Arka & Zara [SELESAI]

By CoretanLisa

1.5K 424 456

[SELESAI] Seperti yang kita tahu, A adalah huruf pertama dan Z adalah huruf terakhir. A dan Z punya jarak yan... More

PROLOG
1 : PULANG
2 : KALENG SODA
3 : DIREKTUR
4 : KOPI & FLASHDISK
5 : TIGA KATA AJAIB
6 : ALDO & PAPA
7 : RUMAH
CAST
8 : MANIS
9 : KUSUMA CONSTRUCTIONS
10 : KUSUMA'S FAMILY
11 : MAAF
12 : MAKAN MALAM
13 : SAHABAT JADI BENCI ?
14 : MAU JADI PACARKU ?
15 : KHAWATIR
16 : BERHARGA
17 : A & Z
18 : RENCANA PERNIKAHAN
19 : BAGAIMANA KALAU KITA MENIKAH ?
20 : DRAMA LAMARAN
22 : CINCIN
23 : PEMBUNUH
24 : KEJADIAN TAK TERDUGA
25 : CINTA (?)
26 : MEMINTA RESTU
27 : TIDAK SETUJU
28 : KEJADIAN ITU
29 : DEVINA
30 : AKHIRNYA SETUJU
31 : SEJAK KAPAN
32 : DUNIA YANG SEMPIT
33 : RAGU
34 : KEPIKIRAN
35 : INSIDEN WARUNG BAKSO
36 : PERTUNANGAN RESMI
37 : AKHIRNYA...
38 : HARI PERNIKAHAN
39 : KEBENARAN YANG MENYAKITKAN (1)
40 : KEBENARAN YANG MENYAKITKAN (2)
41 : RENCANA DEVINA
42 : NAYA
43 : TERKUBUR
44 : KEMBALI
45 : KEJAHATAN DEVINA
46 : LENGKAP
EPILOG

21 : APA KAU MENCINTAIKU ?

22 7 17
By CoretanLisa

Drama sudah selesai. Semua kembali bekerja seperti biasa. Arka juga sudah mulai tenang. Diana dan Vania juga sudah pulang. Semuanya kembali normal, namun tidak dengan Zara. Gadis itu yang sedari tadi diam sekarang bicara sendiri tanpa henti di dalam ruangannya.

"Ini apa sih ?" Zara melihat cincin di jari manisnya. "Apa artinya cincin ini di jariku ? Apa ? Hah ? Aku harus melepasnya dan mengembalikannya pada Pak Arka." Zara pun mencoba melepas cincin itu dari jari manisnya.

"Akkhhh !!!" jerit Zara. "Kenapa cincin ini tidak bisa lepas ?!!" Ucapnya kesal. Zara juga berusaha mencuci tangannya dengan sabun namun tetap tidak bisa dilepas.

Gadis itu kemudian berpikir sejenak, "Apa ini sebuah pertanda ? Pertanda kalau aku dan Pak Arka akan menikah ? NGGAK !!! Ini bukan pertanda ! Pak Arka itu berpikiran sempit sama sempitnya dengan cincin ini." Zara masih berusaha melepas cincin itu.

"PAK ARKA !!!" Zara masuk ke dalam ruangan Arka dengan membanting pintu.

Arka langsung bangkit dari duduknya karena kaget. Zara berjalan cepat mendekati Arka dengan wajah yang super marah.

"Apa ini ?" Zara menunjukkan cincin di jari manisnya di depan wajah Arka.

"Itu cincin." Jawab Arka santai.

"Kapan aku bilang ini kentang ? Aku tahu ini cincin. Tapi apa artinya semua ini ?" tanya Zara dengan kesal.

"Aku melamarmu." Jawab Arka singkat.

"Melamar ? Jadi kau ingin menikah denganku ? Jawab !!" ujarnya.

"Ya."

"APAA ??!! Ternyata kau benar-benar sudah gila, ya. Apa sebenarnya alasanmu ingin menikahiku ?" tanya Zara.

"Karena Mama dan Vania yang memintaku. Aku tidak tahu kenapa mereka sangat menyayangimu hingga mengorbankan aku. Huh !" Arka menghela nafas kesal karena merasa dirinya dipaksa.

"Apa Tante dan Vania yang akan menikah denganku ? Kau ini bagaimana ? Seharusnya kau melamar dan memasang cincin ini di tangan gadis yang kau cintai, bukan aku." Ucap Zara.

