My Baby [TAMAT]

By Hadisza

3.4M 176K 4.3K

Singkat cerita alur hidupnya berubah semenjak ia mendatangi pesta pernikahan sahabatnya di Inggris *** More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
End
Ekstra part
Attention

12

102K 6.3K 306
By Hadisza

Zalina sudah pulang dari restaurant dan sudah tiba di apartemen nya.

Ting
(bunyi lift yang terbuka)

Zalina keluar dari lift dan berjalan pelan menuju unit nya, disaat Zalina tengah memencet sederetan angka tiba tiba terdengar pintu yang terbuka sehingga secara reflek Zalina menoleh ke arah sumber suara.

Ternyata suara itu berasal dari unit yang berada tepat di depan unit miliknya.

Dan yang keluar ternyata pria bule yang ia tabrak tadi pagi, Zalina pun menghentikan pergerakannya membuka pintu dan memilih berbalik menghadap tetangga barunya.

"halo...aku Zalina dan maaf atas kejadian tadi pagi"

"tidak perlu meminta maaf"

"aku tidak menyangka bahwa kamu adalah tetangga baru ku...pantas saja wajahmu terlihat asing" Zalina menperhatikan wajah tetangga baru nya

"yah...begitulah"

"nama mu siapa?" Zalina bertanya

"Riller...panggil saja begitu"

"Tuan Riller...rambut mu terlihat bagus" Zalina memperhatikan pria di depannya dengan teliti

Wajah Eropa dengan rambut panjang se leher tetapi sebagian di ikat ke belakang juga kacamata bulat yang bertengger di hidung mancung nya.
Tubuh tinggi dan tegap di balut sweater hijau dan celana kain berwarna abu abu.

"cukup Riller saja...terimakasih atas pujiannya"

"baiklah Riller senang bertemu dengan mu kalau begitu aku masuk dulu" Zalina berpamitan dan masuk ke unit nya

Sedangkan Riller
pria itu melihat pintu Zalina yang tertutup seketika tersenyum menyeramkan seraya bergumam

"i found you"

Dia berlalu memasuki unit nya dan menutup pintu.

---
Zalina berguling guling di kasur dengan gelisah, seperti biasa dia tidak bisa tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul 01:23

"oh ayolah...ada apa dengan diriku? Kenapa rasa lapar di tengah malam selalu menggelora? Kenapa?"

Zalina memaksakan matanya tertutup dengan harapan ia akan jatuh tertidur namun usaha nya sia sia.

"aaahhh....au ah gelap...makanan i'm comming"
Zalina bangkit dari kasur menuju dapur

Zalina membuka lemari persediaan makanannya namun yang ia temui hanya lemari kosong, ia pun beralih menuju kulkas dan hal yang sama ia temukan yaitu

Kekosongan

"ada apa dengan hari ini? Membuatku kesal saja" Zalina kesal dan membanting pintu kulkas dengan keras

"Rasa lapar ini membunuh ku..."

Zalina terpaksa mengganti pakaiannya yang lebih tertutup tidak lupa membawa dompet miliknya dan juga hp, Zalina memilih untuk berbelanja di ind* maret yang tidak jauh dari apartemen jadi Zalina memutuskan berjalan kaki.

Setelah menutup pintu unit
Zalina menuju lift dan menekan tombol Lobby hingga pintu lift tertutup.

---
Riller yang sedang berkutat dengan pekerjaannya mendengar suara bantingan dan memutuskan mengintip dari lubang pintu apartemennya namun tidak ada apa apa hanya keheningan yang ia temui jadi dia memutuskan untuk kembali ke pekerjaannya.

Namun belum jauh ia melangkah terdengar suara pintu yang di buka dan tertutup kembali, Riller pun kembali mengintip namun kali ini dia membuka perlahan pintu nya dan mengintip dengan pintu yang terbuka dan ia melihat Zalina dengan balutan jaket hitam dan sendal jepit menuju lift.

Karena tidak ingin ketahuan mengintip Riller pun menutup pintunya, dengan cepat Riller meraih topi hitam juga dompet miliknya dan berlari menyusul Zalina.

"mau kemana dia sepagi ini?"
Pagi lebih tepatnya dini hari

---
Jalanan terlihat lenggang tapi
Bukan berarti sepi kendaraan,
Oh ayolah...ini jakarta meskipun dini hari bukan berati jalanan sepi.
Jakarta itu kota yang tidak pernah tidur.

