🍁Hurt🍁

495 52 4
                                    

🍁🍁🍁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁🍁🍁

Rhae Hoon tersenyum, bibirnya membentuk sebuah lengkungan dan wajah gadis itu berseri-seri di bawah sinar rembulan yang menyinari langit malam, di sampingnya ada sosok pria berwajah nyaris sempurna, tengah memegang sebuah es krim sembari sesekali melempar lawakan yang sukses membuat raut suram di wajah Rhae Hoon memudar.

"Rupanya kau belum lupa caranya tertawa," ujar Dong Hae lalu menghentikan langkah, dipandanginya tubuh Rhae Hoon yang ikut terdiam, kedua matanya bergerak tak nyaman dan ia tampak kebingungan mengerti maksud lelaki di depannya.

"Dari kemarin kau murung, setelah dua jam jalan-jalan akhirnya kau bisa membagi sedikit senyummu," jelas Dong Hae tanpa diminta.

Rhae Hoon hanya menatap ujung sepatunya, sebenarnya kepalanya terasa penuh dengan segala pikiran negatif, tapi apa daya, dia harus memenuhi janji bertemu dengan Lee Dong Hae karena esok pagi pria itu akan kembali ke Belanda.

"Ada sesuatu yang mengganggumu? Apa aku bisa membantu?" akhirnya Dong Hae memberanikan diri bertanya.

"Aku tidak apa-apa."

"Sepertinya kau sedang patah hati, katakan padaku siapa lelaki yang mampu menggeser posisiku di hatimu?"

"Ck, seolah aku mengkhianatimu saja. Bukankah sebulan setelah kita putus kau sudah bersama gadis lain?" serang wanita cantik itu lalu bersedekap.

"Itu sudah berlalu, sekarang kita sedang membahasmu."

"Tidak ada yang perlu dibahas Dong Hae-ssi, aku sungguh baik-baik saja."
Menghela napas, Dong Hae akhirnya menyerah, pria itu lalu mengelus rambut panjang Rhae Hoon sembari tersenyum, "kau bisa ceritakan apapun padaku, kapan saja kau bisa meneleponku."

"Baiklah," pungkas Rhae Hoon sembari tersenyum cerah.

"Melihatmu secantik ini, kurasa ada baiknya kita bersama lagi, bagaimana? Apa ideku bagus?"
Rhae Hoon membesarkan mata, meskipun senyum jahil kemudian muncul di wajah Dong Hae, sontak saja hal itu sempat membuat dadanya sedikit berdebar, "tidak mau, aku malas kalau harus berdebat dengamu kalau kita bertengkar," katanya lalu tertawa kecil yang tentu saja membuat Dong Hae merengut malas.

Gadis itu kemudian memainkan ujung rambutnya yang bergelombang dengan mata yang memandang langit malam, udara di sekitar mereka terasa hangat, sedikit terkenang ulasan masa lalu yang terbayang.

"Bolehkah aku memelukmu sebelum pergi?"

Kepalanya kembali ke posisi normal, dan menemukan wajah Dong Hae yang nampak serius, "kurasa aku takkan bisa tidur malam ini," katanya cepat, lalu tanpa menunggu jawaban Rhae Hoon, Dong Hae meraih tubuh mungil Rhae Hoon dalam pelukannya, sedetik kemudian dia menepuk-nepuk bahu gadis itu, "andai kau izinkan, aku bisa membuatmu bahagia, Rhae, tapi sepertinya ada pria lain yang sudah mencuri hatimu sampai kau terlihat kalut begini."

Rhae Hoon hanya diam, mendengar dengan seksama kata demi kata yang Dong Hae tujukan untuknya, mengingat ada seseorang yang memedulikannya membuat dirinya bahagia. Setelah puas, Dong Hae menarik diri dan tersenyum canggung, pipinya memerah, entah karena malu atau karena cuaca yang dingin.

When The Love FallsWhere stories live. Discover now