Vote dulu sebelum membaca!
Bila perlu komen yang banyak:)
***
Hai makasih banget yang udah baca cerita aku. Aku seneng banget kalo kalian juga vote dan komen setiap part-nya!
Semua itu sangat berarti buat aku:)
Buat kalian yang selalu nunggu up, semangat ya!
***
Hari itu, Tamara sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Tetapi, perasaannya tiba-tiba tidak enak. Ada apa ini?
Tamara melihat kebawah, ternyata tali sepatunya belum terikat. "Huft, kirain apa? Mungkin gara-gara tali sepatunya belum aku ikat." Tamara kemudian berdiri dan tidak sengaja melihat seseorang dibalik tiang listrik.
Tamara tersulut emosi, dia langsung menghampiri orang yang ada di sana. "Kamu ..." Tamara celingukan, apakah dia salah lihat? Atau bagaimana?
"Mara! Kamu lagi ngapain disana?" tanya Bella dari depan pintu.
Tamara langsung berjalan menuju Bella, kemudian mengatakan, "Tadi aku lihat ada orang di balik tiang listrik itu, tetapi, pas aku sampai di sana nggak ada siapa-siapa."
"Udahlah nggak usah diurusin, sana ambil ransel kamu!" Bella mencoba mengalihkan pembicaraan.
Tamara tidak mau ambil pusing, dia hanya menuruti apa yang sahabatnya katakan saja.
"Untung gue punya ransel, jadi bisa menghilangkan seseorang. Termasuk, Heri yang bodoh!" batin Bella.
***
Geng Trilled sedang berjalan di koridor sekolah. Seperti biasanya, rasanya rutinitas, semua siswa bersorak riuh memanggil namanya.
Valdooo
Radit, Gans banget.
Dino, haaaaiii.
Beli itik di kali, hei pemilik hati bolehkah aku mampir?
Anjaaayani!
Pokoknya mereka punya gue!
Rasanya mereka semua bosan mendengar ucapan itu. Selalu saja begitu, dasar lebay. Tapi, tak apalah. Setidaknya mereka jadi seleb SMA Biru.
Ketika mereka tengah asik berjalan dengan gaya cool-nya, tiba-tiba ada seseorang yang menghalanginya. "Lyodra!" pekik mereka secara serempak.
Lyodra tersenyum dengan sangat manis, miris sekali melihat orang yang dulu menjadi pacarnya terlihat semakin tampan. Namun, sayang, dia tidak bisa lagi memiliki. Hati Valdo sudah pindah haluan, dan semua itu adalah kesalahannya.
Andai saja, Lyodra tidak sibuk dengan shopping. Pasti, dia masih bisa bercanda gurau dengan Valdo. "Hai," sapa Lyodra dengan lembut.
Rasa-rasanya Dino ingin muntah, melihat wanita didepannya ini. Sok manis.
"Udah keluar lo?! Bentar amat," celetuk Radit. Kebiasaan!
"Hai," balas Valdo.
Radit dan Dino tentu saja saling bertatapan, tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Bosnya. Bukankah harusnya dia marah karena Lyodra sudah keluar? Karena nantinya, Lyodra pasti akan menjadi penghambat Valdo untuk mendapatkan Tamara.
"Akhirnya lo keluar juga," lanjut Valdo.
"HAH?!"
***
Bel pulang sekolah berbunyi, semuanya langsung berlarian untuk pulang.
Berbeda dengan Tamara, dia diberi tugas oleh Bu Mahmud untuk mengerjakan tugas dadakan. Tamara hanya bisa pasrah, nasib orang pintar.
Sedangkan Valdo, dia malah keasikan tidur karena menunggu Tamara yang terlalu lama.
"Udah sore begini, ini orang ngapain juga nggak pulang-pulang?!" gerutu Tamara.
Tamara tersenyum masam, terpaksa dia membangunkan Valdo. Ingin rasanya dia meninggalkannya sendirian, tapi, dia masih memiliki hati nurani. Meski sekarang tubuhnya bukan seutuhnya menjadi miliknya.