Semilir udara yang cukup dingin membuat Zalina merapatkan jaketnya.

Zalina berjalan pelan di trotoar dengan hp berada di tangan kanan nya dan tangan kirinya bersembunyi di saku jaket yang ia kenakan, Zalina melihat lihat timeline postingan instagram.

Zalina memfollow akun karyawannya dan melihat postingan mereka yang lucu dan menghibur

Postingan Deliana yang menampilkan sederetan foto kucing lucu
"ih lucu banget kucingnya" Zalina merasa gemas dengan kucing itu

Postingan Siti yang menampilkan foto idol korea dengan caption hangul

"astaga tulisan macam apa ini? Aku tidak bisa membacanya" Zalina terlihat bingung bagaimana cara membaca hangul

Postingan Maya yang rata rata berisi curhatan perasaannya dan juga kode kode yang ia tujukan untuk radit.
Postingannya adalah foto selfie maya dengan caption
"Mas R kapan sih peka sama perasaan aku? ILU" (I Love U)

"Semangat maya 💪💪💪" Zalina menulis komentar di postingannya

Saat tengah asik melihat timeline instagram Zalina tidak sadar bahwa ia mulai berjalan keluar dari jalur trotoar bahkan ia tidak menyadari mobil sedang melaju di depannya.

Klakson mobil pun mengejutkan Zalina namun bukannya menyingkir
Zalina malah terpaku di tempat padahal jarak antara mobil dan dirinya tidak lah jauh.

Saat jarak mobil semakin mendekat
Tubuh Zalina di tarik dari belakang seseorang menariknya kembali ke trotoar dan tubuh kaku Zalina berada di pelukan orang tersebut.

Jantung Zalina masih berdebar kencang dan tidak bisa berkata apa apa bahkan ponselnya sudah terlindas hancur dan tidak berbentuk.

Sedikit saja terlambat maka dirinya lah yang akan bernasib sama seperti hp nya, Zalina masih berdiri kaku dan tidak mengeluarkan suara.

Bagi Zalina semuanya berlalu begitu cepat dan ia merutuki kebodohannya yang bisa dengan mudah membunuh dirinya sendiri karena asik dengan hp di jalan, beruntung ada yang menariknya dan menyelamatkannya dari maut.

Mengingat itu Zalina seakan tersadar bahwa ia masih berada di pelukan seseorang namun harum tubuh itu seakan memenangkannya ditambah pelukan erat yang terasa nyaman dan pas membuatnya terlena dan ingin berlama lama, namun ia sadar bahwa itu salah.

Zalina pun melepas pelukan dan melihat wajah penyelamatnya
"terimakasih...Riller...kamu yang menyelamatkan ku?"
Betapa terkejutnya Zalina bahwa yang menyelamatkannya adalah tetangga barunya

"dasar bodoh! Kamu berniat bunuh diri?" Riller terlihat marah besar dengan wajah yang mengeras dan mata tajam yang menusuk

"maaf...aku...aku...tidak berniat bunuh diri aku tahu itu perbuatan bodoh" Zalina pun menunduk dan tidak dapat memungkiri aura tegas yang menguar dari Riller

"kamu beruntung ada aku yang menyelamatkan mu...bagaimana jika tidak? Tentunya kamu akan bernasib sama dengan hp bodohmu itu!" Riller masih memarahi Zalina

"maaf" Zalina menggenggam kedua tangannya di belakang tubuhnya

"maafkan aku telah memarahimu" Riller pun meraih Zalina ke dalam pelukannya dan memeluk dengan erat

"aku...aku yang bodoh...seharusnya...aku tidak bermain hp di jalanan...ini salahku"
Zalina menangis tersedu sedu di pelukan Riller

"shhuuttt...berhenti menyalahkan diri sendiri...menangislah...ada aku disini"
Riller melepas pelukan Zalina dan mengusap air mata juga mengelus kepala Zalina dan kembali memeluknya.

---
Setelah Zalina berhenti menangis dan tenang Riller bertanya pada Zalina

"mau kemana sepagi ini?"

