My Baby [TAMAT]

By Hadisza

3.4M 176K 4.3K

Singkat cerita alur hidupnya berubah semenjak ia mendatangi pesta pernikahan sahabatnya di Inggris *** More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
End
Ekstra part
Attention

22

62.3K 3.9K 122
By Hadisza

Author pov

Riller mengkhawatirkan Zalina yang tidak sadarkan diri, Riller mengelus pelan pipi Zalina dengan gerakan sehalus bulu angsa.

Di usapnya pelan seakan akan Zalina sangatlah rapuh serapuh sayap kupu kupu.

Riller takut jika tadi sedikit saja ia terlambat...bahkan Riller tidak berani membayangkan...karena hal itu...terlalu buruk untuk dibayangkan.

Entah kenapa melihat Zalina di rengkuhannya saat ini ia seakan kehilangan jiwa nya, ia merasakan sakit yang sangat hebat. Jantungnya berdebar kencang hingga rasanya mau meledak, Riller benci melihat Zalinanya tidak berdaya Wanitanya tidak dalam keadaan baik baik saja.

Tepukan di pundak kiri Riller membuat nya memaksakan diri untuk melihat siapa yang berani menyentuhnya.

(note: babang Riller kan nggak bisa bahasa indo nih...jadi pas dialog antara babang riler sama Radit dan juna itu pakai bahasa ing. Ya😉)

"Berikan dia padaku" ujar Radit dengan nada yang dingin dan tegas

"siapa kau!" balas Riller tidak kalah dingin

"siapa aku bukan urusanmu! Berikan Zalina padaku biar aku yang menggendongnya"

"berani sekali kau! Kau pikir kau siapa? Aku tidak akan menyerahkan Zalina padamu!"

"sialan! Justru aku yang bertanya siapa kau!"

Radit mencoba merebut Zalina secara paksa dari Riller

"jauhkan tangan kotormu!" timpal Riller

"tangan kotor kau bilang? Seharusnya kau yang berkaca siapa yang kotor...kau atau aku! Pria sepertimu apa tidak tahu yang namanya salon! Rambutmu bahkan terlihat seperti rambut wanita!" Radit memandang Riller dengan sorot mata meremehkan.

"kau membahas Rambutku? Sebegitu pentingkah penampilan dimatamu! Lalu menurut mu kau terlihat lebih baik? Kulit mu saja terlihat seperti daging gosong yang terlalu lama dipanggang!" delik Riller 'ohh yang benar saja ia meremehkan rambut ini? Dasar bocah kurang ajar' benak Riller

"hei tuan-tuan...hentikan perdebatan kalian yang tidak penting! Berikan Zalina padaku jika kalian lebih memilih berdebat dibandingkan membawa nya ke rumah sakit!" Juna mengeluarkan suara baritonnya agar perdebatan antar pria terhenti

"siapa lagi kau? Tidak cukup kah ada satu pecundang dan kini kau ingin bergabung menjadi pecundang sama seperti pria malam ini?" tanya Riller sinis

"maksudmu apa? Dasar pria kaukasia!" ujar Radit tidak terima akibat julukan yang diberikan oleh Riller yaitu 'pria malam'

"hentikan...kalian terlalu kekanak- kanakan, bersikap lah dewasa! Kalian sudah dewasa bukan? Atau kalian adalah anak kecil yang terjebak di tubuh pria dewasa?"

"bagus jika kau tidak berniat memperkeruh keadaan...kau yang menyetir" Riller merogoh kunci mobil di saku kirinya, sedangkan tangan kanannya menjaga Zalina tidak terjatuh lalu melemparkan kunci tersebut pada Juna

"mobil mu? Kenapa harus mobil mu! Hei juna...kembalikan kunci pria kaukasia itu! Gunakan mobilku!" Radit tidak setuju menggunakan mobil Riller

"mas Radit kan nggak bawa mobil!" Maya mengingatkan Radit pasalnya Radit membawa motor bukan mobil

Radit seketika memucat
Ia berbicara sesuatu yang mulutnya dahului sedangkan otaknya belum berkerja, inilah yang dinamakan berbicara sebelum dipikir.
Lain kali Radit akan berpikir dahulu sebelum berbicara.

