A Song Written Easily 🎶

By Rienstory

301 50 37

----------------------------------- Spin-off Boorjeo Idol -Baek Jiah- ----------------------------------- Doy... More

~2~
~3~
~4~
~5~
~6~
~7~
~8~
~9~
~10~

~1~

119 18 28
By Rienstory

Pop rocks, strawberry, bubble gum
**

Entah kenapa, matahari begitu mengganggu di pagi hari. Walaupun Jere telah berencana bangun pagi, tapi nyatanya dia masih enggan membuka mata. Beberapa kali Jere berdecak menganggap sinar matahari tidak sopan masuk ke dalam kamarnya.

Tunggu. Bukankah sekarang Jere tidak lagi berada di rumah.

Jere membuka matanya perlahan. Ujung matanya melirik sekeliling kamar yang ia tempati tidur semalam.

Ah, benar. Ini kamarnya juga. Sudah lama ia tidak menempati kamar ini. Bila dihitung bulanan, mungkin 12 bulan sudah Jere tak tidur di kamar kesayangannya.

Tangan Jere dengan lihai mengikat rambut panjangnya. Seingat Jere, sebelum tidur ia sudah mematikan lampu. Ia harus tidur dalam keadaan lampu mati. Jika tidak maka ia akan kesulitan tidur, bukan tidak bisa tidur.

Jere keluar kamar dengan sesekali menguap. Dia menghampiri satu pintu yang terbuka lebar. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah seorang laki-laki mengenakan kaos panjang biru laut dengan celana kain pendeknya memandang komputer dengan serius.

Kepala Jere hanya melongok ke dalam tanpa ada niat mengatakan sepatah katapun. Ia hanya ingin mengamati saja.

"Do, mau aku buatkan teh atau kopi?" tanya Jere tanpa mengubah posisinya.

"Loh Re, udah bangun?" Tangan laki-laki itu membuka bungkus plastik dan memasukkan isinya ke dalam mulut.

Jika sudah begini, Doyoung pasti dalam mode mumet atau sulit diganggu. Terlebih dengan Doyoung yang makan permen jelly di pagi hari.

Jere memilih berjalan menuju dapur untuk membuatkan sesuatu untuk mereka berdua. Sebuah kardus terbuka lebar sejak kemarin di atas meja makan. Niat Jere akan menatanya hari itu juga, namun niatnya terkendala kata malas. Dia sangat ingin menikmati waktu luangnya sebelum waktu sibuknya datang.

"Teh buat kamu." Jere meletakkan secangkir teh dihadapan Doyoung.

Sedangkan ia berjalan menuju sofa single tepat di samping meja komputer. Doyoung tampak meregangkan badannya hingga menimbulkan beberapa suara yang membuat Jere ngilu.

Belum sempat Doyoung meraih sebungkus permen jelly terakhirnya, Jere lebih dulu merebut dan memasukkan paksa ke dalam laci meja.

Tidak peduli bagaimana Doyoung menatap Jere sengit, yang terpenting Doyoung tidak terlalu banyak mengonsumsi gula.

"Kamu yang nyalakan lampu kamarku?" todong Jere langsung ketika Doyoung menyeruput teh hijau hangat buatan Jere.

Doyoung hanya mengangguk dan kembali menatap komputer. Dia beberapa kali memencet tombol dan Jere tahu laki-laki itu tengah mematikan komputer.

Tidak ingin memperpanjang masalah, Jere memilih mengamati kembali ruangan ini. Tampak berantakan. Sungguh membuat mata siapapun akan sakit bila melihatnya.

"Mau kemana hari ini? Sampai memintaku membangunkanmu," kata Doyoung seraya menumpuk tiga buku di atas meja dan meletakkannya di rak sisi kanannya.

Kamar ini, ah tidak. Ruangan ini adalah ruang kerja Doyoung. Dinding sisi kanan berisi rak buku yang penuh dengan koleksi referensi Doyoung untuk bekerja. Dinding sisi kiri beralih fungsi bak papan tulis yang bisa dihapus kapan saja. Sekarang pun sudah penuh dengan coretan.

"Aku ingin tidur, bangunkan aku jam sembilan," pinta Doyoung berdiri dari kursi karena merasa tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.

"Loh bukannya mau konsul ke Prof. Min, kan?" ingat Jere pada Doyoung yang berhenti di ambang pintu. "Aku mau ikut, tapi habis itu antar aku ke rumah."

Sepertinya Jere menganggu niat Doyoung untuk tidur kembali. Terbukti Doyoung yang berjalan menuju kamar mandi bukannya kembali ke kamar untuk tidur.

Jere tahu laki-laki itu belum tidur sejak semalam. Mengerjakan permintaan klien dari ketua tim yang dikirim kepada Doyoung. Pasti sangat sulit, terlebih membagi waktu dengan mengerjakan tugas akhir.

Saat Jere membereskan cangkir yang mereka berdua gunakan. Sekilas melihat Doyoung yang berlari menuju kamarnya hanya menggunakan celana pendeknya tadi tanpa mengenakan kaos.