"aku mau ke ind* maret berbelanja makanan" Zalina menjawab

"ayo...aku antar" Riller pun menarik tangan Zalina dan di genggamnya
Dan mereka pun berjalan menuju ind* maret sambil bergandengan tangan

"kamu ngapain di luar?" Zalina bertanya pada Riller

"Aku...aku...sedang mencari makanan...iya makanan"
Rafael menjawab dengan terbata bata bahkan Riller berbohong padahal di unit miliknya makanan sudah seperti mini market saking lengkap.

"benarkah? Kalau begitu tujuan kita sama" Zalina menjawab dengan senyum lebar terpantri di wajahnya

"kamu kenapa berbelanja sepagi ini?" Riller bertanya dengan bingung

"akhir akhir ini aku sering kelaparan setiap tengah malam dan tadinya aku berniat tidur saja tapi ternyata tidak bisa...saat ingin memasak ternyata persediaanku habis ya terpaksa harus berbelanja" Zalina pun menceritakan alasan ia berbelanja

"ternyata begitu" Riller pun membukakan pintu ind* maret

"selamat datang di ind* maret selamat berbelanja" sapaan karyawan mini market menyambut Zalina dan Riller

Zalina biasa saja namun Riller terlihat bingung, Zalina pun mengambil keranjang yang nantinya akan ia isi dengan makanan.

"dia bilang apa?" Riller berbisik pada Zalina

"hanya ucapan selamat datang dan selamat berbelanja" Zalina tertawa melihat raut bingung Riller yang tidak paham dengan bahasa indonesia

"jangan tertawa" Riller terlihat kesal karena Zalina mentertawakan ketidak tahuannya

"baiklah baiklah aku tidak tertawa" Zalina menahan tawanya dan berbelanja

Zalina membeli seperlunya dan hanya makanan instan untuk persediaan, mungkin ia akan berbelanja dengan benar besok.

Riller hanya memperhatikan dan mengekori kemanapun Zalina melangkah, Riller melihat keranjang yang mulai terisi penuh pun dengan cepat meraih keranjang dari tangan Zalina.

"ada apa?" Zalina bertanya dengan bingung

"tidak ada...lanjutkan saja"

"kembalikan keranjang milikku" Zalina meminta keranjang dari tangan Riller namun Riller langsung menyembunyikan keranjang di balim tubuhnya

"keranjangnya terlalu berat untuk mu...biar aku saja"

"aku tidak ingin merepotkanmu...kembalikan padaku"

"teruskan belanjamu...dan jangan membantah!" Riller berbicara dengan tegas

"baiklah...baiklah Riller si tuan pemaksa yang tidak suka di bantah" Zalina mengangkat kedua tangannya ke atas tanda menyerah

Setelah dirasa cukup Zalina berjalan menuju kasir dengan Riller yang selalu setia membuntuti nya.

"hanya ini mbak?" tanya mbak mbak ind* maret

"iya" Zalina mengangguk

"mau sekalian yang ini? Lagi promo dapat potongan harga?" mbak mbak ind* maret menawarkan produk yang berada di dekat meja kasir

"nggak usah mbak itu aja"Zalina menolak dengan halus

"baik totalnya Rp.150.000 rupiah ya mbak"

Zalina menyerahkan uang berwarna pink sebanyak dua lembar

"uangnya Rp.200.000 ya mbak...kembaliannya Rp.50.000"

"terimakasih" Zalina mengambil kembalian dan kantong belanjaan yang langsung di ambil alih oleh Riller

"wah saya perhatiin dari tadi suami mbak nya so sweet ya...jadi iri deh mana ganteng lagi" mbak kasir mengerling pada Riller dan tersenyum lebar pada keduanya

Zalina terkejut tetapi apa daya daripada semakin lama berada disini padahal perutnya sudah meronta ronta minta di isi jadi Zalina hanya mengangguk

Lagi lagi pintu di buka oleh Riller dan mempersilahkan Zalina keluar terlebih dahulu.

"tadi dia bilang apa?" Riller kembali bertanya karena dia tidak tahu apa yang di katakan oleh karyawan genit yang sempat mengerlingkan matanya pada Riller

"tidak ada hanya ucapan terimakasih telah berbelanja disana" Zalina menjawab asal asalan tidak mungkin ia menjawab yang sebenarnya

"oohh" Riller pun mengangguk tanda mengerti

Mereka pun berjalan kembali ke apartemen.

---
Zalina sudah berada di depan unit nya namun ia ingat bahwa Riller juga lapar sama sepertinya.

