Dimas tertunduk lesu, mendengarkan ucapan Risa yang cukup membebankan pikiran nya. Bagaimana bisa Dimas menyembunyikan kabar kematian Elang dari anak-anak di kelas khusus nya Amanda.
Sumpah demi apapun Dimas merasa sangat bersalah namun apalah daya ini semua permintaan Risa.
"Tante mohon, kamu jaga ini semua jangan sampai ada temen kamu yang tau kalau Elang sudah di makam kan disini terutama Amanda" pinta Risa.
"Saya takut Amanda terluka, Tante"
Risa berdehem "Justru karen itukamu harus merahasiakan ini semua, cukup kamu dan saya saja yang tahu"
"Kenapa Tante? Kenapa Amanda gak boleh tau?" tanya Dimas.
"Kamu tau sendiri kan kalau Amanda deket banget sama anak saya? Kamu mau Amanda gila?"
Dimas tertegun, dirinya tidak kepikiran sampai situ.
"Dan Tante mohon sama kamu, tolong jangan beritahu Amanda bahwa yang mendonorkan mata nya adalah Fathur"
"Kali ini apa alasan nya?" Dimas sudah tidak kuat menahan beban sendirian, kalau sampai ini semua terbongkar pasti orang pertama yang akan disalahkan oleh Amanda adalah dirinya.
"Tante mau kamu kasih tau Amanda kalau Elang lah yang sudah mendonorkan matanya untuk Amanda"
"Saya gak bisa Tante, Amanda harus tau kalau Fathur yang sudah mendonorkan matanya untuk Amanda" Dimas gak mau bohong lagi.
"Turuti kata Tante, kalau nanti sewaktu-waktu Amanda tau soal ini kamu bisa tenangkan dia dengan mengatakan hal ini"
Salsa yang dari tadi bersembunyi dibalik pohon rindang, mengepalkan tangan dengan begitu emosi.
Dirinya merasa sangat kecewa dengan sikap Risa yang semena-mena mengatur banyak hal padahal dia sendiri yang menghancurkan itu semua.
"Dimas janji sama Tante, ya" mohon Risa
"Iya, Dimas bakalan jaga rahasia ini" walau berat hati.
Setelah berbicara cukup lama, mereka berdua pergi dari pemakaman Salsa langsung datang menghampiri makam Elang.
"Hai, Elang" sapa Salsa
"Lo kok pergi gak bilang-bilang sih?"
"Lihat nih muka gue bengkak gara-gara nangisin lo semalaman"
"Sekarang gue juga pengen nangis" isak Salsa.
Salsa tertawa hambar, dirinya mengingat sesuatu "Harusnya gue peka sama kode lo malem itu, waktu lo bilang takut tidur"
Salsa sangat menyesal karena sudah membiarkan Elang tertidur nyenyak untuk selama-lama nya.
"Jahat gak sih kalau gue berharap lo gak tenang dan malah balik gentayangan kayak waktu koma?" tanya Salsa
"Gue, gue kesepian tau" tangis Salsa pecah
"Gue pengen lebih lama lagi deket sama lo"
"Jangan nangis"
Deg, jantung Salsa berdebar tak karuan dirinya merasa seperti ada seseorang yang menyentuh kepala nya.
"Gua ada disini" suara itu,
Salsa mendongak "Lo hantu yang nyamar jadi Elang kan?" mana mungkin Elang jadi arwah gentayangan.
"Ini gua, Elang"
Salsa menghapus air mata nya "Gue kira lo bakalan ninggalin gue"
Gak tau kenapa tiba-tiba Elang berada disana dan melihat Salsa sedang menangis sedu.
"Jadi gua udah mati, ya?" tanya Elang saat tak sengaja melihat papan nisan bertuliskan nama nya.
Salsa terdiam.
"Gua gak papa kok, Sal" ucap Elang.
Salsa tersenyum kecil "Lo bisa pegang gue?"
Elang mengangkat bahu tak tahu.
"Coba lo pegang kepala gue lagi" pinta Salsa.
Elang mencoba dan hasil nya gagal "Gak bisa" mungkin tadi cuma keajaiban atau emang energi Elang cukup besar untuk menyentuh manusia.
"Lo harus belajar ngendaliin energi lo" cicit Salsa.
"Sal, gua takut"
"Jangan takut, kan ada gue" jawab Salsa
"Lo mau ikut balik ke rumah gue gak?" tanya Salsa ramah.
Elang mengangguk "Mau kemana lagi kalau bukan ke rumah lu? Kan yang tau ada gua disini cuma lu doang dan gua gak mau tinggal di kuburan" jawab Elang.
"Yaudah ayo pulang, rumah gue udah kangen nih sama lo"
"Rumah lu apa emang lu nya aja yang kangen sama gua?" goda Elang.
"Kepo, wle"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari-hari berlalu.