"Do, bangun!" Tamara menggoyang-goyangkan pergelangan tangan Valdo.
Valdo tak menyahut, hanya suara uapan yang ia dengar.
"Ya Tuhan, ternyata dia sama kayak Bella." Akhirnya Tamara mengambil jalan pintas, dia mengambil botol air minumnya. Kemudian, mencipratkan kewajah tampan milik sang most wanted itu.
Bukannya bangun, Valdo malah meraih tangan Tamara kemudian memeluknya. Tahukah kalian? Suatu kutukan atau kekuatan magic apapun akan hilang dengan sebuah kecupan? Sama halnya dengan Tamara, tanpa sengaja Valdo mengambil first kiss milik Tamara.
Tamara membulatkan matanya tak percaya ketika Valdo mengecup bibirnya, tentu saja. Dia langsung menampar pipi Valdo, yang akhirnya berhasil membuat Valdo bangun. Tamara langsung bangkit, sedih sekali rasanya fisrt kiss yang selama ini dia jaga bertahun-tahun, diambil orang dengan seenaknya.
"Ibu!" Tamara marah sangat marah, kemudian matanya langsung menyorot tajam Valdo.
Valdo yang tadinya tertidur kini langsung bangkit, kenapa Tamara menamparnya? "Lo kenapa?" tanya Valdo kebingungan. Maklum saja, dia baru bangun dari tidurnya.
Tamara mendengkus kesal. "Kamu tanya kenapa?! Kamu udah berbuat yang nggak baik sama aku!"
"Maksudnya--" ucapan Valdo terpotong oleh Tamara yang membuatnya bungkam seribu bahasa.
"Kamu ambil first kiss aku! Aku mau bangunin kamu tadi, tapi pas aku bangunin nggak bangun-bangun. Nah, aku coba pakai cara yang sudah pasti manjur, yaitu menggunakan air. Tapi, kamu malah narik tangan aku, terus kamu ambil first kiss aku." setelah berkata begitu, Tamara terasa dunianya berputar. Cahaya yang gelap membuat Tamara dan Valdo bertanya-tanya. Kekuatan yang selama ini menempati Tamara, kini sudah pergi karena kecupan dari cinta sejati.
Tamara kemudian jatuh di pelukan Valdo. Valdo terkejut bukan main, sepertinya ada yang memainkan sihir. "Gue nggak tahu apa masalah lo, tapi seenggaknya gue bisa bantu lo buat ngusir kekuatan jahat itu." Valdo langsung menggendong Tamara dengan ala Bridal style.
Mencoba menghubungi Radit untuk mengantarkan Tamara ke rumahnya. Ini bukan penyakit, tetapi ini tentang kekuatan sihir. Tentu saja, tidak ada obatnya di rumah sakit.
[Cepetan, lo kesini dan bawa mobil gue!]
Tut!
Sambungan terputus. Radit hanya mengiyakan apa yang diperintahkan oleh Bosnya itu.
Di lain sisi Bella berteriak tak karuan.
"BANGSAT!"
"SIAPA YANG MATAHIN KEKUATAN SIHIR GUE?! BAJINGAN!" umpat Bella kasar.
Tubuhnya gemetar, tangannya menggenggam. Dendamnya semakin menjadi.
"INI PASTI ADA HUBUNGANNYA SAMA VALDO, GARA-GARA DIA RANSEL GUE KEBAKAR!" Bella tersenyum, dia punya rencana lain. "RANSEL GUE UDAH LO MUSNAHIN VALDO, TETAPI GUE PUNYA CADANGAN RANSEL. YAITU, YANG GUE PEGANG INI. CALM DOWN! BENTAR LAGI, LO JUGA BAKAL MATI!" sambungnya.
***
Terima kasih sudah mampir ke ceritaku.
Penasaran part selanjutnya?
Silahkan komen jika ada typo!
Follow Instagram Author
@Dewibiruu
Follow YouTube Author
@dewisarah16