A Song Written Easily 🎶

By Rienstory

301 50 37

----------------------------------- Spin-off Boorjeo Idol -Baek Jiah- ----------------------------------- Doy... More

~1~
~2~
~3~
~5~
~6~
~7~
~8~
~9~
~10~

~4~

29 3 0
By Rienstory

You're acting like you're busy every time
**

Kesulitan mencari sesuatu adalah hal yang wajar. Apalagi dengan seluruh barang-barang yang tersebar hampir di seluruh ruang tv. Hampir semua kardus telah Jere buka, tapi ia masih belum juga menemukan barang yang ia cari.

Unit apartemen tipe 170 ini memiliki empat kamar yang terbagi dengan baik dan rata. Jere dan Doyoung masing-masing memiliki kamar pribadi dan memiliki ruang kerja. Jadi, mereka bisa fokus satu sama lain dengan segala hal yang mereka kerjakan. Berbicara mengenai apartemen, ini adalah unit yang memang dibeli oleh kedua orang tua Jere sejak mereka mulai masuk high school.

"Ashh, bodo amat lah. Nanti juga bakal ketemu," pasrah Jere dengan punggung ia rebahkan ke sofa.

Kardus kecil yang berisi segala perintilan Jere, sebagian telah tertata rapi di dalam kamar dan ruang kerjanya. Saat Doyoung belum pergi, ia sempat memintanya untuk membenahi kedap suara di ruang kerja Jere. Beberapa bagian sudah rusak dan tidak menempel dengan sempurna.

Mata Jere menangkap buku yang terselip di antara buku milik Jere. Buku tersebut milik Doyoung yang ia belu di Canada. Doyoung pernah berpesan pada Jere untuk membelikan buku apapun yang berkaitan dengan riset Doyoung dari sana. Namun, kemungkinan laki-laki itu sudah lupa dengan barang yang ia minta.

Jere berjalan menuju ruang kerja Doyoung dan meletakkannya pada salah satu rak yang memang berisi kumpulan buku yang masih baru. Kemungkinan buku-buku tersebut akan dibuka jika memang Doyoung membutuhkan. Jere pikir semua kebutuhan Doyoung sudah tercukupi tidak hanya di computer super canggihnya tapi dengan aksesnya di Beenaxsoft tempat ia bernaung sekarang.

Suara dering telepon menyadarkan Jere yang tengah menata buku di rak. Ia segera berlari menuju ruang tv untuk mengangkat telpon. Di layar, tampak Manajer Kim menelepon dan telah mengirim banyak pesan namun Jere abaikan sejak tadi.

"Ada apa, Manajer Kim?" tanya Jere seraya duduk pada sofa kembali.

Di hari yang menjelang siang ini, tiba-tiba saja Manajer Kim mencarinya dan bertanya kenapa belum juga berada di kantor sedangkan yang lain telah sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Kak Hyungmin, aku sudah ijin dengan Manajer Jang untuk terlambat. Lagipula aku masih bekerja untuk bagian A&R. Jadi aku memiliki jadwal yang fleksibel," jelas Jere yang memang begitu adanya. Bekerja dengan Donghae dan James membuat jam kerja Jere sangat tidak teratur, bisa berangkat siang dan bisa pulang malah sekali. Bahkan bisa menginap di studio saking banyaknya pekerjaan dan ide yang mengalir.

"Akan ada rapat dengan CEO untuk membahas debut boygroup baru."

Jere menegakkan badannya mendengar penuturan Manajer Kim. Ia terkejut bukan main, karena seingatnya Donghae belum meminta Jere untuk mengumpulkan seluruh lagu yang telah mereka kerjakan. "Baiklah aku akan segera ke sana."

Hisshh, Jere menyesalkan kenapa ia tidak bisa memiliki waktu bersantai yang banyak. Ia selalu dikejar oleh sesuatu yang terkadang terkesan mendadak. Rapat dengan CEO? Yang benar saja.

Tidak ada waktu lagi untuk naik subway dengan segala keramaiannya. Akhirnya, Jere memilih menggunakan mobil yang sebenarnya masih enggan ia pakai karena belum terbiasa. Namun, mau bagaimana mana lagi. Darurat. Jere juga tidak bisa menjamin jalanan akan bisa diajak berkompromi dengan situasi seperti ini.

Butuh satu jam untuk sampai ke perusahaan. Bukan karena jalanan yang ramai, tapi jarak yang jauh yang sedikit menghambat. Apartemen Jere berada di daerah Gangnam-gu sedangkan BoorJeo Entertaiment berada di Gangdong-gu.

Maka dari itu Jere lebih memilih menggunakan transportasi umum karena tidak terlalu lelah mengemudi. Terlebih bila masuk jam pulang kerja, jalanan sangat padat dan sampai rumah akan semakin lama.

Saat Jere menutup pintu mobil abu-abunya ada getaran di dalam saku celana. Tangan kiri Jere menenteng beberapa kertas yang berisi lagu lamanya yang akan ia letakkan di meja kerja. Sedangkan tangan kanannya berusaha meraih ponsel.

