Quiet down(2)

432 153 48
                                    

Aku akan mengatakannya sekali, jangan khawatir. Kau tahu bahwa tak ada yang akan berubah.
Zhong Chenle.

Senin-

Hanna berjalan santai pagi itu. Perasaannya sudah membaik sejak kemaren seharian ia di rumah Chenle. Dia sampai di jalan tempat biasa ia bertemu Chenle dan berangkat bareng tapi cowok itu belum terlihat.

"Gue kepagian lagi yaa?" kebiasaan Hanna bicara pada dirinya sendiri.

Jika kemaren-kemaren Hanna akan berangkat duluan saja karena pasti Chenle akan mengejarnya sambil melempar bola padanya, kali ini dia ingin menunggu saja sampai Chenle terlihat keluar dari perumahannya. Semoga saja Chehle cepat.

"Ihh mana sih Jong Jinrak.." Hanna menyebut nama lain Chenle. 20 menit lagi upacara bakal dimulai Hanna manyun, dia tidak ingin mandi keringat sebelum upacara karena lari.

Saat ia ingin berjalan ada mobil yang melintas dari arah perumahan Chenle, "itu kan mobilnya Lele," dia ingin melambaikan tangan tapi ternyata mobilnya berbelok bukan ke arah sekolah mereka.

Heem Hanna jelas melihat Chenle duduk di kursi belakang tapi Chenle menunduk jadi tidak melihatnya.

"Mas, itu kayanya mbak Hanna?" Supir Chenle yang beberapa hari akrab melihat Hanna di rumah Chenle memberitahunya melihat Hanna dari kaca spion.

Chenle segera membalik badannya, benar saja ia melihat Hanna yang masih mengamati jamnya kemudian lari kilat kearah sekolahnya. "Kasihan Hanna, dia nungguin gue deh keknya." Chenle menggumam.

"Emangnya mas gak bilang kalo hari ini mau ke rumah sakit?"

"Yaa gak lah pak," Chenle menjawab lirih. Dia meluruskan kakinya, 'kalo Hanna lari dia gak bakal telat kok' Pikirnya sambil melihat layar hpnya.
"Hanna cewek yang kuat kan pak." suara Chenle sangat lirih, dia terlalu tidak semangat.

"iya mas?" pak supir tidak mendengarnya.

...............

"Eh Hanna, Lele nya mana Han?" seru seseorang dari kelas lain saat Hanna baru sampai di halaman sekolahnya.

"Paan sih lo!" balasnya merasa tidak ada urusan dengan anak itu.

"Kak Donghyuck menurut lo dikemanain gan?"

"Yaa disimpen dulu, mumpung dapet yang gampangan!" dua anak yang berdiri di lorong kelas mengatakan itu saat ia lewat.

"Lele kok mau sih? Pelet kali yaa?" Hanna menyadari tatapan-tatapan aneh terus mengarah padanya. Dari adek kelas cupu sampe kakel yang sangar tak absen memandanginya.

Mereka memang sedang bersiap upacara kan? Hanna jadi risih "Pada kenapa siih? Hello?" dia masih memasang wajah cengonya berjalan kearah kelas. Tasnya kan belum ditaruh kelas gimana bisa ikut upacara.

"Hanna!!" Somi meneriakinya dari arah kelas. Semenyebalkan nya Somi ia tetap salah satu sahabat baik Hanna selain Ryujin.

"Kenapa sih? Itu orang-orang di luar kenapa sih?" Hanna langsung bertanya. Pasti Somi dan Ryujin tau sesuatu.

"Lo gak tau?" Ryujin yang juga baru meletakkan tasnya bertanya.

"Kalo tau mah gak nanya Ryu!" balasnya, Hanna sebenarnya masih lelah karena berlari tadi. Masih kesal juga dengan Chenle tapi anak-anak di bawah tadi terus menyebut Lele, Lele, kearahnya. Ada apa?

ᴘᴜᴢᴢʟᴇ ᴘɪᴇᴄᴇꜱ  || ᴄʜᴇɴʟᴇWhere stories live. Discover now