When The Love Falls

By Rhae-Rhae

12.6K 1.1K 74

Rank 4 in Kyuhyun 17 November 2023 Berawal dari one night stand, Cho Kyu Hyun tergila-gila pada sosok Rhae Ho... More

๐ŸHeart Desire๐Ÿ
๐ŸTime With You๐Ÿ
๐ŸAttention of Love๐Ÿ
๐Ÿ2nd Meet๐Ÿ
๐ŸBeside Me๐Ÿ
๐ŸAnd We๐Ÿ
๐ŸHonestly๐Ÿ
๐ŸAbout You๐Ÿ
๐Ÿ Found You ๐Ÿ
๐ŸDistance๐Ÿ
๐ŸFlakes of Heart๐Ÿ
๐ŸDon't Leave Me๐Ÿ
๐ŸLet Me Go๐Ÿ
๐ŸHurt๐Ÿ
๐ŸLittle Sickness๐Ÿ
๐Ÿ Let's Not ๐Ÿ
๐ŸThis Is Love๐Ÿ
๐ŸMore And More๐Ÿ
๐ŸIt's You๐Ÿ

๐Ÿ Because I Miss You ๐Ÿ

513 55 3
By Rhae-Rhae


“Yeon Ju-ya, sampai ketemu besok!”

Ha Ni melambaikan tangan dan berbelok di persimpangan. Dan Yeon Ju, gadis berambut panjang lurus itu meneruskan perjalanannya kembali ke rumah. Matahari sudah tenggelem di ufuk barat dan daerah tempat tinggalnya masih beberapa ratus meter lagi.

Beberapa waktu lalu Yeon Ju selalu ketakutan melewati jalan sepi ini. Namun, sejak dia tahu kalau seorang pria selalu menjaganya dari jauh, dia tidak takut lagi.

Yeon Ju berbalik, dia tidak menemukan siapa pun di belakangnya. Tapi dia menciumnya, wangi pinus hutan itu selalu menyegarkan ingatannya tentang Kyu Hyun.

Ya, namanya Cho Kyu Hyun. Anak lelaki teman sekelasnya. Pengagum rahasianya.

Lalu Rhae Hoon terbangun dari tidurnya, dia bernapas seolah ada duri yang masuk ke hidungnya. Rasanya sakit.

Wanita itu lalu menggelung rambutnya, memperlihatkan leher jenjangnya dan beringsut menuju dapur. Dia kehausan.

Baru saja dia membuka pintu kulkas, seseorang membuka pintu rumahnya. Dia terkesiap, siapa malam-malam begini datang ke tempatnya?

Dan siapa lagi tamu tak tahu waktu kalau bukan pria yang sudah merecoki hidupnya belakangan ini. Tidak, Rhae Hoon tidak bisa memperlihatkan wajahnya yang kac au balau ini.

“Jangan mengusirku!” Kyu Hyun cepat-cepat menyilangkan tangan di depan dada dan meringis. “Aku mempercepat kepulanganku hanya karena otakku tak bisa berpikir jernih karena memikirkanmu. Jadi, jangan menyuruhku pergi!”

Rhae Hoon membuka mulutnya, tapi dia tak bisa berkata-kata, apalagi mengomel.

“Aku dimarahi Nenekku karena seenaknya merubah jadwal, kau tidak tahu kesulitan yang kualami karena pulang lebih cepat. Jadi jangan – “

“Telingaku sakit mendengarmu banyak bicara!” Rhae Hoon meneguk air putih dan membawa botolnya ke atas meja. Dia lalu duduk, tidak mempedulikan Kyu Hyun yang melongo di tempatnya berdiri.

Hampir sepuluh detik kemudian Kyu Hyun mengikuti Rhae Hoon. Dia melempar tas besarnya sembarangan. Dia lalu merutuki diri, harusnya dia tidak bercerita tentang Yeon Ju. Kalau dalam keadaan normal Rhae Hoon pasti akan berbinar melihatnya datang lebih cepat.

“Tentang Yeon Ju.”

“Aku tidak ingin membahasnya,” potong Rhae Hoon cepat. Dia melirik arloji Kyu Hyun, sudah jam sepuluh malam. Dia tidak tahu waktu, sepulang dari mengunjungi ibunya, gadis itu jatuh tertidur tanpa mengingat apa-apa. Itu karena dia tahu, mengingat segalanya akan semakin menyakiti hatinya.