Elang dan Salsa semakin dekat bahkan setiap hari Elang selalu ngintilin Salsa kemana-mana dan yang lebih takjub nya lagi sekarang Elang udah gak takut lagi sama hantu yang ada Elang malah galak sama hantu yang suka jailin manusia.
"Sal gua bau gak?" tanya Elang
Salsa menoleh "Menurut lo?"
"Gak tau, gua kan bukan manusia"
"Menurut indra penciuman gue sih badan lo gak bau"
"Bohong" tukas Elang.
"Lo gak bau tau, yang ada malah wangi bunga"
Elang menatap datar Salsa "Serius"
"Emang kenapa sih?" tanya Salsa kesal.
Elang menyentuh pakaian nya "Gua kan udah lama pake baju ini terus, gua takut lu ke bauan"
"Hahaha, santai aja lo gak bau kok"
"Huft, pengen ganti baju" keluh Elang.
"Kalau lo bisa ganti baju kenapa enggak?"
Masalah nya Elang gak bisa ganti baju.
"Gua bosen pake baju pasien rumah sakit terus, gua kepengen pake baju Gucci biar keren"
Salsa tertawa terbahak-bahak membuat Elang mendelik sebal.
"Harusnya malem itu gua pake baju yang keren biar pas gentayangan gak pake baju pasien rumah sakit kayak gini" keluh Elang.
"Jangan gitu, harusnya lo tuh bersyukur penampakan lo pake baju pasien kayak gini jadi keliatan gak serem coba kalau lo jadi bungkusan pasti bakalan serem"
"Anjir bener juga kata lu, Sal. Untung gua gak jadi poci" jawab Elang ngeri sendiri.
Gak kebayang kalau sampai benar bentukan Elang kayak pocong pasti Salsa gak bakalan mau nerima dia balik ke rumah.
"Gak usah berpikiran yang macem-macem mau bentukan lo kaya poci juga gue bakalan tetep nerima lo, kalau perlu gue jadiin guling sekalian deh buat nemenin tidur" kata Salsa yang tau isi pikiran Elang.
Elang tersipu malu "Lu mau meluk gua?"
Salsa mengangguk "Kalau bisa"
"Sekarang juga bisa" jawab Elang sambil merentangkan tangan nya.
"Sini peluk" ajak Elang, manis.
Salsa tersenyum memeluk Elang walaupun tembus.
"Oh, iya Lang" Salsa melepaskan pelukan nya
"Apa?"
"Lo udah dua minggu sama gue tapi kenapa gue gak pernah liat wujud asli lo?" bingung Salsa.
"Emang Salsa mau Elang berubah kayak gimana?"
"Yang serem-serem gitu"
Elang beraegyo "Aaaa, no, no, no"
"Elang kan imut" ucap Elang sok keimutan
Salsa melongo di buat nya, dia lupa kalau Elang masih suka Twice sampai suka ikut-ikutan beraegyo kaya gitu.
"Argh, mangkok mana mangkok gue pengen muntah" canda Salsa.
Elang tersenyum kecut, Salsa yang melihat perubahan di ekspresi Elang cuma bisa senyum-senyum kecil.
"Ah lo mah baperan orang nya"
"Gua bukan orang" jawab Elang ketus
"Maaf"
Elang membuang muka.
"Maafin dong" pinta Salsa
"Password nya?"
Salsa memutar mata jengah, kalau Elang udah ngomong kaya gitu pasti ada mau nya.
"Udah deh ngomong aja apa mau lo?" tanya Salsa to the point.
"Gua pengen berkebun" jawab Elang.
"Berkebun apa?"
"Pohon pisang" jawab Elang
"Dimana?" tanya Salsa was-was
"Depan rumah lu"
Salsa berteriak "Gak! Minta yang lain aja"
"Ya kan mau nya itu" jawab Elang.
"Lo mau rumah gue jadi sarang hantu, lagian depan rumah mana bisa buat nanam pohon pisang"
"Terus apa?" tanya Elang.
"Ya apa aja selain itu" Jawab Salsa ketus
"Mau lu aja boleh gak?"
"Hah?!"
Elang mengangkat alis berkali-kali.
"Tadi lo minta apa?" tanya Salsa sekali lagi.
"Bolot, Mbak?" kesal Elang yang salah paham mengira Salsa pura-pura gak denger.
"Apa?" tanya Salsa masih melongo
"Setelin lagu Twice aja" jengah Elang
"Cantik-cantik budeg" batin Elang.
_________________________________________
🌻Halo Semua🌻
Akhirnya Up juga wkwk😂
Sekarang aku Up dua hari sekali, karena kesibukan aku yang sekarang udah kelas 3SMK🙏🏻
Minta dukungan nya ya semua💜 Semoga cerita ini bisa terus jalan sampe ending🤗
Makasih juga udah mau baca Love Story 2💜
Maaf karena masih banyak Typo nya🙏🏻