"Ayo...ke mobil!" Juna membuka pintu Merlion dan menahannya agar Riller bisa keluar dengan mudah seraya menggendong Zalina.

Ketika Riller telah lewat...Juna segera melepaskan tahanan pintu dan berlari menuju mobil, Radit yang berada di belakang Riller terhantuk pintu yang tertutup dengan sendirinya.

"Juna sialan!" Radit merasakan benjolan di dahinya terlebih lagi perutnya menabrak ganggang pintu
Kesialan menimpanya meskipun nyeri masih terasa ia tetap keluar dan berlari menuju mobil.

Juna membuka pintu penumpang agar Riller bisa masuk lalu menutup kembali pintu,ia berlari menuju kursi kemudi dan menyalakan mobil.

Radit menghela nafas ketika pintu mobil penumpang tertutup, ia membukanya dan terlihat Riller yang sedang memangku Zalina.

"mau apa kau di sini...duduk di depan sana!" namun Radit mengacuhkan perkataan Riller dan tetap memilih duduk di kursi penumpang.

Posisi Riller duduk di belakang juna sambil memangku kepala Zalina sedangkan Radit memangku kaki Zalina dan Juna yang menyetir di depan.

Suasana di dalam mobil sangat sunyi
Riller mengelus wajah Zalina dan tangan kirinya menggenggam tangan Zalina sontak tindakannya mendapat pelototan tidak terima dari Radit, Radit tidak ingin kalah ia pun memijat betis Zalina sedangkan Juna menyetir dan sesekali melihat ke belakang dari balik kaca.

Ketiganya memancarkan aura dingin bahkan dinginnya AC mobil terkalahkan, mobil sudah berubah menjadi freezer dengan Zalina berperan sebagai ikan segar di dalammnya.

(Author:'oh nak...semoga kau tidak membeku didalam sana'😢)

---
Sesampainya di depan pintu rumah sakit Radit dengan sigap membuka pintu sebelah kiri begitu pula Juna yang membuka pintu sebelah kanan, Riller keluar melalui pintu yang di buka oleh Juna membuat Radit naik pitam.

Riller pergi memasuki Rumah sakit disusul Radit, Juna menyerahkan kunci mobil pada satpam lalu menepuk pundak satpam tersebut dan pergi menyusul yang lain.

"pak...kunci mobilnya...saya nggak bisa bawa mobil!" Satpam seketika merasa sedih selain karena ia tidak bisa mengendarai mobil ia juga bukan parkit valet.

"aduh...gimana nasib saya atuh?" satpam menggaruk kepalanya frustasi ditambah klakson dari mobil yang berada di belakang mobil Riller

"pak mobil siapa nih? Ngalangin jalan aja deh! Suruh pindahin dong pak saya mau nurunin orang sakit nih!" ujar driver g*ab

"aduh...gimana ya pak...saya nggak bisa geserin mobilnya...bapak bisa bantuin saya?" pak satpam memohon pada driver g*ab

---
Riller menggendong Zalina menuju meja resepsionist
"dokter...tolong...aku butuh dokter yang paling berkompeten...tidak perduli berapa biaya nya!" Teriak Riller

"iya pak...sebentar ya! Dan mohon berbicara dengan nada yang sewajarnya" ucap resepsionist

"bagaimana bisa? Ada orang sakit disini yang membutuhkan dokter dan kau menyuruhku menunggu sebentar? Kau gila?"

"mohon maaf pak...semua yang ada di sini adalah orang sakit, mohon menunggu sebentar" Suster itu pun pergi menuju suatu ruangan

"kau yang gila! Dasar pria kaukasia tidak tahu malu! Berteriak di rumah sakit heh? Yang ada kau hanya mengganggu pasien di sini!"