“Kita harus membahasnya, Kim Yeon Ju sudah tidak ada. Dia sudah meninggal dan aku tidak ingin kau salah paham tentang masa laluku dengannya.”

“Bagaimana kalau dia belum meninggal?” Rhae Hoon lagi-lagi memotong penjelasan pria ber-coat hijau itu. Kyu Hyun mengerutkan dahi, tidak mengerti, kepalanya hampir berasap. Rhae Hoon saat ini terlihat kacau, pucat, sedih, resah dan frustasi.

“Bagaimana jika gadis itu masih hidup di dunia ini?”

“Tidak mungkin.” Kyu Hyun menggeleng.

“Jawab saja.”

“Aku akan menemuinya, ya…kalau memang dia masih hidup.”

“Kau akan bicara banyak dengannya?”

Kyu Hyun mengangguk. Dia tidak tahu arah pembicaraan ini tapi dia tidak bisa menghentikannya.

“Jika Yeon Ju yang dulu sudah berubah tidak lagi seperti Yeon Ju yang kau kenal, apa kau masih menyukainya?”

“Kau ini sedang bicara apa?” Kyu Hyun menggenggam tangan Rhae Hoon. Jujur, dia tidak bisa menjawab pertanyaan terakhir wanita itu. Itu seperti sengaja menabur garam di atas luka.

“Astaga! Kau demam!”

Rhae Hoon baru sadar kalau tangannya yang sedang digenggam Kyu Hyun memang sangat panas. Pantas saja dia merasa nyaman saat tangan Kyu Hyun mendinginkan suhu jemarinya.

“Kau sakit, sekarang kita ke kamarmu dan kau harus dikompres!” Kyu Hyun berkeras menggiring Rhae Hoon meski gadis itu berkali-kali menolak. Entah berapa kali dia membujuk sampai akhirnya Rhae Hoon mau masuk ke dalam kamar.

Dan gadis itu baru ingat, dia tidak tidur dan tidak makan sejak kemarin karena kepalanya memikirkan sesuatu yang begitu menyesakkan.
***

Semalam suntuk pria yang sedang tertidur dengan kepala menelungkup itu menjaganya tanpa memejamkan mata sedetik pun.

Rhae Hoon tidak ingat berapa lama ia tertidur, atau bagaimana Kyu Hyun bolak-balik mengganti handuk untuk mengompres dahinya. Gadis itu kini duduk menekur, memerhatikan wajah damai lelaki tampan tersebut. Dia menekuk kakinya dan menumpukkan kedua tangan dan kepala di atasnya.

Oh, wajah tampan itu sedikit terusik dengan keberadaan beberapa rambut tipis di bawah dagu Kyu Hyun. “Jadi kau sesibuk itu sampai tidak sempat bercukur?”

Tentu saja tidak ada jawaban karena Kyu Hyun masih tertidur, namun ajaibnya dua detik kemudian lelaki itu membuka mata. Malas-malasan dia menegakkan duduk dan mencoba tersenyum. “Sudah pagi?”

Rhae Hoon mengangguk kecil.

“Tadi kau bilang apa?”

“Kau harus bercukur.”

Kyu Hyun tersenyum lalu meraba dahi Rhae Hoon. “Demammu sudah turun, syukurlah! Kau sudah tidak bicara melantur lagi.” Dia merenggangkan tubuhnya lalu pergi sebentar tanpa berkata apa-apa. Ketika kembali ke kamar, dilihatnya ranjang itu sudah kosong sementara suara gemericik air dari kamar mandi membuatnya berjalan mendekat.

Rhae Hoon sedang gosok gigi dan Kyu Hyun tergoda menyikat gigi dan mencuci muka juga. Tak lama Kyu Hyun juga masuk kamar mandi.
Tanpa mengucapkan apa-apa dia meletakkan pisau cukur dan mulai mencuci muka dan menggosok gigi.

Pantulan wajah keduanya terlihat di cermin, dan Kyu Hyun melihatnya. Wajah risau Rhae Hoon masih bergelayut manja dan membuatnya penasaran.

