"Mencintai dalam sepi dan rasa sabar mana lagi, yang harus ku pendam dalam mengaggumi dirimu"
HAPPY READING.
Suasana dikediaman Naya seperti biasanya, tapi malam ini kedua orang tua dan abang pertamanya datang. Dimeja makan suasana-nya hening saat Naya bergabung untuk makan.
"Ngapain kamu kesini?" Tanya Bima tajam menatap Naya yang duduk di depannya.
"Naya mau makan yah" Cicit Naya menunduk.
"Kata siapa kamu boleh makan disini?!" Sentak Bima membuat tubuh Naya bergetar.
"Kalo ada dia, saya ga akan makan!" Ketus Rama membuat Naya tersenyum pedih.
"Pergi kamu dari sini! Liat Putra saya gak mau makan kalo ada kamu disini!" Bentak Ayu Bunda-nya Naya.
"Ta...tapi Naya laper" Cicit Naya.
Rama menatap tajam Naya, sangat tajam tangannya sudah mengepal.
"Pergi dari sini sialan! Saya gak mau liat wajahmu itu!" Teriak Rama murka bahkan dia menendang Kursi.
"Ma..maaf" Cicit Naya kemudian berlari memasuki kamarnya di lantai Atas. Sesampainya dikamar dia menangis, menangisi takdir yang tak pernah berpihak kepadanya.
"Hiks hiks gue salah apa, hiks kenapa semua pada jahat...hiks hiksss.." Isak Naya sambil menutup Wajahnya.
Naya menangis sampai ketiduran bahkan dia sudah melewatkan makan malamnya.
🐝🐝🐝
Keesokan Harinya....
Naya bangun jam 5 pagi, selesai Sholat Naya sudah tidur lagi melainkan membaca Al-quran, suaranya yang sangat merdu membuat siapa saja akan terhipnotis. Kedua orang tua-nya saja tidak tau kalo Naya tau mengaji.
Jam menunjukan pukul setegah 6 pagi, naya melipat mukena hitamnya dan menaruhnya di lemari. Kemudian Naya mengganti baju biasanya dengan seragam sekolah Putih Abu-Abu.
Naya tersenyum melihat penampilannya di depan cermin yang sangat besar itu. Perfect satu kata untuk Naya.
Dengan sangat pelan Naya menuruni anak tangga satiu persatu.
"Selamat Pagi" Sapa Naya ceria tapi hanya dibalas tatapan Tajam oleh mereka bertiga, siapa lagi kalo bukan kedua orang tua dan Abangnya.
"Mmm Naya boleh ga, berangkat bareng Ayah" Tanya Naya pelan.
"Siapa kamu mau berangkat bareng saya? Ketus Bima sambil menatap Naya
Naya terdiam sesaat kemudian mengulas senyum manisnya. "Naya anak ayah"
"Saya ga punya anak sepertimu! Pembunuh sampai membuat istri saya kehilangan Calon Anak kami"
"Itu bukan salah Naya! Sudah berapa kali Naya jelasin itu bukan salah Naya! Naya di fitnah Yah, nda" Teriak Naya sambil menangis.
"BERANINYA KAMU TERIAK DIDEPAN SAYA!" Bentak Bima sambil menjambak Rambut Naya yang terurai indah.
"Awhh sakit Yah" Cicit Naya.
PLAK
PLAK
"INI GAK SEBERAPA DENGAN KAMU YANG MEMBUNUH CALON ANAK SAYA! ADIK RAMA DAN NISA! ANAK SIALAN KAMU! KALO BUKAN KARENA KAKEK KAMU SUDAH SAYA TENDANG DARI RUMAH INI SIALAN! DASAR ANAK GAK TAU DIRI!" Bentak Bima murka. Bahkan Bima membuka ikat pinggangnya dan mencambuk Naya.
"Ampun yah... hiksss sakittt. ampunnn... ampunnn" Mohon Naya sambil menatap Bima.
BUGHH
BUGHH
PLAK
"ANAK SIALAN!" Teriak Bima kalap.
Ayu yang melihat itu sedikit tidak tega, kemudian memanggil Bima untuk segera berangkat ke kantor. Dan diruang makan sisa lah Rama dan Naya.
Naya menangis sambil memeluk lututnya, rama sebenarnya iba tapi dia menampikan itu semua(Benar atau salah) dia meninggalkan Naya yang tengah menangis itu.
"Hiksss Tuhan...mengapa mereka jahat sama aku hikss hiksss... aku hiksss.... capek Tuhan hikss hikss..." Lirih Naya menangis sekeras kerasnya.
"Akuu...harusss...apa....Tuhan..hiksss...sakit...sekali...sakittt....hiksss" Isaknyaa
🐝🐝🐝
Naya berjalan dengan pelan menuju kelas-nya. Jam menunjukan pukul tujuh tepat. Banyak siswa siswi yang menyapa Naya dan hanya dibalas Anggukan kepala oleh Naya. Sebenarnya dia tidak ingin sekolah, tapi jika dia tidak sekolah bagaimana dengan Beasiswa-nya? Naya bersekolah disekolah Elite ini karena Beasiswa, kedua orang tua-nya tidak akan sudi membayar biaya sekolah, jadi Naya sekolah mengandalkan Otaknya. Sangat miris bukan?
