PROMISE 2

De hafidzah1312

52.6K 6.7K 734

"Inikah caramu menghukum ku?Jika iya, kau benar-benar berhasil melakukannya." "Mengapa kau tak mengatakannya... Mais

Flashback
Part 1
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32 ( Flashback)
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36 (End)
CERITA BARU
NEW STORY

Part 2

1.9K 217 23
De hafidzah1312

Seorang gadis terlihat beberapa kali mengusap kedua lengannya. Salju mungkin hal yang baru baginya. Mengingat di negaranya tak ada musim salju.

"Dingin sekali." gumam gadis itu.

"Sooyoung!"

Gadis itu menoleh, menatap seorang gadis yang tak lain adalah teman satu kampusnya.

"Sudah berapa kali ku bilang, panggil aku Joy." ucap gadis yang tak lain adalah Joy dengan kesal. Sedangkan temannya itu hanya tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.

"Jadi, ada apa kau memanggilku Jung Yerin?"

Kedua gadis itu kini sedang berada di halte depan kampus mereka.

"Kau belum terbiasa, pakailah." ucap Yerin seraya memakaikan mantel untuk sahabat barunya itu.

Joy sedikit terkejut. Tapi detik berikutnya ia tersenyum. Dari awal mereka berkenalan, Yerin sangat baik padanya.

"Kau tidak lihat aku sudah memakai pakaian hangat?"

Yerin menatap Joy sejenak.
"Tapi kau masih kedinginan. Kau orang baru Kim Sooyoung, di negaramu tidak ada salju."

"Heyy, meski begitu bukan berarti aku tak pernah melihat salju."

Yerin tidak menggubris. Sahabatnya itu memang mudah sekali tersinggung.

Jung Yerin sudah lama tinggal dan menetap di Korea. Meski begitu dirinya dulu lahir di Indonesia. Orang tuanya memutuskan untuk pindah saat gadis itu duduk di bangku sekolah dasar.

Joy dan Yerin berteman sejak awal mereka memasuki bangku kuliah. Joy tidak banyak bergaul dengan teman-teman satu kampusnya yang lain. Hanya Yerin yang terlihat dekat dengannya.

"Bagaimana jika aku menraktirmu ramyeon?" ajak Joy yang tentu langsung di angguki dengan semangat oleh Yerin. Mereka bergegas masuk bus yang sudah berhenti di halte tempat mereka menunggu. Hanya dekat dengan satu orang. Tak apa, Joy bersyukur Yerin begitu baik padanya.

......

"Apa kau betah tinggal di sini?" tanya Yerin seraya meniup ramyeonnya yang terlihat mengepul uap panas.

"Tidak begitu buruk." ucap Joy seraya mengaduk ramyeon miliknya.

Joy memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Korea Selatan. Itu lah impiannya sejak awal. Ia ingin di terima di universitas terbaik di Korea. Joy sempat ingin mengagalkan rencananya itu, mengingat keluarganya sedang tidak baik-baik saja.

Karna satu nama, Joy akhirnya pergi untuk mewujudkan impiannya.

"Kakak harus sukses, sedikitpun tidak boleh gagal."

Ucapan itu yang selalu Joy ingat. Wajah damai adiknya, harapan sang adik yang ingin melihat kakak-kakaknya berhasil. Seandainya adiknya itu ada di sampingnya. Bersama-sama meraih apa yang sejak dulu di impikan.

"Mengapa kau tidak tinggal di rumahku saja, bukankah aku sudah menawarimu."

Memang benar, teman Joy itu sempat mengajak Joy untuk tinggal di rumahnya. Mengingat Joy hanya tinggal seorang diri di apartemen. Tentu tak terbayang rasanya tinggal di negara orang hanya seorang diri.

"Terima kasih Jung Yerin. Aku baik-baik saja tinggal sendiri di apartemen. Lagi pula rumahmu tak jauh dari apartemenku."

Joy hanya tidak enak jika nanti malah merepotkan keluarga Yerin. Karna sejak awal Joy sudah banyak meminta bantuan Yerin.

"Ya setidaknya menginaplah saat kakakku tidak pulang. Aku sendirian di rumah."

Yerin hanya tinggal berdua dengan Kakaknya di Seoul. Sedangkan orang tua mereka tinggal di Jeju.

"Tak ku sangka kau sepenakut ini." ejek Joy yang memang tau jika Yerin sangat penakut.