Arka hanya menunduk diam tak berkata apa-apa setelah mendengar ucapan Zara. Dia sendiri tidak tahu ingin menjawab apa. Arka tidak mengerti dengan apa yang dilakukannya sekarang. Terpaksa atau cinta ?

Keterpaksaan, rasa bersalah, serta kejadian 9 tahun lalu menyelimuti jiwa Arka sejak dirinya melamar Zara. Laki-laki itu bingung dengan perasaannya sendiri. Akankah cinta tumbuh di hati Arka ?

"Hei ! Kenapa kau diam saja ? Ah.. sudahlah. Akan kulepas cincin ini." Zara masih berusaha melepas cincin itu dari jarinya dan akhirnya berhasil lepas. "Ini cincinmu, aku kembalikan."

Arka berhasil menangkap tangan Zara sebelum gadis itu pergi dan dengan cepat memasangkan kembali cincin itu di jari Zara.

"Hei ! Apa yang kau lakukan ? Kenapa kau pasang cincinnya lagi ? Aku berusaha keras melepasnya dan kau malah memasangnya lagi. Pak !" teriak Zara.

Arka menatap mata Zara yang membuat gadis itu diam tak berkutik. Arka mendekatkan wajahnya ke wajah Zara. Jarak mereka hanya beberapa senti dan Arka masih memegang tangan Zara.

"Jangan pernah melepaskan cincin ini apapun yang terjadi." Ucap Arka.

"Apa kau mencintaiku ?" tanya Zara.

Dengan cepat Arka memalingkan wajahnya dari Zara dan melepas tangan Zara. Arka sama sekali tidak tahu apa isi hatinya yang sebenarnya. "Aku hanya ingin menikahimu. Itu saja." Jawab Arka seraya membalikkan badannya.

"Kalau kau ingin menikahiku, belajarlah untuk memahamiku dulu. Kalau kau memang mencintaiku, kau boleh menikahiku. Kalau tidak, kau tidak perlu memaksakan diri. Pernikahan adalah sekali seumur hidup untukku, itu bukan mainan." Ucap Zara kemudian melangkah pergi. "Oh ya, satu lagi. Kalau kau sudah benar-benar mengetahui perasaanmu dan ingin menikahiku, kau harus bicara dan minta izin pada Kak Aldo." Sambungnya.

Benar jika Arka tidak mengetahui perasaannya. Namun bagaimana dengan Zara ? Gadis itu juga tidak tahu badai apa yang sebenarnya melanda dalam hatinya. Hatinya ingin agar Arka mencintainya dengan tulus, namun pikirannya masih menaruh sedikit benci pada atasannya itu karena ketidakcocokan yang tidak berujung.

"Cinta ? Kenapa aku ingin Pak Arka menikahi dan mencintaiku ? Ya ampun Zara, kau ini kenapa ?" Zara memukul-mukul kepalanya karena kesal.

*****

Dalam bulan ini, Zara disibukkan dengan persiapan pernikahan kakaknya. Zara dan Suci banyak menghabiskan waktu bersama sebelum acara pernikahan.

"Kak, aku mau tanya." Ucap Zara sambil makan kentang goreng yang dipesannya.

"Tanya apa ?" tanya Suci.

"Kakak sama Kak Aldo udah berapa lama sih pacaran ? Coba dong ceritain dari pertama kali kalian ketemu terus sampai sekarang udah mau nikah." tanya Zara.

"Jadi aku itu sama Aldo pertama kali ketemu di kantornya. Aku pernah magang disana. Awalmya tuh aku benci banget sama Aldo, karena dia itu selalu godain aku. Ada aja alasan buat nyuruh aku terus ke ruangannya, biar bisa lihat aku katanya." Ucap Suci sambil tertawa kecil karena mengingat momen itu.

"Jadi Kak Aldo genit ya ? Nggak nyangka aku." Kata Zara.

"Tapi genitnya itu pas deketin aku aja. Pas udah jadian, genitnya hilang. Tapi romantisnya jadi lebih elegan aja gitu." Suci tertawa kecil.

"Oh gitu. Terus Kak Aldo ngelamar kakak gimana ? Apa dia buat hal-hal yang romantis atau apa gitu ? Gimana Kak ? Ceritain lagi."