"Aku sudah sampai basement, tunggu sebentar," ucap Jere dengan berjalan cepat dengan ponsel masih terhimpit di telinganya.

"Rapat masih jam tiga nanti, Re," kata Manajer Kim dengan nada santai sedangkan Jere dibuat membeku karenanya.

Jere mematikan telepon dari Manajer Kim secara sepihak saking kesalnya. Kenapa Manajer Kim sangat menyebalkan dan tidak memberitahukan sejak awal pukul berapa rapat akan dimulai. Kalau tahu begitu, Jere tidak akan berada di depan lift ini tiga jam lebih awal.

Sekarang jam tangan Jere menunjukkan pukul 12 dan Jere sudah sampai di sini. Setelah ia mematikan telepon, ia dikejutkan dengan 10 panggilan tak terjawab dari Donghae dan Manajer.

Wah, apa mungkin ini kesalahan Jere karena mengabaikan telepon dari dua orang tadi. Tapi, Jere tadi tidak mendengar karena ponselnya tengah berada di mode getar. Ditambah dengan Jere yang mengemudi dalam keadaan terburu-buru.

Lift yang hanya berisi Jere ini membawanya ke lantai lima yang terdapat producting room dan recording room. Lantai lima ini terkenal dengan sikap individualisnya, karena sangat sepi dan sibuk di ruangan masing-masing. Dapat dipastikan kalau ketua timnya itu alias Donghae sedang pusing karena tidak ada yang diajak ribut mengenai rapat nanti.

"Kak Dongdong," panggil Jere seraya meletakkan tasnya pada kursi yang ada di depan komputer.

Dugaan Jere ternyata salah. Bukannya pusing memikirkan bahan rapat, Donghae malah tampak tertidur dengan lengan yang menutupi matanya. Pasti laki-laki itu sangat pusing dan lelah. Jere memilih untuk tidak membangunkan Donghae dan membiarkannya untuk istirahat sejenak sebelum masa penghabisan datang. Rapat maksudnya.

"There are not enough coffee for everyone."

"Oh Shittt!" teriak Jere tertahan dengan tangan memegang dada. Dia terkejut bukan main karena kemunculan James yang tiba-tiba, "James, mau mati hah?"

"Wowowowo, calm down," ucap James dengan tampang menyebalkannya. Rasanya ingin Jere buang saja ke laut manusia satu itu.

Ternyata James sudah berada di ruangan ini sejak tadi. Dia duduk di kursi paling ujung dan badannya seakan tenggelam karena kursi yang memang berukuran besar.

"Ada apa dengan Kak Donghae?" bisik Jere yang memilih berdamai pada James.

Jere mendekat dan memilih duduk di kursi yang berada di samping James. Laki-laki itu juga tampak sibuk dengan komputer dan segala komponennya.

"Semalam dia menyelesaikan lagu Michella dan menulis bridge Jisung. Wah, Han Jisung, you make me so mad," keluh James yang tampak berubah suasana hatinya karena mengingat kejadian tersebut.

"Kenapa?"

"Dia punya tim dia sendiri, tapi kenapa dia meminta kak Donghae menulisnya. Permintaannya sangat aneh dan berbelit-belit. Apa dia tidak tahu kalau kita juga tengah dikejar deadline," adu James pada Jere dengan wajah yang hampir merah padam.

"Get real!! Dia tidak akan member kita waktu. Kita tidak bisa meng-handle semua. Kak Donghae harus berani bicara dengan Jisung," jelas Jere yang memang sudah malas dengan artis yang semena-mena terhadap produsernya. Terlebih Donghae adalah eksekutif produser yang disegani banyak orang di bidang ini.

Jere bisa mendengar James yang mendengus kesal dan kembali menatap komputer dengan malas. Ia tahu kalau James sudah tidak memiliki mood untuk mengerjakan lagunya untuk beberapa menit ke depan. Tapi dia akan baik-baik saja setelahnya.

Jere berusaha mengenyahkan masalah itu dengan mendengarkan demo lagu yang ia bawa dari rumah tadi. Namun ada yang menahan headphone yang akan ia pasang. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Manajer Kim berdiri dengan ekspresi wajahnya yang khas.

"Jiah, can you help me?"

Jere melihat Manajer Kim mengedipkan mata sebagai kode agar ikut dengannya keluar. Lantai lima sepi, jadi Manajer Kim tidak perlu repot mencari tempat lain dan memilih berdiri di depan pintu saja.

"Re, tolong awasi anak-anak, mereka tengah berlatih di B1. Aku harus menggantikan manajer Michella sebentar. Nanti aku akan kembali lagi tepat sebelum rapat dimulai," pinta Manajer Kim yang tampak terburu-buru.

"What should i do?"

