|complete husband|
"Nayang, tidak apa-apa jika kita ke rumahku dulu?" tanya Jungkook
Mereka masih dijalan pulang dari acara pernikahan tadi. Saat di gedung, Jungkook menerima telepon dari ibunya jika beliau ingin bertemu Eunhana.
"Ibu mau ketemu, om pacar?" tanya Eunha
"Iya, tidak apa-apa kan? Nanti aku minta ijin pada bapak dan ibu" jawab Jungkook
"Yaudah gak papa. Lagian besok minggu" balas Eunha
"Yasudah" balas Jungkook mengarahkan mobilnya pulang ke rumah orang tuanya
Setelah kejadian dimana Jungkook mencium kening Eunha, Jungkook meminta maaf karena dia kurang sopan. Tapi Eunha bilang tidak apa-apa. Lagi pula itu hanya mencium kening saja.
Eunha merasa gugup saat ini, dia merasa belum siap bertemu ibu Jungkook.
"Jangan gugup Nayang, ibu sudah tahu jika kamu putri dari Ibu Sonya dan Bapak Jinan. Ayah dan Kakek pun sudah tahu" ujar Jungkook mengelus tangan Eunha
Eunha tersenyum, "iya om pacar. Tapi, nanti disana Nayang panggilnya jangan om pacar ya? Nayang malu. Nayang panggil A Jungkook aja ya?" ujarnya
"Tidak apa-apa. Saya suka saat kamu panggil saya om" jujur Jungkook
"Itu karena om pacar emang om-om buat Nayang" balas Eunha tertawa
Jungkook ikut tertawa mendengarnya, tawa Eunha itu seperti menghipnotisnya untuk ikut tertawa.
"Panggil yang aja ya?" ujar Eunha
"Iya itu tidak buruk" balas Jungkook
Eunha menatap pagar tinggi di depannya di dalam mobil. Jungkook menekan klakson sekali, tidak lama pagar itu terbuka.
Jungkook segera masuk kedalam, dan secara otomatis juga pagar itu tertutup sendirinya.
Jungkook terkekeh melihat reaksi Eunha. Eunha memang termasuk keluarga berada namun tidak seberada Jungkook.
"Ayo turun" ajak Jungkook setelah memarkirkan mobilnha di samping mobil lainnya
Dalam gerasi itu, ada empat mobil didalamnya. Eunha bisa melihat mobil yang Jungkook pakai saat pertama kali melihatnya.
"Itu mobil milik ayah, ibu dan abang saya. Mobil saya hanya ini yang" ujar Jungkook
"Oh begitu, Nayang kira punya om pacar" balas Eunha
"Bukan, ayo turun" ajaknya lagi
Eunha mengangguk, dia segera turun dan menggandeng tangan Jungkook.
"Nayang gugup ya?" tanya Jungkook, pasalnya tangan Eunha terasa dingin
"Iya" balas Eunha kikuk
Jungkook terkekeh, lalu dia membuka pintu masuk utama dan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum" salam Jungkook diikuti Eunha
"Wa'alaikumsalam" balas orang dalam rumah
"Jungkook" ujar ibunya
Jungkook tersenyum dan berjalan ke arah ruang tamu. Disana keluarga Pratama berkumpul.
"Assalamu'alaikum tante" ujar Eunha
"Wa'alaikumsalam sayang, panggil tante ibu ya? Panggil Om ayah, panggil Yudistira abang dan istrinya abang teteh ya? Panggil kakek Siwon kakek" balas ibu Jungkook—Airin atau lebih dikenal Ai
Ai asli orang Sunda, makanya dia senang jika di panggil Ai. Kadang pada Suho pun, Airin selalu memanggil Akang.
"Iya ibu" balas Eunha
"Eunha tidak usah canggung. Kami tahu keluargamu bahkan ayah dan bapak mu bersahabat" ujar ayah Jungkook—Suhonandra atau lebih sering dipanggil Suho
"Bahkan Kakakmu Yena sahabatku" ujar Yudistira abang Jungkook
"Mantan kali mas" ralat istrinya Nina
Eunha terkekeh mendengarnya, Yudistira memang mantan kekasih kakak nya saat SMP dulu.
