Angin kencang menerpa pemuda pemudi dengan kaos oblong yang tertawa puas karena berada di atas kapal pesiar dimalam hari ternyata begitu menyenangkan.
Ini udah hampir pagi, tapi, nggak ada yang pengen tidur. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama dari Indonesia menuju hongkong dengan jet pribadi keluarga chenle dan turun di bandar udara HK, mereka melanjutkan destinasi untuk menuju kapal pesiar milik keluarga Gafian.
Mereka berencana melakukan perjalanan ke Taipei dengan kapal pesiar itu. Dari Hongkong ke Taipe cuman buat sekedar makan dan menikmati street food khas Taipei.
"GILAAAAA DINGIN BANGET." Teriak Sanha.
Gafian yang duduk di dekat Shasha senyum aja nganggepin Sanha. Tangan panjang cowok itu diulurkan buat merapatkan jarak antara dia dan Shasha. Aisha yang melihat itu langsung mengalihkan pandangannya menuju langit. Lebih tepatnya ke bulan yang bersinar sangat anggun di luasnya langit yang dilihat dari sini.
Nancy memcelupkan kakinya ke dalam kolam renang yang ada di kapal pesiar itu sambil menikmati beberapa salad sayur yang memang disediakan di kapal pesiar ini.
Yireon duduk di kursi santai. Melonjorkan kakinya sambil memejamkan kedua matanya. Cewek itu cuman mau istirahat sejenak tanpa menghiraukan teman teman Gafian yang 'sedikit kampungan' menurutnya.
Sementara Chenle, cowok itu juga berbaring santai di kursi yang sama seperti yang diduduki Yireon. Bedanya, cowok itu memposisikan kedua tangannya sebagai bantal sambil memasang airpods di kedua telinganya.
"Lo jadinya ijin apaan, San, ke ortu lo?" Tanya Gafian.
"Ijin ikut persami wkwkwkw ngakak gak anjeng?" Jawab Sanha sambil ketawa. Gafian ketawa juga. Shasha ikutan ketawa.
"Sinting tapi masih masuk akal sih." Sahut Aisha.
"Kalo lo?" Sanha tanya ke Aisha.
"Ijin nginep dirumah Nancy." Jawab cewek itu sambil nyengir.
"Lah sumpah?" Nancy kaget. "Gua ijin ke mama gua kalo mau nginep di rumah Aisha anjer." Nancy melanjutkan kalimatnya dengan diakhiri tawa yang memecah.
Sanha, Aisha, Nancy, Shasha dan Gafian sama sama ketawa karena itu.
"Indah banget ya, ngeliat langit dari laut." Aisha bergumam sambil menghela napas besar. Matanya berkilauan menatap paduan antara laut dan langit yang seolah menyatu.
"Masih banyak hal yang seru lainnya sebenernya. Tapi, karena gua maunya private trip, jadinya sepi gini. Sebenernya kalo kita tripnya barengan sama jadwal trip bakalan lebih seru. Tempat casino dibuka, theater dibuka. Ada pertunjukan seru. Pusat perbelanjaan dibuka. Lain kali, gua janji ajak kalian lagi trip kapal pesiar." Aisha dan Nancy bisa banget bayangin kejadian seru yang dibicarakan Gafian barusan.
"Semua kapal pesiar tuh kaya gini apa beda-beda sih, Gap?" Tanya Sanha.
"Beda lah. Macem-macem tipenya. Kalo yang punya gua costa neo romantica. Panjangnya cuman 220,6 m. Kapal ini lebih kecil dari kapal laimmya. Interiornya perpaduan antara dekorasi tradisional kontemporer dan dilengkapi karya seni modern. Yang kedua ada Dream cruise. Panjangnya 335 M. Kapal ini pelayanannya diklaim termewah pertama di Asia. Dan emang dirancang buat kemewahan dan kenyaman. Biasanya pas banget buat rayain ulang tahun sama Honeymoon."
"Lo pernah gitu diundang ke pesta ultah yang diatas kapal pesiar?" Tanya Aisha.
Gafian geleng. Shasha nyaut. "Kita pernah kan Reon, yang di sweet seventen Ci Yuqi."
"Iyap. Baru tahun lalu." Jawab Yireon santai.
Aisha menganga. Dia selama ini nggak pernah tau kalau disekolahnya ada perkumpulan orang kaya yang kayanya bener bener kaya TO THE MAX. Pertamanya juga dia ngira kalau Gafian orang kaya yang kayanya sebatas pernah sesekali ke luar negri. Taunya.... asli merinding Aisha.
"Gua ga pernah bayangin punya temen yang kaya lo lo pada." Sanha nyeletuh.
Nancy nangguk. Nancy ini orang kaya juga. Ibunya Pengacara sementara Ayahnya penasihat hukum. Tapi jelas aja kekayaan keluarga Nancy masih bisa dinalar dengan akal sehat.
"Kalau cruise yang terbesar segede apa ya kira-kira. Penasaran.." Nancy bergumam.
Chenle menegakkan badannya dari sandaran kursi. "Kapal pesiar terbesar itu keluaran dari perusahaan kapal pesiar Norwegia - Amerika serikat. Royal Caribbean cruise. Terbesar di dumia. Fasilitasnya jelas aja beda dari cruise ini dan cruise yang disebutin si Gafian tadi."
"Lo punya cruise juga?" Yireon ikutan duduk dengan tegak sambil natap Chenle lekat-lekat.
"Bukan punya keluarga gua. Tapi punya keluarga besar. Royal caribbean cruise. Tapi nggak di asia. Di Miami. Paman gua ada yang tinggal menetap disana." Jelas Chenle.
