VIRGINITY ISN'T FOR SALE

By ti_fanss

175K 3.2K 120

Notes : Bijaklah dalam membaca, karna cerita ini mengandung adegan adegan dan kata kata yang kasar.. Virgini... More

PROLOG
1. MUNCULNYA SEBUAH IDE
2. BIMBANG
3. PERTEMUAN SINGKAT
4. KETAKUTAN AIRIN
5. GPS 1
6. GPS 2
7. AWAL KESEPAKATAN
8. WARNING [21+] KEMARAHAN RAYMOND
9. TITIK LEMAH PRIA AROGAN
10. NEW JOB
11. KETULUSAN HATI SEORANG DOKTER
12. ABEL
13. TERUNGKAP
14. TERUNGKAP 2
15. KESALAHAN TIDAK DISENGAJA
16. ES YANG MULAI MENCAIR
18. RINDU
19. BROTHER
20. GARMOND STORY
21. BAD NEWS

17. ILOVEYOU

2.3K 82 0
By ti_fanss

Setelah 15 menit diperjalanan akhirnya ambulance yang membawa airin dan raymond sampai dirumah sakit terdekat. Para perawat langsung memindahkan dan membawa raymond ke ruang ICU yang kemudian diikuti oleh airin yang masih menggenggam tangan raymond.

"Maaf nona, silahkan tunggu diluar." Jelas suster yang tengah membawa raymond masuk ke ruang ICU.

"Ta-tapii saya ingin menemaninya suss..." Jawab airin lirih.

"Maaf nona tidak bisa... Kami harus segera mengoprasinya" Ucap suster itu sambil membantu melepaskan tangan airin dan raymond yang sedang bertautan. Airin pun dengan berat hati harus mengikuti arahan suster.

Airin pun menunggu di luar ruang ICU. Ia terduduk sendirian dengan kondisi yang lemas di atas kursi tunggu. Airin terus menutup kedua matanya dan terus mengingat kejadian stragis tadi di kantornya.

'Semoga wanita itu membusuk di balik jeruji besi' batin airin.

Kedua mata airin sudah sangat sembab karna menangis seharian. Dan sudah hampir 3 jam lamanya oprasi raymond. Hari sudah semakin gelap tetapi aairin lupa kalau dirinya belum memasukkan apapun ke dalam perutnya setelah sarapan tadi pagi. Ia benar benar tidak senpat memikirkan perutnya karna peristiwa tadi siang.

"Nyonya ini dimakan dulu ya.. saya lihat dari siang anda belum makan." Ucap vian yang tiba tiba datang dengan membawakan sekotak makanan dan minuman untuk airin.

"Tuan meminta saya untuk selalu menjaga dan melayani nyonya jika dia sedang tidak ada." Sambung vian sambil menyerahkan makanan yang ia bawa.

Airin terkejut mendengar perkataan vian yang terakhir. Ternyata segitu perhatiannya raymond pada airin. Dia benar benar tidak ingin airin dalam bahaya.

"Hah? Raymon menyuruhmu untuk menjaga ku disaat dia tidak ada?" Tanya airin pada vian untuk memastikan perkataan vian.

Vian pun duduk disebelah airin untuk menunggu kabar raymond.

"Ia nyonya, tuan raymond tidak ingin nyonya dalam bahaya dan harus selalu aman." Jelas vian pada airin.

"Hiksss... Raymonddd.. ini kah bukti atas perkataan mu itu... Ternyata kamu tidak main main denganku... Hikss maafkan aku...." Gumam airin pelan sambil berusaha menahan air matanya aga tidak terjatuh.

Vian yang mendengar itu tersenyum tipis, ia senang karna bisa melihat airin yang mulai membuka hatinya untuk raymond hingga sesedih ini saat tau raymond dalam bahaya.

"Sudah nyonya, dimakan dulu yaa, jngan sampai sakit nanti aku bisa di gantung tuan raymond hehe" ucap vian berusaha menghibur airin.

"Huhu.. iya viann makasih yaa.." jawab airin pelan.

Airin pun memaksakan dirinya untuk makan agar ia tidak sakit. Saat makanannya hampir habis tiba tiba lampu tanda oprasi sudah mati, artinya oprasi sudah selesai. Airin yang menyadari itu langsung meletakkan makananya dan menghampiri dokter yang keluar dari ruang oprasi yang juga disusul oleh vian.

