"Lang, lo jagain rumah ya! Gue sekolah dulu."
Elang tersenyum sumringah "lo sekolah dimana? Gua ikut dong, Sal," pinta Elang.
Salsa menggeleng, kalau Elang ikut dia ke sekolah, dia pasti bakalan kelepasan buat ngobrol sama Elang.
"Lo jaga rumah aja, jangan kemana-mana," titip Salsa.
Elang mendengus "di rumah sakit aja gua bebas kemana-mana, masa disini di kurung?"
"Yaudah lo balik aja ke rumah sakit yang banyak hantu nya itu!"
"Ikut, ya," rengek Elang.
"Yaudah deh! Tapi janji ya, lo jangan ngajak gue ngobrol disana!"
Elang terkekeh "Pd banget lu."
"Biarin," balas Salsa.
Mereka berdua berangkat ke SMA Bangsa, saingan dari SMA Sakura tempat Elang belajar.
"Wah, bagus juga nih sekolah," puji Elang.
"Wah parkiran nya gede banget, ngelebihin parkiran SMA Sakura." Elang terus mengoceh "wah banyak tanaman nya juga. Wanjay kantin nya gede banget, mana wangi-wangi banget lagi makanan nya."
Elang mengusap-usap perut yang tidak merasa lapar sama sekali "lo mana bisa laper, Lang?" cicit Salsa.
"Cie…" jawab Elang.
Salsa mengernyit "aopaan sih?"
"Kata nya gak boleh ngajak ngobrol, kok sekarang ngajak ngobrol duluan?" ledek Elang.
Salsa di buat salah tingkah "aduh, aduh, perut gue mules nih, mau BAB dulu ah," Salsa kabur lebih dulu sebelum Elang semakin menggodai nya dengan segala kata-kata yang mampu membuat nya merasa malu.
"Wah, wah, wah. Arwah dari mana nih?" tanya mas Pocong.
Elang terkaget-kaget "astagfirullah, gua kira siapa! Jangan ngagetin dong mas pocong!"
Mas pocong tampak biasa aja "saya tanya sekali lagi. Situ, arwah darimana?" tanya mas pocong penasaran.
"Oh, saya arwah dari rumah sakit."
Elang melotot "Eh? Astagfirullah, ada pocong!" seketika itu juga Elang kabur terbirit-birit ber- upaya mencari Salsa yang entah ada dimana.
Mas Pocong yang melihat itu lantas hanya bisa melongo, melihat arwah yang belum pergi dari dunia ini berlari ketakutan karena nya.
Dan di sepanjang pelarian. Elang terus ngedumel "pagi-pagi gini udah liat kayak begituan aja, sial banget sih hidup gua."
"Lo kenapa?" tanya Salsa yang tiba-tiba saja berdiri tepat dihadapan nya.
"Haah!" kaget Elang
Salsa ketawa puas "kaget mas?"
"Salsa, tadi gua liat pocong tau," adu Elang.
"Sama pocong aja takut," ledek Salsa.
"Heh, Salsa! Lo ngomong sama siapa?" tegur salah satu siswi yang tak sengaja lewat disana.
"Ah, anu, gua lagi ngingetin dialog film hantu nih," bohong Salsa.
"Ih aneh banget sih lo!"
Salsa tersenyum kikuk. Siswi tadi pun pergi meninggalkan Salsa "lo sih, pake acara ngajak gue ngobrol segala!" omel Salsa.
"Lah kok gua sih?!" heran Elang.
"Iya, kalau bukan lo siapa lagi?!" kesal Salsa.
"Iya gua yang salah," ngalah Elang.
"Tuh kan, lu aneh," siswi tadi balik lagi.
"Ah...anu…." Salsa kembali gugup
Elang menahan tawa.
"Gue kan lagi hafalin dialog," cicit Salsa
"Bohong, lo pasti kesurupan kan?!"
"Woi sini, si Salsa kesurupan lagi nih," teriak siswi tadi. Dan ya— seketika keadaan menjadi sangat ramai tak terkendali.
"Elaaaaang! Jangan kabur lo!" geram Salsa
Elang tak memperdulikan teriakan Salsa. Dirinya terus berlari, menjauh dari hadapan Salsa yang terlihat sangat seram saat sedang marah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Lu kenapa sih gak tinggal bareng orang tua lo?" tanya Elang. Salsa lanjut masak mie instan.
"Gue pengen mandiri aja."
"Mandi sendiri?" celetuk Elang
"Klasik," decak Salsa.
Elang cengengesan, tapi ada untung nya juga salsa tinggal sendirian. Jadi dia bisa leluasa buat ajak ngobrol Salsa di rumah sederhana ini.
Ding dong.
"Punten, nasi padang nya teh," teriak tukang ojek online pesanan Salsa.
"Bentar Bang," jawab Salsa sembari bergegas pergi menuju pintu rumah.
"Dua puluh ribu aja, neng."
"Ambil aja kembalian nya," ucap Salsa.
"Nuhun atuh ya, neng," jawab mamang Ojol.
"Iya."
Salsa pun kembali ke dapur, dirinya memang punya nafsu makan yang begitu besar. Pokok nya, kalau mau makan harus ada banyak menu dulu baru bisa makan dengan lahap.