Semua orang ngangguk ngangguk.
"Udah itu aja jenisnya? Terus bentuknya sama semua gitu nggak sih?" Aisha masih penasaran. Dia kelihatan tertarik dengan pembahasan ini.
"Ada lagi. Costa Fortuna. Panjangnya 272 m. Modelnya memanjang. Beda dari kapal pesiar ini dan kapal pesiar yang tadi dijelasin orang-orang." Kali ini Yireon yang jawab.
"Lo... punya juga?" Tanya Sanha.
"Enggak. Cuman pernah naik aja pas ada party temen Mami di singapore." Jawab cewek itu seadanya.
"Mending kita masuk ke kamar masing-masing deh. Udara dini hari tuh kurang baik buat kesehatan. Senin kita masih harus sekolah." Saran Chenle.
Shasha tiba-tiba menguap. Ngeliat mata Shasha keliatan berat, Gafian memutuskan buat menyetujui saran Chenle.
"Kamar Sanha yang ini. Nancy seberangnya. Aisha sebelah kamar Nancy. Chenle di sebelah kamar Sanha. Kamar gua sebelah kamar Chenle. Shasha sama Yireon minta sekamar. Mereka di depan kamar gua." Gafian bagi kamarnya.
Semuanya nyimak dan setuju aja sama usul si pemilik kapal pesiar.
"Gaf, ikut gua ke kamar dulu. Ada keperluan." Ajak Chenle.
Yireon nepuk pantas Shasha. Shasha melotot.
"Kalau di komik BL biasanya bakal terjadi apa, Sha?" Yireon manas-manasin.
Shasha menggelengkan kepalanya cepat kemudian menarik Yireon masuk kamar.
"Jangan ngadi ngadi deh." Rengek Shasha.
"Tapi, di udara dingin tuh paling pas angetin badan Sha. Bisa aja mereka lagi sibuk nyentuh barang satu sama lain sekarang. Jangan sok polos. Kita udah nonton banyak film BL bahkan sampai adegan eksplisitnya dan kita gemes."
"Aaaaa, Yireon, tapi Gafian tuh cowok gueee." Shasha beneran frustasi.
"Wait. Gafian pernah gak ngajak lo menjurus ke sesuatu yang panas?"
Shasha geleng.
"ANJIR FIX DIA SUKA COWOK."
"AH MASA SIH? ENGGAK LAH. DIA PERHATIAN SAMA GUE!
"Gimana kalo dia macarin lo buat nutupin fakta kalau dia homo?"
"Reon... plis... jangan bikin sedih deh."
"Kenapa kita ga nguping aja mereka ngapain?" Saran Yireon. Shasha neguk salivanya berat. Karena juga penasaran, Shasha setuju.
Dengan langkah yang mengendap seperti maling, Shasha dan Yireon keluar kamar mereka.
Mendekatkan telinga ke pintu, Yireon sama Shasha konsentrasi untuk mempertajam indera pendengaran mereka.
Dan yang kedengeran samar sama itu adalah suara seperti ini...
"A-ah, aah, enak banget Gaf. Ah, tapi sakit juga ternyata."
Gafian ketawa. "Baru pertama kali ya lo? Santai aja. Rilex. Lama lama enakan kok."
"Gimana, lo yang denger sendiri loh, bukan gua yang manas-manasin." Yireon berbisik.
Shasha beneran mau nangis.
'AH CHENLE GUE PATAHIN LEHER LO BESOK. SUMPAH INI MAH. GUE BERSUMPAH. LO UDAH NGOTORIN COWOK GUE. DASAR BIADAB. MUKA DOANG LUCU DAN IMUT. TAPI ASLINYA BIADAB.'
Shasha mengepalkan telapak tangannya emosi. Cewek itu menyentuh gagang pintu. Berniat mau membukanya tanpa ijin meskipun dalam hati dia takut sama apa yang dilihatnya.
"YAK! CHENLE!" Teriak Shasha sambil buka pintunya dengan nafas menggebu.
Yang di dalem kamar bengong. Chenle bahkan sampe mengerutkan keningnya saking terheran-heran.
"Sha, kenapa?" Tanya Gafian yang buru-buru bangun dari kasur.
Shasha nelen saliva. Mencoba menetralkan ekspresinya. "Em...... Chenle..... Chenle tadi ngupil dan ditempelin di tembok. Jorok banget. Bersihin gak?!"
Chenle menjatuhkan rahangnya. "Kapan gue ngupil?" Jawabnya sambil menurunkan bajunya yang tadi diangkat sampai pundak. Soalnya minta tolong Gafian pasangin koyo. Panas banget, Chenle baru pertama kali pasang koyo. sakit tapi enak sih.
"Ah maaf maaf, kayaknya gua halusinasi deh. Maaf ganggu ya."
Setelah Shasha nutup pintu kamar Gafian, Shasha narik Yireon ke keluar. Cewek itu mau jorokin Yireon ke laut biar dimakan ikan hiu.
"SHA, GILA LO. JANGAN DORONG-DORONG."
"BIARIN. SANA TURUN. LOMPAT SENDIRI APA GUA DORONG. CEPET. GAK MAU LIAT LO LAGI POKOKNYA."
"AH IYA IYA MAAFIN GUA DONG. AH LO DENDAM AMAT SI. NAMANYA MANUSIA YA PASTI PUNYA PRASANGKA."
"Ah, gila, gua malu banget." Shasha nggak kuat menahan rasa malunya. Akhirnya cewek itu malah menceburkan diri ke kolam renang outdoor.