"Bagaimana dok??! Bagaimana keadaannya?? Apa dia bisa diselamatkan?" Tanya airin tanpa henti pada dokter bedah yang menangani raymond.

"Tenang nona... Tuan raymond baik baik saja, dia berhasil kami selamatkan, tapi..." Ucap dokter terpotong.

"Tapii apa dokkk?? Ada apa dokterr???"

"Iya sabarr nonaa tenanglah duluu... jadi tuan raymond berhasil melewati masa kritisnya.. peluru itu hampir menembus paru paru nya tapi tidak terlalu dalam, hanya saja salah satu tulang rusuknya patah. Jdi sekarang akan tetap di rawat dalam ruang ICU. Kita hanya tinggal menunggu nya siuman." Jelas dokter itu pada airin, seketika airin bisa bernafas dengan lega setelah mendengarnya.

"Terima kasihh dokter! Boleh saya melihatnya?" Tanya airin yang sudah tidak sabar ingin bertemu raymond.

"Silahkan nona." Ucap sang dokter dengan ramah.

Airin langsung masuk kedalam ruangan ICU dan menghampiri raymond yang masih tertidur tanpa baju hanya dengn perban yang melingkar di punggungnya hingga dada dan sebelah bahunya. Hati airin benar benar sakit melihat kondisi raymond. Airin duduk di sebelah ranjang raymond dan kembali menggenggam erat tangannya. Airin merasakan dingin dari telapak rangan raymond. Kini wajah tampan yang arogan itu terlihat sangat sayu dan pucat dengan Alat bantu pernafasan di hidungnya. Vian yang berdiri di tepi pintu melihat tuannya selemah itu juga sangat sedih.

"Cepat sadar raymondd, aku akan menunggumu disini." Ucap airin pelan sambil mengusap kening raymond.

Tanpa disadari airin tertidur dengan menggenggam tangan raymond.

"Nyonya.. bangunn nyonya,... Jangan tidur disini..." Ucap vian yang sedang membangunkan airin.

" sebaiknya anda pulang dan beristirahat, biar tuan saya yang menjaga." Sambung vian saat airin mulai terbangun.

"Tidak viannn aku ingin tetap disini menamaninya" jawab airin datar.

"Tapi nyonya nanti anda bisa sa..."

"Aku tidak mau viann, biarkan aku disiniii!" Potong airin dengan tegas.

"Ba-baik nyonya, saya juga akan berjaga di luar" jawab vian lalu ia berpamitan untuk berjaga diluar ruangan.

------

Setelah semalaman tidur raymond akhirnya tersadar di pukul 7 pagi. Ramond sangat terkejut saat melihat airin sudah berada di sebelahnya dan menggenggap erat tangannya. Bukannya membangunkan airin, justru raymond malah memperhatikan airin yang sedang tertidur. Raymond melihat kedua mata airin yang bengkak.

"Apa kau sesedih ini airin melihat aku seperti ini?" Gumam raymond pelan hampir tidak terdengar sambil mengelus sebelah mata airin yang sembab.

Airin yang menyadari sentuhan raymond langsung terbangun.

"Kau sudah siuman ray?" Ucap airin dengan lembut yang hanya dibalas senyuman oleh raymond.

"Maafkan aku sudah membuatmu jadi seperti ini..." Ucap airin lirih.

"Ini bukan salah mu, tetapi ini adalah kemauan ku, aku hanya ingin melindungi mu.. aku tidak mau kau dalam bahaya..." Jawab raymond dengan perlahan dan suara yang lemah.

"Aku ingin menunjukkan pada mu bahwa aku tulus ingin mencintaimu airin..." Sambung raymond.

"Iya saat ini aku percaya pada mu, ta-tapi maaf aku belum sepenuhnya bisa mencintaimu. Tapi aku akan mencobanya" jawab airin yang sedikit gugup.

"Tidak apaapa airin.. aku akan membantumu agar kamu bisa mencintaiku seutuhnya. Terima kasih sudah mau membukakan hatimu untukku" Jelas raymond pada airin.