Dia menarik tangan wanita itu saat pemiliknya hendak pergi. Rhae Hoon memicing dan memperlihatkan ekspresi tidak suka.

“Bantu aku bercukur,” ujar Kyu Hyun lembut namun ada nada perintah di sana. Dia lalu menarik kedua pinggang Rhae Hoon dan mendudukkan gadis itu di dekat westafel.

“Kau sedang meminta bantuan atau memberi perintah?” Rhae Hoon berkacak pinggang sementara Kyu Hyun tertawa. Dia lalu melumuri daerah sekitar dagunya dengan sabun khusus, setelah selesai dia menyerahkan pisau cukur berwarna hitam pada Rhae Hoon.

“Aku belum pernah membantu seorang pria bercukur.”

“Kalau begitu, ini adalah pengalaman pertamamu.”

Rhae Hoon tersenyum kecil dan mulai melakukan tugasnya, dia mencoba sepelan mungkin. Sebelah tangannya memegangi pipi pria itu, sementara yang dilakukan Kyu Hyun adalah memeluk gadis itu, memerhatikan wajahnya dengan seksama sambil mengukir senyum.

“Jangan banyak bergerak, kau bisa terluka.” Suara Rhae Hoon terdengar berat – entah karena apa. Sementara Kyu Hyun memejamkan mata tanpa melepas pelukannya pada pinggang gadis itu.

Rhae Hoon memanfaatkan detik-detik itu untuk menatap Kyu Hyun dengan seksama. Kenapa dia bodoh sekali? Kenapa dia tidak  mengenali Kyu Hyun sejak pertemuan pertama mereka? Apa karena dia adalah pria itu, makanya Rhae Hoon tak keberatan memberikan tubuhnya – bahkan hatinya. Lalu apa yang akan terjadi jika Kyu Hyun tahu kalau Yeon Ju – gadis manis dan polos itu – sudah berubah menjadi wanita bebas yang menjalin hubungan tanpa ikatan dengan pria yang bukan suami atau kekasihnya.

Dia merasa sesak.

“Sudah selesai?” Kyu Hyun membuka mata, dan dia melihat wajah Rhae Hoon yang pucat.

“Kau kenapa?” tanyanya dengan bagian dagu yang penuh busa. “Ada yang kaupikirkan?”

Rhae Hoon mencoba tersenyum – namun gagal – lalu dia melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Keheningan menyapa ruangan itu, Kyu Hyun tidak berani bersuara sampai Rhae Hoon menurunkan dirinya. “Kau harus pulang, Kyu Hyun. Kita harus berangkat kerja.”

“Tidak ada yang ingin kau katakan?”

Rhae Hoon yang sudah berjalan menjauh menghentikan langkah, lalu segera terkesiap saat punggungnya terasa hangat. Lelaki itu mendekapnya, sangat hangat dan nyaman. Tidak ada kata-kata yang Kyu Hyun ucapkan, dia hanya sedang menyalurkan rasa rindunya. Dia pikir, kalau tak segera memeluk wanita itu, sepertinya dia akan segera gila.

“Aku akan membiarkanmu pergi sekarang,” ujar Kyu Hyun akhirnya.

“Tapi nanti, kalau kau sudah siap, katakan apapun yang menjadi keresahanmu.”

Suara itu terdengar di telinga kirinya, dia juga mendengar suara bibir Kyu Hyun yang mencumbu leher dan pipinya. Dan entah kenapa tubuh Rhae Hoon memanas, dia berbalik dengan sangat sadar dan mencium bibir Kyu Hyun dengan segala kerisauan yang ada di benaknya.

Hingga Kyu Hyun membalas ciuman itu dengan sangat hangat dan dalam, sampai kedua tangannya mendekap leher gadis itu. Sialan, dia sangat ingin menyentuh wanita itu sekarang.

Shin Rhae Hoon dan segala pesonanya yang membuat dia jatuh cinta. Tapi, tidak sekarang. Tidak di saat gadis itu terlihat tidak baik-baik saja.

To be continued

Continue Reading

You'll Also Like

128K 9.2K 57
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
464K 8.6K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
47K 6.3K 39
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
48.2K 3.5K 50
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...