"Re, buruan. Kita ambil subway set 10 loh ya," teriak Doyoung dari kamar yang terkunci rapat.

Tentu saja Jere tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini. Lagipula masih ada dua setengah jam lagi.

^_^

Tangan Jere dan Doyoung masing-masing memegang roti lapis yang ia beli di jalan. Mereka belum sarapan, karena merasa terburu-buru.

Tapi percuma saja mereka berjalan cepat dari apartemen menuju World Trade Center Seoul untuk naik Subway. Ia mereka tetap berangkat pukul setengah sepuluh. Padahal mereka sudah menunggu dari 10 menit yang lalu, tepat setelah subway sebelumnya berangkat.

"Emh, aku lupa memberitahumu." Jere meletakkan minumannya di antaranya dengan Doyoung. "Kak Baekhyun akan datang nanti malam."

Mendengar apa yang diucapkan oleh Jere, Doyoung segera menghabiskan roti lapisnya yang tersisa sedikit. Kemudian merebut minuman Jere untuk ia minum.

"Serius?" tanya Doyoung yang dijawab anggukan oleh Jere. "Kenapa tidak bilang dari tadi."

"Lupa," jawab Jere santai seraya membersihkan makanan dan minuman yang telah habis. Termasuk milik Doyoung.

Subway datang dari arah kanan, tepat saat Jere berada di depan tempat sampah. Doyoung yang sadar akan itu, segera menarik Jere untuk mendekat. Walau tidak terlalu ramai bila dibandingkan pagi tadi, tetap saja akan membuat Jere kesulitan bila tidak berdiri di tempat yang tepat.

Doyoung mendorong pelan Jere agar duduk di bangku yang tersisa. Sedangkan dirinya berdiri tepat di depan Jere.

"Duduk di sana, Do. Masih kosong," tunjuk Jere pada bangku yang berada di ujung. Namun Doyoung hanya menggeleng pelan.

Mata Jere mengamati laki-laki yang berada di umur yang sama dengannya ini. Sedangkan orang tersebut menatap keluar jendela.

"Letakkan tasmu di sini," pinta Jere seraya menepuk pahanya.

Seakan paham dengan apa yang dikatakan oleh Jere, Doyoung melepaskan tas ransel hitamnya ke pangkuan Jere. Namun mata Doyoung kembali menatap keluar, entah sedang memikirkan apa.

Mata Doyoung menyiratkan dia tengah merasa lelah. Tentu saja. Doyoung pasti begadang tiap malam entah mengerjakan projek klien dan mengerjakan tugas atau hanya bermain game.

Sampai beberapa kali Jere mengingatkan Doyoung agar tidak terlalu sering begadang. Tapi sampai mulut Jere berbusa pun, pasti tidak akan didengar.

'Ini deadline besok, aku harus kirim ke Mr. Steve'

Kalimat yang paling sering Jere dengar dari mulut Doyoung. Hingga Jere bisa membayangkan bagaimana wujud rupa Mr. Steve itu.

Saat subway berhenti di pemberhentian Yeoksam, orang di samping Jere tampak berdiri dan berjalan menjauh. Sehingga Doyoung mengisi bangku yang kosong itu.

"Oh ya Re, kalau ingin buat lagi DAW udah aku instal di monitor kanan," ucap Doyoung membuat Jere menoleh.

"Oke Makasih. Lagipula aku belum ada niatan lanjutin lagi."

"Kenapa? Mau fokus sama kerjaan kamu yang sekarang?" tanya Doyoung heboh. Untung saja tidak membuat penumpang lain menatapnya heran.

"Filenya ada di komputer aku, Do. Sedangkan ekspedisi buat sampai Korea masih beberapa hari lagi," jelas Jere membuat Doyoung paham akan alasannya.

Barang-barang Jere yang ada di Canada, ia bawa pulang kembali. Terlihat merepotkan memang. Hanya saja barang-barang itu sangat berharga. Terutama komputer, yang berisi banyak file untuk mendapatkan banyak uang.

"Aku tunggu kamu di kedai roti ikan tempat biasa," ucap Jere seraya membuka kantung kecil pada tas Doyoung.

Jere mengambil tujuh buah permen jelly dari dalam tas Doyoung sebelum berjalan menjauh menuju kedai roti ikan.

^_^

"Baek Jere, Kim Doyoung," teriak seorang laki-laki yang mengenakan jas rapi dan rambut yang ditata sedemikian rupa hingga menampakkan dahi.

Lak-laki berumur 28 tahun itu berjalan mendekati Jere yang bersandar malas pada punggung sofa. Tangannya meraih paksa kepala Jere untuk diletakkan di bahu dan mengusapnya agak kasar.

Tentu saja Jere berusaha melepaskan tangan nakal laki-laki itu, "Hentikan kak Hyun."

"Okay, Baek Jere adikku tersayang."

Baekhyun segera melepaskan tangannya namun tetap menahan Jere untuk berada di bahunya. Jere hanya bisa menghembuskan napas pasrah dengan tingkah aneh kakaknya ini.