"I love you...." Sambung raymond dengan suara pelan yang terdengar oleh airin.

Airin yang belum yakin akan perasaannya tidak bisa menjawab hanya tetesan air mata yang jatuh di pipinya Sambil terus menggenggam tangan raymond semakin erat. Raymond yang mengerti akan ekspresi airin hanya terdiam dan menghapus air mata airin dipipinya dengan tangannya yang lain.

------

LENOX HILLS HOSPITAL.

Setelah kejadian dikantin, abel dan hans berusaha mencairkaan suasana mereka yang canggung. Abel yang jujur pada hans karna cemburu melihat hans dengan vallery membuat hans senang. Sebagaui permintaan maaf hans. Ia pun mengajak abel untuk pulang bersama dan makan malam bersama. Abel pun mengiyakannya.

Hans sudah bersiap diparkiran untuk menunggu abel berganti pakaian di lokernya. Tak lama abelpun datang menghampiri hans yang sudah rapih dengan menggunakan dress sederhananya.

"Maafkan saya dok membuat anda menunggu.." ucap abel penuh penyesalan.

"don't worry oh ya Panggil aku hans jika sudah diluar, okay!" Jelas hans pada abel dan langsung membukakkan pintu mobil untuk abel. Abelpun langsung masuk kedalam ferrari hans sambil terkekeh. Hans pun segera berjalan menuju kursi pengemudi.

"Sialan kau abell sudah mencuri start duluan!" Ucap dokter vallery dari balik tembok yang sedang memperhatikan abel dan hans pergi bersama.

Taklama hanspun menginjakkan pedal gasnya lalu melajukan mobilnya menuju restoran mewah yang sudah hans reserve sebelumnya.

Setelah lebih dari 30 menit diperjalanan akhirnya mereka sampai ditempat tujuan. Abel terpesona dengan interior restoran yang dipilih hans, sangat indah terlebih dengan pemandangan outdor yang dipilih hans. Hans mengarahkan abel kemeja yang sudah ia pesan. Kemudian mereka memesan makanan. Taklama makananpun datang disajikan.

Mereka berdua mengobrol dan bercanda tawa selayaknya sepasang kekasih yang sedang memadu cinta. Ternyata rencana hans untuk mengajak abel makan bersama membuat suasana keduanya kembali normal telah berhasil.

'apa aku bisa mencoba untuk membuka hati kembali dan menggantikan airin dihati ini?' batin hans sambil terus menatap abel.

"Kenapa hans? Apa ada sisa makanan yang tertinggal di bibirku?" Tanya abel terheran karna melihat hans yang terus menatapnya.

"Tidak ada ko, aku hanya sedang berfikir... Ternyata selama ini aku berkerja dengan suster yang secantik kau abel" puji hans pada abel membuat abel menunduk malu dan pipinya yang mulai memerah seperti tomat.

Abel langsung mengambil minum untuk menetralkan ekspresinya tadi.

"Ahahaa terimakasih... Suatu kehormatan bisa dipuji oleh anda dok" Jawab abel dengan formal sambil terkekeh mendengar pujian hans.

Mereka pun segera menyelesaikan makan malamnya. Lalu hans mengantarkan abel menuju apartmentnya.

"Terimakasih buat makan malamnya" ucap abel dengan senyuman yang merekah sambil melambaikan tangan pada hans. Malam ini abel sangat bahagia bisa pergi berdua dengan hans.

Setelah mengantar abel dengan selamat, hanspun segera kembali keapartmentnya.

'aku harus move on!'

-----

Thnks for reading! :*
Your support is my energy! :)
Hehe happy reading!
Jangan lupa vote dan coment yaa :))

Dikit banget votenya, emang ga seru ya ceritanya? 😥

Continue Reading

You'll Also Like

8.7M 108K 43
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2.3M 101K 46
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
1.3M 80.3K 36
"Di tempat ini, anggap kita bukan siapa-siapa. Jangan banyak tingkah." -Hilario Jarvis Zachary Jika Bumi ini adalah planet Mars, maka seluruh kepelik...
459K 35.5K 16
[SEBAGIAN DI PRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU BARU BACA] Dilarang ada hubungan antara senior dan peserta OSPEK, Galen, sebagai Ketua Komisi Disiplin terpa...