"PAGIIII NAYAA" Teriak Alena dan Fanya bersamaan saat Naya baru memasuki kelas-nya.
"Pagi" Balasnya tersenyum kemudian duduk didepan Alena dan Fanya.
"Kok lesu gitu? Masih lagi loh" Kata Alena menatap Naya.
"Gue lagi kak Mood aja" Balasnya dan mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
"Lo udah bikin PR? Pinjem dong" Kata Fanya pada Naya.
"Nih" Setelah mengambil buku dari Naya dengan cepat Fanya menyalin jawabanya.
Naya dan Alena hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat Fanya yang semangat menyalin itu.
Sudah Lugu
Bodoh juga
Dasar Fanya
SKIP
Teeeettt
Bell berbunyi itu tandanya jam pelajaran telah usai dan di ganti oleh jam Istirahat, naya DKK berjalan dengan santai keluar dari kelas, langkah kaki mereka menuju Kantin.
"Nay" Panggil Daniel sedikit berteriak. Naya Lena dan Fanya menghentikan langkah mereka dan menoleh ke belakang.
"Ada apa?" Tanya Naya pada Daniel.
"Lo mau kemana?"
"Gue mau ke kantin" Ujarnya Binggung.
Daniel segera menarik tangan Naya. "Lo bareng gue"
Naya hanya diam saja di tarik oleh Daniel, banyak pasang mata menatap Sinis ke arah Naya. Naya hanya menundukan pandangannya.
"Lo mau makan apa?" Tanya Daniel menyuruh Naya untuk duduk.
"Nasi Goreng sama Es Teh" Ujarnya.
"Baik, tunggu bentar gue pesenin" Ujar Daniel dan berlalu meninggalkan Naya sendirian.
Setelah kepergian Daniel untuk memesan makanan mereka. Alena fanya dan Tiga curut sahabatnya Daniel datang.
"Gila sih boss" Celetuk Farid sambil duduk disebelah Naya.
"Masa kita ditinggalin" Tambah Arjuna sambil meminum air aqua.
"Hoh gak setia kawan" Tambah Wahyu pula.
Naya DKK yang melihat wajah ketiga sahabat Daniel itu tertawa pelan.
"Kata siapa lo duduk disebelah Naya?" Tanya Daniel sambil meletakan pesanan Naya diikuti Mang Nanang.
"Kan tinggal disebelah Naya, yang kosong" Balas Farid.
Daniel berdecak kesal ingatkan dia bahwa ini Sahabatnya. Dengan cepat Daniel menarik jambul Farid membuat Lelaki itu mengadu kesakitan.
"Awshhh sakit bego"" Teriak Farid kemudian berdiri dan pindah duduk disebelah Alena.
"Dari tadi kek" Celetuk Daniel duduk di dekat Naya.
🐝🐝🐝
Germany...
"Kakak kok diam saja? Kak gak bahagia dengan pertunangan ini yah?" Tanya Nisa tersenyum kecut melihat Randy dari tadi hanya melamun saja, padahal ada bersamanya.
"Eh nggak kok, aku bahagia" Jawab Randy tersenyum manis.
"Kalo bahagia kok dari kemarin, aku liatin kaka melamun mulu? Kak Randy mikirin apa?" Tanya Nisa.
Randy hanya tersenyum kemudian menarik Nisa dalam dekapannya, sumpah demi Apapun dia masih memikirkan keadaan Naya. Bagaimana mau move on kalo Nisa saja wajah-nya sama dengan Naya?
Diam diam Randy meneteskan air mata, tidak ada yang melihat Randy meneteskan air mata.
"Maafin aku Nay" Batinnya Berteriak.
"Kak" Panggil Nisa lagi.
"Iya ada apa hmm"
"Kok gak di balas pertanyaan Nisa sih?" Rengek-nya membuat Randy hanya mendesah pelan.
"Boleh gak usah dibahas dulu? Kaka capek nis" Ujar Randy mengecup pelan kening Nisa kemudian meninggalkan Nisa.
"Kak" Teriak Nisa.
"Kak Randy" Teriaknya sekali lagi tapi Randy tidak menoleh membuat Nisa berdecak kesal.
"Ini semua gara-gara lo Nay, gue benci sama lo" Gumamnya sambil mengepalkan kedua tangannya.
CUT😂
ADA YANG KANGEN AKU GAK?
MAAF YAH KALO AKU LAMA UPDATE-NYA😌
JANGAN LUPA VOTE-NYA HARUS SAMPAI 100 LEBIH DALAM SEMALAM AKU BAKALAN UPDATE 2 PART SEKALIGUSS SUMPAH GAK BOHONG😇
DAN KOMENTAR HARUS TEMBUS 20 LEBIH, TERSERAH MAU KOMENTAR APA😂😂
JANGAN BOSAN BOSAN MENUNGGU CERITA AKU😘😘😘💚
I LOVE YOU ALL! POKOKNYA I LOVE YOU AND I MISS YOU SO MUCH!💚 AKU KANGEN BANGET LOH SAMA KALIAN READERS SEJATIKU😢
FLLW IG: LALAAAAW_