Hari ini, menu makan Salsa ada nasi padang, mie goreng, ayam bakar, soto ayam, es dawet, puding dan juga air putih biar gak seret.
Elang jadi keinget sama Amanda "Kira-kira Amanda udah makan belum ya?" gumam Elang tanpa sadar.
Mie instan pun sudah siap. Sekarang waktunya menyiapkan makanan ke meja makan dengan penuh rasa cinta.
Elang yang melihat itu hanya bisa menonton saja, hara-gara dia gak punya energi lebih buat pindahin barang ke tempat lain.
Terlebih lagi, dia dilarang buat pindahin makanan punya Salsa supaya gak pernah ada lagi kejadian tak diharapkan di rumah ini.
"Gue mau lanjut nonton neror ah." Salsa paling gak bisa kalau makan gak sambil nonton video atau sesuatu.
"Mie goreng emang yang paling the best di dunia," puji Salsa.
"Makan kok gak baca doa dulu," tegur Elang.
Salsa tersipu malu "hihihi, lupa."
"Baca doa dulu."
"Iya nih, Bismillahirohmanirohim."
Elang menelan ludah "gue laper."
Bukan nya di beri makan. Salsa malah asik makan sendirian fanpa menghiraukan Elang yang sudah memelas minta makan makanan milik dia.
"Eum, nyam, nyam, nyam. Nasi padang enak banget, lho. apalagi ini sayur nya, ah mantap."
"Bagi dong" ,pinta Elang.
Salsa memutar mata jengah "emang nya lo tau gimana cara makan ini semua, udah deh, Lang. Lo kan hantu, mana bisa laper?"
Padahal Salsa tau kalau hantu juga bisa makan melalui sari-sari makanan. Hanya saja, dia gak mau terlalu memanjai Elang.
"Gua kan bukan hantu, Salsa," jawab Elang.
Sebenarnya perut Elang gak ngerasain laper sama sekali. Dia cuma ngiler aja ke-pengen makan makanan punya Salsa.
"Gua pengen makan semua nya," cicit Elang.
Elang kangen bakso, kangen sate ayam, kangen banyak makanan deh pokok nya.
"Jadi arwah tuh gak enak tau gak bisa makan banyak makanan. Maka nya gue iri sama lo."
"Yaudah, lo boleh kok ambil sari makanan gue," Salsa gak tega sama Elang.
Elang tersenyum "gue gak ngerti cara nya gimana." Salsa terlihat sedih karena dia juga gak tau cara arwah makan sari makanan kayak gimana.
"Kalau gitu gua liatin lu makan aja," ucap Elang pada akhirnya. Salsa tersenyum kecil "yakin?"
"Iya, lanjut makan gih," suruh Elang.
Salsa pun lanjut makan ditemani oleh Elang yang terus-terusan melihat ke arah nya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Sal, kok disini gak ada hantu?"
"Ada kok cuma jarang aja," jawab Salsa.
Udah dua hari Elang berada dirumah Salsa dan dia gak pernah sama sekali nemu makhluk astral di dalam rumah Salsa.
Gak kaya di rumah sakit yang dimana-mana ada hantu nya "astaga, Mamah gua sendirian disana," batin Elang.
"Lo kenapa, kok diem kayak gitu?" tanya Salsa.
"Kepikiran nyokap."
"Lo mau kerumah sakit?" tanya Salsa.
Elang menggeleng "gua nyaman disini."
"Gue aja deh yang ke rumah sakit buat jengukin nyokap lu," final Salsa kemudian.
Elang menggeleng "jangan, takut ada Dimas."
"Gampang, kalau ada dia tinggal ngumpet aja."
"Dia peka terhadap rangsang."
"Hah?" bingung Salsa.
"Peka terhadap orang maksud gua." Elang tau kalau Dimas tipe orang yang mudah curiga dan ke-pengen tau terus bawaan nya. Jadi bahaya, kalau sampai semisalnya Dimas ngeliat Salsa ada di ruang kamar inap nya.
"Oh gitu," jawab Salsa.
"Lu punya pacar?" tanya Elang.
Salsa terkekeh. Ternyata arwah juga bisa penasaran "gue gak pernah pacaran tau."
"Masa cewek secantik lu gak pernah pacaran?"
"Emang harus gitu, cewek cantik punya pacar?" tanya Salsa. Lagian, gimana dia mau punya pacar kalau dia di deketin sama cowok aja langsung keliatan galak.
Sebenarnya, Salsa males buat berhadapan sama cowok apalagi kalau harus deket-deket sama cowok. Tapi karena Elang arwah orang koma, maka nya Salsa mau ngeladenin Elang.
"Kalau lu mau, gua bisa kok, ngajarin lu gimana cara nya pacaran. Gratis gak perlu bayar."
Lagi-lagi Salsa tertawa renyah "gue gak butuh ajaran lo. Gue bisa kali pacaran tanpa harus terima tutorial dari lo."
"Lagian nih ya, ngapain juga gue belajar pacaran sama arwah orang koma kayak lo? Inget, Lang. cowok yang masih hidup di dunia ini tuh banyak, bukan cuma lo doang."
Elang merengut "ah, Salsa."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
🌻Annyeong semua🌻
Semoga suka sama ceritanya, sorry karena masih banyak typo🙏🏻
Semoga suka💜
Makasih udah mau baca ini💜💗