"Kalo itu, dia buat acara ngelamar aku di depan teman-teman kantornya. Dia berlutut di depan aku, ngasi cincin gitu. Pokoknya gitu deh, kamu bayangin sendiri." Ucap Suci sambil menyeruput sodanya.

Yang terbayang dalam pikiran Zara adalah bukan bagaimana Aldo melamar Suci. Dia justru teringat bahwa dirinya juga sudah dilamar oleh Arka. Zara melihat ke arah cincin di jarinya. Cincin yang susah dilepas itu pertanda jika dirinya kini adalah milik Arka mau tidak mau.

"Zara." Panggil Suci.

"Iya."

"Kenapa melamun ?" tanya Suci.

"Nggak apa-apa, Kak. Oh ya, berarti kalian berdua menikah karena saling mencintai kan ?" tanya Zara.

"Tentu. Kami berdua saling mencintai." Jawab Suci sembari tersenyum dan melihat ke arah bawah.

"Terus kenapa kalian bisa saling cinta padahal Kakak benci banget sama Kak Aldo." Ujar Zara lagi.

"Walaupun aku benci sama dia, tapi aku tahu dia itu orang baik. Seiring berjalannya waktu cinta itu perlahan hadir di antara kami. Aldo mulai menunjukkan sikap serius dengan cintanya, aku juga mulai jatuh cinta sama Aldo. Kami berdua juga nggak pernah tahu pasti kapan perasaan itu muncul diantara kami. Kami berdua hanya mengikuti kata hati kami, walaupun terkadang yang ada di pikiran berbeda. Tapi itulah cinta. Dia datang dari hati, walaupun pikiran menolak perasaan itu, tapi dia ada." Jelas Suci.

Hati ? Apa yang kuucapkan kemarin adalah kata hatiku ? Apakah dengan meminta Pak Arka mencintaiku adalah kata hatiku yang sebenarnya. Lalu bagaimana dengan dia ? Apakah dia melamarku karena mendengar hatinya ? Apa cinta muncul diantara kami ?

"Zara." Panggil Suci saat melihat Zara melamun untuk kedua kalinya.

"Eh iya."

"Tuh kan, melamun lagi. Kamu mikirin apa sih ?" Suci merasa heran dengan Zara yang terus melamun.

"Nggak. Oh ya, by the way kakak pacarnya Kak Aldo yang ke berapa ?" tanya Zara sembari menghilangkan pikirannya tentang Arka.

"Aku yang pertama."

"Hah ? Yang pertama ? Bukannya Kak Aldo pernah pacaran pas SMA ya ?" tanya Zara bingung.

"Nggak. Aldo itu dulu anak yang rajin banget pas masa sekolah sampai kuliah. Dia nggak pernah pacaran. Ada sih beberapa cewek yang nembak dia, tapi dia nggak mau. Gitu sih katanya. Nah pas ketemu aku, muncul deh genitnya. Haha..."

Bukannya waktu itu Pak Arka pernah bilang pas SMA Kak Aldo pernah pacaran ? Dan pacarnya itu direbut sama Pak Arka. Tapi kenapa Kak Suci bilang Kak Aldo nggak pernah pacaran ? Siapa yang benar ?

Obrolan tentang bagaimana Aldo dan Suci berujung pada pikiran Zara yang selalu berputar tentang Arka dan lamarannya. Gadis itu jadi sering melamun memikirkan nasibnya kini.

Zara memandangi cincin yang kini menetap di jarinya, "Jadi sebenarnya apa makna cincin ini untukku ? Apa aku sudah bertunangan ? Apa aku sudah menjadi calon istrinya Pak Arka ? HAH ??! CALON ISTRI ??! NGGAK !!" teriaknya kesal di dalam kamarnya dan menutup wajahnya dengan bantal.

Teringat akan Arka, Zara juga bertanya-tanya tentang kisah persahabatan Arka dan Aldo yang rusak sampai sekarang. Apa sebenarnya penyebab semua itu ?

"Pak Arka bilang dia pernah merebut pacar Kak Aldo waktu SMA. Itu berarti Kak Aldo punya pacar waktu SMA. Tapi Kak Suci bilang Kak Aldo nggak pernah pacaran selama SMA. Yang mana yang bener sih ?" 

Votement nya jgn lupa ya guys !!

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 308K 73
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
2.1M 232K 43
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
978K 45K 50
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