"Diamlah" Juna berbicara sebelum perdebatan antar keduanya kembali terjadi

"baiklah pasien diperbolehkan masuk" ujar resepsionist yang tadi

Riller pun dengan segera memasuki ruangan dan meletakkan Zalina di tempat tidur pasien. Di ikuti oleh Juna dan Radit di belakangnya

"selain pasien yang lainnya dapat menunggu di luar ruangan, biarkan dokter yang memeriksa.

"Dokter tolong periksa dia dengan baik, tidak perduli berapapun biaya nya" ucap Riller

Sontak Juna dan Radit menarik Riller keluar secara paksa.

"hey...kalian...lepaskan aku!" Riller meronta langsung dilepaskan oleh keduanya.

Mereka bertiga duduk di kursi tunggu yang berada di samping pintu.
Ke khawatiran nampak jelas di wajah ketiganya.
Riller menghentakkan kakinya di lantai tanda tidak sabar.
Radit membuka ponselnya meskipun ia hanya melihat wallpaper lalu bergulir ke aplikasi lainnya lalu kembali ke halaman utama begitu seterusnya yang penting ia memiliki sesuatu yang bisa dilakukan lain halnya dengan Juna yang hanya duduk tegak seakan jika ia bergerak sedikit saja dunia akan runtuh.

5 menit...
10 menit...
15 menit...
20 menit...
25 menit berlalu

Akhirnya pintu terbuka
Dokter keluar dari dalam ruangan
"siapa wali nya?" tanya dokter

Radit dan Juna spontan mengangkat tangan sedangkan Riller nampak agak bingung mengapa kedua idiot mengangkat tangan.

Dokter nampaknya memahami kebingungan Riller, dokter mengulangi pertanyaannya dalam bahasa inggris barulah Riller mengerti.

Dokter agak bingung karena ketiganya sama sama mengaku wali, daripada terjadi perang saudara dokter memperbolehkan mereka bertiga masuk.

Ternyata di dalam ada Zalina yang sudah sadar.

"ehm...setelah melakukan pemeriksaan...selamat kepada ibu Zalina...bayi di dalam kandungan anda baik baik saja, ia tergolong bayi yang kuat. Anda pingsan karena terlalu lelah, mulai sekarang anda saya sarankan mengurangi aktivitas yang menguras banyak tenaga dan makan makanan yang bergizi juga mengonsumsi vitamin. Kalau begitu saya permisi dan ya ada vitamin yang harus ditebus di bagian farmasi." Dokter pun meninggalkan empat manusia di ruangan tersebut.

"aku akan menebus vitaminnya" Juna pergi meninggalkan ruangan dengan ekspresi yang sulit di tebak

Zalina terkejut bukan main apa yang disampaikan oleh dokter, hamil? Ia hamil? Ada kehidupan lain yang tumbuh di dalamnya? Ada makhluk kecil yang bergantung padanya selama sembilan bulan kedepan? Rasanya campur aduk.
Mata Zalina seketika berkaca kaca dengan tangan gemetar ia mengelus perutnya.

'My baby...it's my baby?' Zalina bermonolog dalam hati

***
Sabtu, 15 Agustus 2020

Gimana part ini? Memenuhi ekspetasi kalian atau kurang atau melebihi ekspetasi?

Sorry ya agak malam soalnya ini juga baru selesai di ketik 😂

Apakah feel nya dapet atau kurang nih? Please komen di bawah supaya kedepannya aku bisa intropeksi apa yang kurang.

Vote+comment=❤❤❤❤❤
Luv you all



Continue Reading

You'll Also Like

2.9M 41.6K 29
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
3.2M 227K 46
"Dasar polisi playboy kampret!" Itulah kalimat yang menurut Naila cocok untuk tetangga barunya. Seorang polisi yang bernama Prasetya. * Berawal dari...
2.4M 117K 43
Hampir menabrak seorang wanita, lalu diminta pertanggungjawaban yang to the point. "Pokoknya, aku minta tanggung jawab!!" "Oh god! Tanggung jawab s...
624K 32.1K 41
[COMPLETED] Sebuah kisah cinta klise yang tumbuh karena terbiasa. Aruna harus tinggal di rumah teman ayahnya yang bermulut tajam karena ditinggal ke...