
108K 609 15
Ini cerita yang udah aku baca dan ceritanya menurut aku bagusss banget bikin baper, sedih, bahagia, yang jelas campur aduk deh ♡ Wajib banget!!♡ . . ...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.2M 291K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...