"Kak Hyun, kapan datang?" tanya Doyoung seraya membawa dua gelas berisi jus semangka.

"Semalam," jawab Baekhyun singkat, "Mana untukku?"

Dua gelas jus tadi hanya untuk Doyoung dan Jere. Sehingga Doyoung menatap bingung ke arah Baekhyun yang tampak serius dengan ucapannya.

"Bibi Moon yang buatkan, mana aku tahu," balas Doyoung seraya mengangkat bahunya malas tanpa peduli pada tatapan tajam Baekhyun.

Sejak semalam Baekhyun meminta Jere untuk datang ke rumah. Tentu saja dengan segala rayuan hingga Jere tak kuasa menolak.

Terlebih lagi, Baekhyun tahu semua kegiatan Jere untuk saat ini.

Menganggur. Ya Jere tidak memiliki kegiatan yang berarti kecuali rebahan di dalam unit apartemen. Ya walau sesekali Jere keluar hanya sekedar membeli makanan sembari berjalan-jalan. Tidak ada yang istimewa.

Berbeda dengan Doyoung yang memang tampak sibuk ini dan itu. Bahkan Jere tahu sejak ia masih di Canada. Setiap Jere menelpon mode video pasti Doyoung tampak lesu dan matanya berkantung. Sungguh tidak terawat.

Sesekali Jere memang pulang ke rumah dan apartemen. Tentu saja sebisa mungkin Jere mengurus anak laki-laki itu.

"Kamu bisa pergi besok bersamaku," ucap Baekhyun langsung.

"Untung saja aku sudah mengurus semuanya kecuali tiket," Doyoung bernapas lega mendengar ajakan Baekhyun.

"Sudah aku belikan."

Demi pohon pisang yang tidak hidup di depan rumah, Jere tidak paham dengan ucapan mereka berdua. Sepertinya mereka tengah merencanakan sesuatu yang Jere tidak ketahui. Sungguh menyebalkan.

"Mau kemana?" tanya Jere malas seraya menatap dua orang berbeda umur itu secara bergantian.

"Loh, kita sudah obrolin ini dari lama loh, Re," jawab Doyoung membuat Jere sedikit terkejut.

Sampai saat ini, Jere tidak ingat apapun mengenai apa yang sudah ia bahas dengan Doyoung. Seingatnya ia baru pulang dari Canada dua hari yang lalu. Dua hari itu pula, mereka tidak membicarakan apapun kecuali masalah makan dan minum.

"Aku kan udah bilang mau nyusul kamu," jelas Doyoung membuat Jere menepuk dahinya paham.

"Berarti kamu tahu kalau Kak Hyun datang. Bukannya tadi kamu bilang tak tahu," selidik Jere atas perkataan Doyoung pagi ini.

Doyoung mengangguk, "memang, kak Hyun hanya memberitahu akan datang tapi tidak tahu kapan. Makanya aku kaget saat kamu bilang kak Hyun datang."

Benar juga dengan yang dikatakan Doyoung.

"Kan aku udah di sini, kenapa malah kamu yang pergi," sungut Jere dengan mata yang terus menatap Doyoung lekat.

"Biar cepat lulus."

Sepertinya pikiran Jere tengah tidak bisa fokus. Ia bahkan hampir lupa mengenai tugas akhir yang harus Doyoung kerjakan dalam waktu dekat ini.

Tentu saja Jere bukan melupakan begitu saja. Dia tengah juga sedang memikirkan detail pekerjaan yang harus ia kerjakan dalam waktu dekat ini juga. Atasannya sudah mendesak Jere untuk segera kembali bekerja setelah satu tahun ia tinggal ke Canada.

Oh okay, Jere memang selalu rebahan. Namun ia selalu membaca materi yang dikirimkan oleh atasan dan partnernya di kantor. Sangat melelahkan. Apalagi, dua hari setelah tiba kembali di Korea. Jere merasa ingin istirahat saja.

"Baek Jere, kamu sungguh tak ingin mengambil tawaran ayah?" tanya Doyoung setelah Baekhyun meninggalkan mereka berdua di ruang tamu.

"Tentu saja," tegas Jere pada Doyoung.

Mulut Doyoung tertutup rapat seakan tidak ingin memperpanjang pertanyaan yang ia ajukan sebelumnya. Sehingga Jere tidak peduli akan hal itu lagi. Lagipula bukan hal yang penting lagi.

Telinga Jere mendengar suara Baekhyun meneriaki namanya dengan Doyoung. Mereka berdua diminta untuk datang ke garasi secepatnya.

Saat Jere baru saja membuka pintu ia disuguhkan pemandangan yang membuat matanya terbelalak.

"Mobil baru lagi? Kalau ayah tahu pasti kak Hyun akan kena omel," sungut Jere sambil mengitari mobil berwarna abu-abu itu.

~끝~

Continue Reading

You'll Also Like

30.6K 3.3K 14
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
367K 38.5K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
262K 20.8K 100
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
39.5K 5.8K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG