ᴘᴜᴢᴢʟᴇ ᴘɪᴇᴄᴇꜱ || ᴄʜᴇɴʟᴇ

By lyydan

10.5K 2.2K 1K

Highest Rank: #1-사랑 #18-puzzle #2-chenlenctdream #20-chaeryeong Cast: Jong Jin-rak as Zhong Chen-le Lee C... More

kembang vs dolphin
Presiden Chenle
Nembak
7days
love again
Quiet Down(1)
Quiet down(2)
lockscreen
ridin'2
puzzle piece'1
puzzle piece'2
walk you home'1
walk you home'2
new pieces
the last pieces
full puzzle(END)
facts and q&a
extra part!

ridin'1

403 125 40
By lyydan

Aku suka menjadi berguna untukmu, iya kamu.
Zhong Chenle🐬


"Halo, kak?"

"..."

"Aku tidak dengan Lia kak, memang ada apa?"

"..."

"Lele gak boong kak."

"...."

"Kenapa?"

"....."

"Lele bakal cari Lia."

"..."

Chenle menurunkan tangannya lemas, dia baru sadar akan satu hal. Lia menghilang. "Le? Kak Lia kenapa? Itu tadi siapa?" Hanna bingung melihat sikap Lele yang gelisah.

Lia belum pulang dari kemaren, pantas saja kemaren saat rumor tentang mereka ada Lia tidak melakukan apapun. Lia itu kaya angel, kalau ada masalah dia gak segan buat menyelesaikan nya. Ini artinya Lia kemaren juga gak sekolah. Jadi, Lia hilang nya sejak kemaren pagi bukan saat pulang sekolah?

Chenle berfikir keras. Ia harus mencari tahu dulu kemungkinan apa yang terjadi pada Lia.

Yaa, gadis cantik itu menghilang dan Kak Joshua tadi adalah kakak Lia yang baru pulang dari kerjanya setelah tahu dari asisten rumahnya kalo adeknya tidak pulang dari kemaren.

Braak.. Hanna menggebrak meja tapi tidak terlalu keras, hanya untuk membuat Chenle tidak melamun lagi.

"Lele?" Hanna mengguncang lengan Chenle. Kini Chenle menatapnya, "Yeji.." gebrakan kecil tadi mengingatkan cowok sipit itu akan Yeji. "Haha, gue pergi duluan yaa? Sorry banget ada sesuatu yang penting banget." Lele berdiri dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Hanna mengerti, ini soal Lia. Ia hanya mengangguk mengiyakan tapi apa yang diberikan Chenle kemudian padanya membuatnya melotot kaget,

"lo kalo masih laper beli apa aja sendiri yaa, pegang ini." Chenle menyodorkan blackcard nya pada Hanna. "Kemaren lo dah beliin gue bakso jadi ini biar gue yang bayar, gue pergi dulu Ha." Hanna menerimanya tapi ia tak ingin. "Enggak ah Le, apaan lo kasih gue gini aja. Ntar kalo ilang gue yang repot, gue yang bayar kok tenang, lo pergi aja." Chenle cuman tersenyum dan menggeleng kemudian berjalan keluar menenteng tasnya.

Tadi, saat Chenle mencari dompetnya cuman ada uang cast buat naik taksi jadi dia tanpa pikir panjang memberikan kartunya pada Hanna. Dia hanya tidak enak saja saat harus pergi duluan dan tidak membayar, gentleman.

Hanna  menyenderkan tubuhnya di kursi, ia gelisah. "Kak Lia kenapa yaa?" ia terus menggumam, tapi karena tidak ada teman mengobrol ia akhirnya bangun dan membayar makanannya. Dengan uang dari dompetnya dan menyimpan blackcard Chenle ia berniat untuk segera pulang. Yaa, Hanna tidak berani untuk menggesek kartu Chenle ia hanya akan menyimpannya saja, sweetgirl.

Dia berjalan santai menuju rumahnya yang sudah tidak terlalu jauh. Jalanan yang ia lalui membuatnya ingat sudah 2 hari ia tidak berangkat sekolah bareng Chenle, tadi saja mereka naik taksi.

Ia melompat-lompat pelan, biasanya Chenle yang biasa berjalan seperti itu untuk mengimbangi jalannya Hanna yang kecepetan. Hanna selalu menganggap Chenle mirip dolphin kalo jalan begini, tapi dia suka daripada langkah Chenle yang terlalu pelan kaya bayi.

"Chenle nyari Kak Lia kemana yaa?" Hanna bicara sendiri lagi.

🐬🐬🐬

Chenle sudah sampai dirumah elit-nya. Ia segera mengganti baju dan sepatunya, perasaannya sudah yakin untuk segera ke rumah Yeji. Ia mengambil helm dan membawa motor gede nya yang lama tidak ia pakai.

Chenle harus membawa motornya ke rumah Lia dulu untuk bicara dengan Kak Joshua. Butuh sekitar 15 menit untuknya sampai di rumah Lia dan melihat kondisi Kakak Lia yang sangat berantakan.

"Kak Joshua!" Dia memasuki rumah Lia yang gerbangnya di buka. Kak Joshua berdiri di depan pintu rumahnya, ia baru saja menyuruh banyak orang untuk mencari adeknya. "Lele, kau sudah sampai. Apa kau tahu sesuatu? Kakak ikut denganmu yaa?" Kak Joshua langsung banyak bertanya pada Chenle. Mereka memang dekat dan dari pada dengan Donghyuck, Joshua lebih percaya dengan Chenle.

Tunggu, kemana Donghyuck?

"Kak, kakak baru pulang dari Shanghai kan? Tidak, Chenle yang akan cari Lia. Kakak tunggu Lia di rumah saja." Chenle menyarankan sesuatu yang lebih masuk akal. Dia tidak tega melihat orang yang sudah seperti panutannya itu terlihat buruk seperti ini.

"Tapi, Le. Kakak takut hal buruk terjadi pada Lia." Kak Joshua benar-benar khawatir. Lia tidak pernah sekalipun tidak mengabarinya itu membuatnya sangat takut, tapi pakaian yang berantakan, mata yang sembab, dan bibir yang kering membuatnya terlihat sangat menyedihkan sekarang.

Chenle berusaha meyakinkan Kak Joshua, kemana orang tua Lia? Mereka mungkin belum mendengar kabar Lia yang hilang. Bahkan jika sudah, mereka akan percayakan semua pada Joshua saja karena pekerjaan mereka yang teramat penting untuk mereka. Workaholics?

Ini yang membuat Chenle dan Lia sangat dekat, mereka sama-sama jauh dari orang tua dan hanya dekat dengan kakak masing-masing. Kakak keduanya juga saling mengenal dekat. Cocok, seperti dua potongan puzzle yang sama tapi tetap saja kau tidak boleh meletakkan dua potong puzzle itu di tempat yang sama bukan?

Akhirnya Kak Joshua setuju untuk menunggu Lia dan Chenle di rumahnya. Chenle pun segera menaiki motor nya, tapi getar dari ponselnya menahannya untuk menyalakan mesin motornya sebentar.

"Kak Haechan? Sial, jadi tadi dia ingin mengajak Hanna pulang bareng karena gak ada Lia?" Chenle mengabaikan telpon itu, dia kecewa karena itu artinya Donghyuck mungkin baru tahu kalo Lia hilang.

Fokus Chenle hanyalah ke rumah Yeji, dia pernah ke rumahnya beberapa kali saat menjemput Lia yang dulu suka main ke rumah Yeji. Rumah Yeji beda dari rumah orang lain, tapi anehnya Lia mau saja ke rumah Yeji karena pertemanan mereka diawali dengan Lia yang berhutang nyawa pada Yeji. Chenle tidak tau apa itu, tapi itu justru membuatnya selalu khawatir saat Lia pergi ke rumah Yeji terlalu sering.

Rumah Yeji terasa begitu jauh sekarang, Chenle tenggelam pada ingatannya saat ia lulus SMP. Saat itu, ia hanya banyak menghabiskan waktu belajar jadi calon pemimpin perusahaan dan sesekali bermain basket dengan Renjun dan Jisung yang juga baru lulus. Chenle sudah jelas akan ambil SMA di sekolah yang sama dengan Lia. Saat itu ia selalu iri dengan Jisung, adek kelasnya yang bisa lulus bareng dengannya lewat jalur akselerasi.  Andai ia bisa, ia ingin lulus bareng Lia nanti.

🐬🐬🐬

Chenle menggiring bola menuju ring, Renjun mencoba menghalanginya. Chenle hampir men-syot bolanya tapi sosok yang paling ia tunggu muncul di taman kota tempat ia bermain membuatnya membiarkan Renjun begitu saja mencuri bolanya.

"Kalian berdua saja? Yang lain kemana?" Lia sedikit berteriak dari tempatnya berdiri pada Chenle dan Renjun. Ada gadis dengan mata sipit di sampingnya, Chenle belum kenal dia siapa waktu itu. Ia hanya ingin menghampiri Lia.

"Hai Lia." sapanya sumringah.
"Jisung dijemput mama nya. Yang lain belum dateng, atau mungkin gak jadi dateng. Gatau hehe." jawabnya. Mereka bicara tentang anak geng dream.

Renjun bergabung, "Yeji kan lo? Mau main bareng? Gue denger lo anak basket di team cewek SMA lo." Chenle membelalak takjub mendengar ucapan Renjun, "Benarkah? Wah keren banget!" Chenle tidak tahu pujian itu membuat Yeji sangat senang, Chenle memang baru mengenal Yeji tapi Yeji sudah tahu Chenle lama. Setahunya Chenle suka basket dan itu yang membuatnya merasa Chenle cocok dengannya. Sekarang mungkin ini waktu yang pas untuk mereka bermain bersama, Yeji senang berkat Lia ia bisa dekat dengan Chenle.

Yeji bukan tipe cewek yang suka sama Chenle tapi minder yaa? Malah mungkin ia sudah buta sama cinta nya, liat saja nanti.

Lia melihat 3 temannya itu bermain basket di pinggir lapangan kecil taman itu. Ia memang tidak bisa basket, hanya tau sedikit cara men-drible bola dari Chenle.

Beberapa menit bermain, Chenle tidak fokus dan memilih menemui Lia di kursinya. "Haus?" Lia menyodorkan botol minumnya pada Chenle. "Thanks!"

"Le, gue pengin tanya sesuatu deh sama lo." ucapan Lia spontan membuatnya salah tingkah.

"Lo sukaaa..," plis Lia harusnya gue yang ngomong ini ke elo duluan-batin Lele sudah campur aduk.

"..basket apa sepak bola sih?" hello? dolphin ini ingin pingsan saja! Yaa, Memang cara bicara Lia yang halus membuatnya terdengar selalu serius. Chenle kecewa.

"Gue sukaaaa elo!" Chenle membuang mukanya yang mulai memanas. "Ih..apaan siih!!" Lia mencubiti lengan dan pipi Chenle gemas. Dia selalu merasa kalo Chenle itu bercanda jadi dia tidak ingin menanggapinya, bocah laki-laki yang dia cubiti sudah bergeliat ke gelian, mereka terus melempar tawa. Walau sedikit pahit untuk Chenle.

Duuk! "Aaah.." tawa mereka pudar, Lia pingsan karena terkena bola basket yang melayang keras ke kepalanya. Chenle segera menangkap tubuh Lia yang ambruk, "Yaaak!!" Chenle marah ke dua teman nya yang tadi bermain basket dan sekarang menghambur pada mereka.

"Gu-gue minta maaf. Gue gak sengaja." Yeji mengatakan itu takut-takut sedang Renjun merasa ada yang aneh. Ia ingin mengatakan kalo Yeji seperti sengaja melempar bolanya tapi Chenle terlalu sibuk membangun kan Lia yang pingsan..

"Liaaa!!"

Rasa hampa di atas jalanan. Isi dengan luapan perasaan Reloading
Ridin'🐬🐬🐬

"Liaaa!!" kini Chenle sudah sampai dirumah Yeji. Benar sekali, rumah Yeji sangat berbeda. Tidak gedongan seperti rumahnya atau sederhana seperti rumah Hanna, ini sungguh buruk. Memang keluarga Yeji cukup kaya, tapi pekerjaan mereka tidak menarik. Mereka bandar yang menyediakan tempat untuk balapan mobil liar. Dengan tempat yang banyak pula mobil rongsokan nya, Chenle jelas tak suka berada di sana.

Belasan orang bermuka pucat dengan tindikan dan tato keluar rumah Yeji, "siapa bocah kecil ini?" tanya yang tampangnya mirip anime ke yang lainnya yang hanya tertawa. "Motornya boleh juga tuh!" ucap yang berwajah cina menunjuk moge-nya Chenle.

Kuping Chenle panas mendengar itu, "Mau nyari apa lo dek kesini?" tanya yang berambut sedikit gondrong.

"Mana Yeji!" tanyanya tajam.

"Wow sewot amat yaa lo." yang badannya paling kekar mulai terpancing emosi nya. "Gue mau ketemu Yeji!" ucapnya lagi penuh penekanan. Chenle marah bukan hanya untuk Lia tapi juga untuk perlakuan Yeji kemaren pada Hanna.

"Kalo mau ketemu Mbak Yeji mesti janji dulu. Lo ada?" oh man, lo pikir mau ketemu bos besar?

"Gue disini!" Chenle menoleh ke sumber suara. Itu Yeji dengan gayanya yang santai.

"Yeji! Lo bawa Lia kemana?" ucapnya to the point.

"Huh, lo nyari dia di gue?" sinis Yeji.

"Gue tau lo Ji! Mata lo gak pernah bisa bohong." ucapan Chenle justru membuat Yeji marah. "Lo tau itu, tapi gak tau sama perasaan gue yang jelas-jelas tulus buat elo?! Berengsek juga ya lo!" Yeji menumpahkan air matanya. Chenle sedikit iba, hanya saja ia tetap ingin tahu apa Lia ada disini atau tidak.

"Ji..gue harus ketemu Lia! Lia ada disini kan? Jawab gue!!" Chenle mendekati Yeji dan menggaruk rambutnya frustasi, Lia itu sangat lemah dia takut Lia kenapa-napa, sangat takut.

"Lo dateng di tempat yang salah, Lia dan Lo Zhong Chenle! Dua anak konglomerat bakal berakhir disini!" tunjuk Yeji ke muka Chenle. Ucapan Yeji terdengar seperti perintah untuk belasan laki-laki berumur 20an tahun di sekitarnya yang sudah menahan emosi dari tadi. Mereka menyerbu Chenle yang segera menghindar.

Chenle-yaa ku harap kau belajar sesuatu saat menonton dragon ball kesukaan mu itu.

Braaakkk...







Tbc--

Hai hai guys sohib rumput ku dan semuanya. Sorry kayaknya Liak mau hiatus sebentar. Mau ngurusi anak-anak ku dirumah yang lain hihi..kuharap kalian sabar menanti, luve you All

Continue Reading

You'll Also Like

194 69 10
"Oh lo yang namanya Frisilla, cewek bar-bar aja bangga." "Cowok datar aja kok dibangga banggain!" ----- "AAA!!! KECOAAAA!!" teriak Ardha tiba-tiba s...
3.9K 704 25
❛❛Guardian or Crusher❜❜ Dia seorang pelindung tapi dia juga penghancur dalam waktu bersamaan. Start : 5 juli 2021 Finish : 5 agustus 2021 Copyright @...
433 53 3
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!!] Menceritakan kisah mbak (name) hidup untuk menemani keseharian Eren yg dibilang cukup manja. "Elus gue dong... Kalo lu g...
33.9K 5.1K 16
Apa yang Xiaojun rindukan, itu yang ia lupakan. @beraskukus