"Sedang mengandung pun masih saja cemburu" cibir Yudistira
Semua yang ada disana terkekeh mendengarnya. "Kakek dimana bu?" tanya Jungkook
"Kakek sudah tidur" balas Airin
Jungkook mengangguk mengerti, "ibu ingin bicara apa pada Eunha?" tanya Jungkook
"Ibu hanya ingin bertemu calon menantu ibu. Ibu juga ingin bertanya apakah Eunha tidak terpaksa menikah dengan Jungkook?" tanya Airin
Eunha terdiam, dia menatap orang-orang yang menatapnya juga menunggu jawabannya.
"Tidak bu, saya tidak terpaksa. Tapi, saya harap keluarga Pratama mau menerima saya apa adanya" balas Eunha tersenyum membuat senyum Jungkook turut hadir
"Tentu saja kami akan menerimamu sayang" balas Airin
Eunha tersenyum lebar. "Terimakasih ibu ayah" ujarnya
Setelah itu mereka berbincang-bincang ringan hingga waktu menunjukan pukul setengah sebelas malam.
"Bu, aku antar Eunha pulang" ujar Jungkook
"Menginap saja bagaimana?" tawar Airin
Eunha menggeleng, "Bapak sendirian di rumah bu. Ibu saya sedang di rumah kakek dan nenek, nenek sedang sakit" balas Eunha
"Ah begitu, sampaikan salam kami pada keluargamu dan semoga nenek mu cepat sembuh" ujar Airin
"Terimakasih ibu, aku akan menyampaikannya" jawab Eunha
Setelah itu keduanya pamit untuk pergi ke rumah Eunha. Pukul sebelas mereka baru sampai di rumah Eunha.
"Assalamu'alaikum bapak" teriak Eunha
"Wa'alaikumsalam" balas bapak
"Akhirnya kau pulang juga Eunha. Bapak khawatir sekaligus takut" ujar Jinan
"Maaf pak, tadi keluarga saya ingin bertemu Eunha. Jadi saya mengajaknya ke rumah dulu" ujar Jungkook merasa bersalah
"Yasudah tidak apa-apa. Bapak hanya takut Eunha kembali di culik Adit. Jam sembilan Adit kembali datang ke rumah. Dia berteriak seperti orang gila memanggil namamu" cerita Jinan
"Astagfirullah" kaget Jungkook dan Eunha
"Lalu sekarang Adit dimana pak?" tanya Eunha
"Dia sudah pulang. Tapi dia berkata dia akan kembali jika Eunhana pulang" balas Jinan
"Pak Eunha takut" ujar Eunha lalu tatapannya beralih pada Jungkook yang menatapnya khawatir
"Apalagi ibu tidak ada di rumah" ujarnya lagi
Eunha ingin menangis kembali, ketakutannya kembali lagi. Dia seperti trauma pada orang gila.
"Jika di ijinkan apa saya boleh menginap disini?" tanya Jungkook
Jinan menatap Jungkook begitupun Eunha. "Saya akan tidur di sopa, jika Adit kembali saya akan mengusirnya" ujar Jungkook
"Apa tidak apa-apa?" tanya Jinan
"Tidak apa-apa. Niat saya menolong" balas Jungkook
"Yasudah, ayo masuk" ajak Jinan
Mereka bertiga masuk kedalam rumah. Eunha mengantar Jungkook sampai ruang tamu, lalu duduk di sebelah Jungkook.
"Om pacar gak papa tidur di sopa?" tanya Eunha merasa bersalah
"Tidak apa-apa Nayang. Kamu tidur gih, kalo ada Adit teriak saja yang keras saya akan langsung berlari ke kamarmu" jawab Jungkook
"Bener gak papa?" tanya Eunha
"Iya Nayang, udah sana tidur. Selamat malam" ujar Jungkook
Eunha mengangguk, "selamat malam om pacar" balas Eunha dan beranjak dari sana menuju kamarnya
Eunha menghela napas ketika melihat kamarnya kosong, dia bersyukur. Dia langsung mengganti pakaiannya dan mulai tidur.
Jungkook menutup matanya ketika menemukan posisi nyaman pada tidurnya.
Sampai pukul satu pagi keadaan normal, namun pukul setengah dua Eunha berteriak keras membuat Jungkook bangun dari tidurnya.