"Kau mengejekku?" kesal Yerin yang tentu membuat Joy tertawa melihat wajah kesal sahabatnya.

Seketika rasa kesal Yerin hilang saat melihat tawa lepas dari sahabatnya. Sejak awal mereka bertemu, Yerin melihat tatapan kesedihan dari mata Joy. Dan itu wajar, Yerin tau alasannya. Jika dirinya ada posisi Joy, ia tak akan bisa sekuat Joy.

Yerin tersenyum, ia senang karna Joy sudah mulai kembali menikmati hidupnya.

"Kau akan pulang ke Indonesia lagi?"

Yang Yerin tau sahabatnya itu gemar bolak-balik Seoul-Jakarta.

"Inginnya begitu. Tapi dosenku sangat kejam memberiku tugas menumpuk. Aku tak bisa pulang bulan ini." ucap Joy dengan wajah lesu.

"Apa kau tidak lelah? Hampir setiap minggu kau pulang."

Joy tidak menjawab. Ia menatap orang-orang yang berlalu-lalang dari balik kaca Toserba. Ia bukan tidak lelah melakukan perjalanan yang terbilang jauh. Namun rasa lelah itu tak sebanding dengan kerinduannya terhadap adik bungsunya. Dua tahun lebih ia hidup tanpa Yeri yang menemani hari-harinya.

Sempat berpikir mengapa takdir begitu kejam pada keluarganya. Saat mereka ingin memulai kembali, justru ujian berat sedang menghampiri mereka.

"Aku... masih berharap dia masih bersamaku saat ini."

Bagaimana pun gadis itu menutupi kesedihannya, hatinya tetaplah rapuh. Dan jika sudah begini, yang ia lakukan hanya menangis. Ia rindu, sangat rindu adik bungsunya.

Joy menoleh saat merasa punggung tangannya di genggam.

Dapat Yerin lihat mata sahabatnya yang berkaca-kaca.

"Kau di sini untuknya kan? Jadi, buatlah dia bangga dengan apa yang kau raih di sini."

......

Seulgi berjalan keluar dari rumah sakit dengan Irene yang merangkulnya. Meski sudah dua tahun pasca kecelakaan hebat itu, Seulgi masih harus sesekali check up untuk pemulihan kondisinya. Tak hanya fisik, psikis Seulgi juga sedikit terganggu. Sulung Kim itu masih saja berpikiran jika dialah penyebab kecelakaan itu.

Irene membantu memasangkan sabuk pengaman untuk Seulgi. Saat Irene akan menjalankan mobilnya, ia merasa tangannya di remas. Irene menoleh, menatap putri sulungnya yang terlihat ketakutan.

Kecelakaan itu mengakibatkan trauma berat bagi Seulgi. Bahkan tak jarang Seulgi membanting apa saja di sekitarnya. Guna melampiaskan kemarahannya terhadap dirinya sendiri. Ia menganggap dirinya yang sudah mencelakai Yeri.

Irene mengerti tatapan putri sulungnya. Ia mengusap lembut tangan putrinya itu. Tersenyum lembut pada putrinya.

"Tidak apa-apa. Semua akan baik-baik saja sayang. Mommy di sini bersamamu." ucap Irene seraya mengusap pipi putrinya.

Hati Ibu mana yang tidak teriris melihat betapa rapuhnya putrinya sekarang. Seulgi yang dingin, selalu terlihat kuat di banding saudarinya yang lain. Tapi sekarang, hanya kerapuhan yang Irene lihat pada Seulgi.

Di rasa sudah tenang, Irene perlahan menjalankan mobilnya. Mengemudi dengan menggunakan satu tangan, sedangkan tangan satunya masih setia menggenggam tangan putri sulungnya.

"Kita jemput Wendy dulu di kampusnya. Setelah itu kita beli bunga untuk adikmu."

Siapa lagi jika bukan untuk Yeri. Seulgi hanya diam, ia hanya menoleh pada Irene. Ia sangat merindukan adik bungsunya.

"Aku rindu Yeri Mom." ucap Seulgi begitu lirih. Namun Irene dapat mendengarnya.

Mobil mereka berhenti tepat di depan gerbang kampus Wendy. Irene menoleh pada putri sulungnya, kembali menggenggam erat tangan Seulgi.

"Mommy juga rindu. Doakan Yeri selalu ya." ucap Irene lembut.

Tak lama Wendy datang dan langsung menghampiri mereka.

"Mommy sudah menelpon Joy?" tanya Wendy yang duduk di jok belakang.