"kamu bisa masak?" Zalina bertanya pada Riller

Riller pun menggeleng
"tidak"

"kalau begitu biar aku memasakkanmu makanan...cepat buka pintumu" Zalina beralih ke pintu unit Riller

"jangan!" Riller menutup pintu dengan tubuhnya menghalangi Zalina

"kenapa? Bukannya kamu lapar?" Zalina bertanya dengan bingung

Riller tentu masih ingat dengan jelas kebohongannya saat di jalan yang mengatakan bahwa persediaan makanannya habis sedangkan di unitnya persediaannya lengkap dan tidak kurang satupun, bunuh diri namanya jika ia mempersilahkan Zalina masuk.

"Di tempatku tidak ada alat memasak"
Hanya itu alasan yang terlintas di otak Riller

"benar juga...aku baru ingat kalau kamu baru saja pindah...yasudah kalau begitu masak di unit ku saja"
Zalina pun membuka pintu unit nya dan mempersilahkan Riller masuk

Zalina memasak makanan instan karena hanya itu yang ia beli.

"maaf hanya ini...tidak apa apa kan?" Zalina menyajikan makanan di meja

"tidak masalah" Riller tidak mempermasalahkan itu lagipula ia tidak begitu lapar

Mereka pun makan bersama dengan menu seadanya.

"biar aku yang cuci...jangan membantah" Riller pun meraih piring miliknya dan milik Zalina

Selesai mencuci Riller berbalik dan melihat Zalina yang ternyata sudah mengelana di alam mimpi.

Riller pun mengangkat Zalina dan memindahkannya ke kamar dan membuka jaket yang dikenakan oleh Zalina, mata nya lagi lagi terpaku pada gunung kembar dan mencuri curi pegang.

Riller ikut menidurkan dirinya di samping Zalina dan tertidur sambil memeluknya.

Keduanya terlelap dengan tenang juga Zalina yang memperdalam pelukannya pada Riller dan mencari kehangatan.

---
Pagi menjelang lebih tepatnya pukul 05.01 Riller terbangun mengecup pipi Zalina dan meninggalkannya.

Riller kembali ke unit miliknya dan memilih mandi daripada melanjutkan tidur karena pekerjaannya masih banyak dan lebih berat dari biasanya semenjak kepindahan nya.

***
Jumat, 19 juni 2020

Hello hai hai
Ejoy yah😉

1917 kata nih
Persembahan untuk kalian yang minta di panjangin

Aku selalu ngetik setiap part itu pasti targetnya 1000 lebih kadang 1500an kadang 1700an atau lebih tapi nggak sampai 2000 karena itu udah jadi standar bagi aku.

Yang minta double up
Boleh....
Tapi ada syaratnya
Kalau mau aku double up hari ini
Kalian tinggal Vote dan comment sebanyak banyaknya dan bagi yang belum vote ayo dong di vote jangan jadi silent reader.

Ada yang bisa nebak Riller itu siapa?
Komen di bawah ya😉

(gambar di mulmed itu model rambutnya Riller)

Please jangan komen
"Next kak" / "lanjut kak" / sejenisnya
Aku nggak akan replay klo yang komen begitu 😌

Kalau komen yang lain akan aku sempat sempatkan untuk balas kalian

Oh iya cuma mau ngingetin nih!

My baby di update setiap hari jumat ya bagi yang nggak tahu bagi yang pembaca lama maupun pembaca baru.

❤❤❤❤❤❤













Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 27.8K 61
Punya sugar Daddy karena mau duit❎ Punya sugar Daddy karena gabut✅ Ya zella zelika Adromeda, seorang gadis berusia 19 tahun itu menjadi sugar baby do...
2.4M 117K 43
Hampir menabrak seorang wanita, lalu diminta pertanggungjawaban yang to the point. "Pokoknya, aku minta tanggung jawab!!" "Oh god! Tanggung jawab s...
184K 7.2K 60
Hai guys... Berita bahagia untuk teman-teman, sekarang REVENGE SEASON 1 akan terbit menjadi buku😁😁😁 Ceritanya sama tapi versi bukunya lebih lengka...
1.1M 74.5K 54
END. 1 #barat 1 #usa 1 #complicated 1 #complete 1 #mental Tommy Fletcher, seorang billionaire yang terkenal akan ketampanan bak dewa Yunani. Julukan...