"JUNGKOOK!" teriak Eunha keras
Jungkook langsung berlari ke arah kamar Eunha. Rahang Jungkook mengeras ketika melihat Eunha sedang menangis karena melihat Adit di kamarnya sedang menatap Eunha penuh damba.
"Adit!" teriak Jungkook
Adit tersentak kaget saat mendengar teriakan Jungkook. Tapi detik berikutnya dia tertawa dan mengeluarkan sebuah pisau di dalam celananya.
"Lo siapa bangsat?" tanya Adit
"Sudah saya bilang saya calon suami Eunhana!" balas Jungkook tegas
"GAK! EUNHANA PUNYA GUE!" balas Adit berteriak
Jinan yang baru sadar dari tidurnya segera menghampiri kamar Eunha dan memeluk putrinya erat yang tengah menangis.
Jungkook menghampiri Adit. "Hati-hati" isak Eunha kepada Jungkook
Jungkook menatap Eunha sebentar lalu kembali menghampiri Adit. Jungkook harus berhati-hati. Hari ini Adit membawa benda tajam.
Jungkook mencoba membawa pisau yang dipegang Adit. Jungkook ingat jika Adit takut suara berat dirinya.
"ADIT LETAKAN PISAU ITU!" ujar Jungkook keras dengan suara beratnya
Dengan reflek Adit menjatuhkan pisau itu dan bergetar ketakutan.
"SEKARANG KAMU PULANG!" ujar Jungkook kembali
Adit langsung berlari ke arah jendela dan lari ke rumahnya.
Jungkook menghela napas, dia segera mengambil pisau itu.
"Bahkan pisaunya sudah diberi racun. Adit benar-benar keterlaluan" ujar Jungkook melipat pisau itu
"Bapak benar-benar akan menyuruh Pak RW untuk memasukan anaknya ke RSJ!" ujar Jinan marah
Eunha mengangguk setuju, "kalau begitu bapak ambil air untukmu" ujar Jinan dan beranjak dari sana
Jungkook langsung menghampiri Eunha dan memeluknya erat.
"Eunha takut" isaknya
"Stt... Aku janji dia tidak akan ganggu kamu lagi" jawab Jungkook
Tidak lama Jinan datang kembali membawa segelas air putih dan memberikannya pada Eunha.
"Bapak tidur kembali saja, biar Eunha saya yang menenangkan" ujar Jungkook
Jinan mengangguk, "tolong tenangkan Eunha Arjuna" balasnya yang diangguki Jungkook
Jungkook masih terus memeluk Eunha hingga membuat gadis itu merasa tenang.
"Sudah merasa tenang?" tanya Jungkook
Eunha mengangguk pelan, Jungkook mengusap keringat yang ada di dahi Eunha.
"Kalau begitu Nayang tidur lagi ya?" ujar Jungkook
"Gak, nanti Adit kesini lagi gimana?" tanya Eunha
"Aku janji dia tidak akan kembali kesini" balas Jungkook
"Gak mau, om pacar harus tetap disini!" balas Eunha dan kembali memeluk Jungkook lebih erat dari yang sebelumnya
"Tapi Nayang kita—"
"Om pacar" rengek Eunha memotong ucapan Jungkook
"Okeoke, kita di ruang tamu saja bagaimana?" tawar Jungkook
Eunha mengangguk, dia mengambil selimut miliknya dan menggandeng tangan Jungkook.
Keduanya duduk berdampingan dengan tangan Eunha yang masih memeluk pinggang Jungkook.
Jungkook mengelus rambut Eunha lembut. "Kamu tidur lagi, Adit tidak akan kembali lagi" titah Jungkook
Eunha mengangguk, dia menaruh kepalanya di pundak Jungkook dan mulai menutup mata.
Jungkook masih terus mengelus rambut Eunha membuat Eunha nyaman dan kembali tertidur.
Setelah mendengar napas Eunha yang stabil, Jungkook segera menarik selimut tadi untuk menutupi tubuhnya dan Eunha.
Jungkook mengecup kening Eunha sebentar, "selamat tidur sayang" bisiknya dan ikut menutup mata dengan kepala yang dia senderkan dengan kepala Eunha.
|complete husband|
Belom mukhrim om pacar sama nayang udah gitu aja😌🙃