"Jam latihan mereka akan selesai sebentar lagi dance hari ini. Nanti malam mereka akan ada latihan vokal lagi," urai Manajer Kim mengenai jadwal para trainee itu. "Tanyakan pada mereka akan pulang dorm atau akan latihan sendiri. Kalau memilih pulang, tolong antar mereka sampai depan dorm."

Bolehkah Jere mengeluh dengan permintaan Manajer Kim yang satu ini. Tapi, tugas ini nantinya akan menjadi tugasnya nanti. Manajer Kim juga tampak harus menyelesaikan semua tugasnya dan tugas yang harus ia backup.

"Okay, nanti aku akan ke sana," putus Jere karena merasa kasihan dengan wajah Manajer Kim.

"Thanks, aku harus pergi sekarang," Manajer Kim menepuk bahu Jere sekilas dan berlari menuju lift.

Jika ada yang bertanya kenapa Jere dipanggil dengan nama Jiah. Hal ini karena ia memakai nama korea untuk berada di perusahaan. Kecuali Manajer Kim, Manajer Jang, dan HRD pastinya yang tahu nama aslinya. Jere.

Sebelum menuju B1, Jere menyambar dompet dan kunci mobilnya. Logika Manajer Kim seperti agak dangkal. Bagaimana bisa Jere mengantar para trainee itu bila tidak diberi kunci mobil perusahaan. Jere juga yakin, Manajer Kim tengah menggunakan mobil yang biasa digunakan untuk trainee nya itu untuk jadwal Michella.

Ckck, untung Jere membawa mobil. Kalau tidak membawa, mau bagaimana?

Beberapa orang yang berpapasan dengan Jere di B1 tidak saling menyapa satu sama lain. Apa karena Jere dianggap sesama trainee yang tengah berlatih?

Jere tahu, ia memang masih berumur 21 tahun yang mungkin seumuran dengan orang-orang yang ia lewati tadi. Kata Manajer Jang, tampilan Jere cocok sebagai trainee. Tapi untuk kemampuan menari atau menyanyi, lebih baik jangan. Kalaupun Jere ikut audisi untuk menjadi trainee ia akan tersisih dari awal karena para juri sakit mata melihat tarian Jere yang sangat buruk.

Untung saja Jere mengambil lowongan pekerjaan sebagai manajer di Boorjeo Entertaiment. Mengikuti beberapa tahap tes yang sangat banyak saingannya. Jere sangat beruntung karena selama hampir setengah hidupnya ia tinggal di Canada jadi ia tidak terlalu khawatir akan itu. Dia memiliki satu kelebihan di bahasa. Terimakasih ayah, telah membawaku ke sana.

"Kim Namtae, kan? Kalian sudah selesai latihan? Manajer Kim sekarang sedang ada urusan mendadak, jadi aku dimintai tolong untuk melihat kalian," sapa Jere pada seorang laki-laki yang Jere kenal melalui profil yang ia baca dengan nama Kim Namtae. Ia tahu karena file itu dikirimkan oleh Manajer Jang dan Manajer Kim jauh sebelum Jere kembali bekerja.

"Heem," jawab laki-laki bernama Kim Namtae itu, tangannya melambai pada tiga orang lainnya, "Kalian semua kemarilah!"

Jere sangat ingat dengan tiga orang itu. Mereka adalah Kang Daeho, Yeo Kihyun dan Lee Yeongcham. Salah satu dari mereka adalah orang yang mengaku sebagai trainee di BJ Entertainment saat Jere pertama kali masuk tapi tidak Jere percayai. Semoga sama laki-laki itu tidak mengenalinya.

"Ada apa?" tanya Namtae lagi dan membuyarkan lamunan Jere sekilas.

"Jadi, kalian kan sudah selesai latihan dance siang ini. Kalian akan lanjut berlatih sendiri atau pulang ke dorm. Sebelum latihan vokal untuk nanti malam," ulang Jere dari penjelasan Manajer Kim padanya tadi.

Mereka berempat tampak berdiskusi akan kemana mereka pergi atau menetap. Jere hanya diam mengamati.

Wajah laki-laki bernama Kim Namtae itu tampak familiar bagi Jere. Namun, lagi-lagi Jere tidak tahu pernah bertemu di mana dan bagaimana.

"Aku dan Yeongcham akan ke studio," ucap Kihyun yang merangkul Yeongcham.

"Aku dan Namtae akan ke kantin. Mungkin kita akan tidur di vocal room yang ada di B2," lanjut Daeho yang kemudian berjalan menuju tas mereka.

Jere hanya mengangguk paham dengan penjelasan mereka, "Ini nomorku, kalian aku awasi selama Manajer Kim tidak ada. Aku ada di producting room 2 jika kalian memiliki perlu."

Kartu nama bertulisan Baek Jiah dan ada nomor telpon ia berikan pada mereka, "Oh ya, aku akan urus peminjaman producting room di lantai lima untuk kalian."

~끝~

Continue Reading

You'll Also Like

262K 20.8K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
76.4K 3.5K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
42.6K 9.6K 111
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
772K 78K 54
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...