"Sudah, dia sedang ujian hari ini." jawab Irene seraya fokus pada kemudi. Ia melirik ke samping, putri sulungnya yang diam menatap luar kaca mobil.

"Bagaimana perkembangan Kak Seulgi?"

Irene terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan putri keduanya.

"Dokter bilang sudah lebih baik. Tapi dia masih trauma saat menaiki mobil."

Wendy menatap sendu kakaknya dari belakang. Ia tak menyangka jika kakak sulungnya itu benar-benar terlihat rapuh sekarang. Ia jelas tidak tega melihat kakaknya seperti ini.

"Sudah dua tahun Mom. Ini terlalu berat." ucap Wendy seraya menatap layar ponselnya. Mengusap foto dirinya bersama ketiga saudarinya yang lain.

Dua tahun lebih mereka berjuang menghadapi kesulitan yang bahkan hingga sekarang tak kunjung usai. Irene hanya ditemani Suho dan Wendy. Tapi tak jarang Suho akan sibuk dengan perusahaannya. Joy sedang melanjutkan pendidikannya di negara orang, Seulgi yang belum sepenuhnya sembuh. Dan Yeri, gadis yang tak bisa menemani hari-hari mereka.

Tentu Ibu empat anak itu benar-benar harus menyiapkan diri untuk lebih menguatkan keluarganya. Ia tidak ingin kembali kehilangan keutuhan keluarganya.

......

Lisa terlihat berjalan tergesa-gesa di koridor kampus. Hari ini ia ada kelas pagi. Dan sialnya ia telat bangun, membuatnya harus serba terburu-buru. Ia tidak mungkin melewatkan kelasnya mengingat dosennya sangat galak.

Dan benar, semua mata tertuju padanya yang dengan perlahan membuka pintu lalu masuk.

"Hwang Lisa, kau terlambat sepuluh menit." ucap Dosen wanita dengan wajah tegasnya. Siapa saja akan takut jika di tatap seperti itu.

"Ma..maaf tapi, bolehkah aku mengikuti kelasmu?" ucap Lisa dengan wajah takutnya. Ia tidak siap jika akan di usir.

"Sesuai peraturan, siapa saja yang terlambat meski hanya satu detik, jangan harap bisa mengikuti kelas saya."

Lisa menurunkan pundaknya. Detik berikutnya ia berjalan keluar ruangan. Ia sudah di persilahkan keluar oleh dosennya.

"Membosankan sekali. Hanya sepuluh menit aku terlambat dan dia melarangku masuk. Dia saja juga pernah terlambat." gerutu Lisa. Ia pun melangkah menuju kantin kampus. Daripada pusing memikirkan dosennya, lebih baik ia pergi untuk mengisi perutnya yang tadi tak sempat ia isi.

Lisa menghentikan langkahnya saat akan sampai kantin. Mengerjapkan matanya beberapa kali. Tidak mungkin ia salah lihat. Seorang gadis yang sekilas mirip seseorang. Tak sengaja Lisa melihatnya. Gadis itu sedang berbincang dengan seseorang dan menghilang di ujung koridor.

'Mungkin hanya mirip.'

Batin Lisa lalu melanjutkan langkahnya.

.
.
.
.
.
.
.
.

Continue lendo

Você também vai gostar

101K 8.1K 23
Sinb anak dari seorang artis dan desainer terkenal bernama Jessica,ia selalu sabar dengan sikap ibunya yang sangat dingin padanya tapi semakin lama...
7.8K 1.3K 15
Lagi dan lagi karena ulah orang tua, anak yang menjadi korban. Tapi hal itu tidak menggoyahkan keteguhan ke tujuh gadis cantik untuk saling menyayang...
497K 37.1K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
155K 15.1K 28
SLOW UPDATE "𝗙𝗮𝗺𝗶𝗹𝘆 𝗶𝘀𝗻'𝘁 𝗮𝗹𝘄𝗮𝘆𝘀 𝗯𝗹𝗼𝗼𝗱. 𝗜𝘁'𝘀 𝘁𝗵𝗲 𝗽𝗲𝗼𝗽𝗹𝗲 𝗶𝗻 𝘆𝗼𝘂𝗿 𝗹𝗶𝗳𝗲 𝘄𝗵𝗼 𝘄𝗮𝗻𝘁 𝘁𝗼 𝗶𝗻 𝘁𝗵𝗲𝗶𝗿�...