My Brother My Boyfriend [ SEL...

By daadindaada_

33K 6.1K 1.7K

FOLLOW DULU AKUN AUTHOR !! REVISI 90% BERBEDA DARI VERSI SEBELUMNYA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN CERITA... More

1 | Si Gila Otak Lubang Jarum
2 | 180°
3 | Nayya Diganggu 'Setan'
4 | MKKB
- CAST -
5 | Gue Suka Sama Lo
6 | Menunggu
7 | Rasa Sakit Itu Datang Lagi
8 | Lengket
9 | Prepare
10 | Study Tour pt. O1
11 | Pertemuan
12 | Study Tour pt. O2
13 | Malu-maluin
14 | Perubahan Yang Signifikan
15 | Pelampiasan pt. O1
16 | Damn It!
17 | Pelampiasan pt. O2
18 | Can You Say, "It's Real, Melody!"
19 | Tak Disangka
20 | Ulang Bulan
21 | Perang Saudara
22 | Musuhan
23 | Firasat
24 | Yang Terulang Kembali
25 | Hampa
26 | The First Month
27 | Kambing Hitam
28 | Don't Give Up!
29 | Game or Prank?
30 | What Happened?
31 | You Are Crazy!
32 | Hantu Mesum
33 | Be Patient, Mels
34 | Memories
35 | Heal?
36 | Kesalahan Kedua Kenzie
37 | Flashback
38 | Melody = Syaiton Nirrojim??
39 | Rencana Gila
40 | Akal Bulus Timothy
41 | Kabur
42 | Hashtag #serangtimothy
43 | Gak Mau Pulang!!
44 | Tangisan Melody
45 | Baikan
QNA
46 | Melindungi
48 | Diet???
49 | Dua Kubu
50 | Selalu Dinomorduakan
51 | Putus
52 | Balas Dendam
53 | Salah Paham
54 | 4(Z - 1)0 (K - 1)4(E - 1)14(0 - 1)
55 | My Brother My Boyfriend
Melody
Timothy
Mampir Sini Umumumu 😗😙😚

47 | Tom & Jerry

247 44 55
By daadindaada_

Kalau lagi akur suka gemes pingin nyubit.
Kalau lagi berantem suka gemes pingin nyentil ginjalnya sampai ke pluto.

***

Emily memijit pelipisnya sambil berkacak pinggang. Suara riuh benda-benda yang berterbangan terdengar sampai ke kamar di lantai dua. Khawatir ada maling di pagi hari, eh, malah ada dua bayi raksasa yang sedang sibuk memainkan alat-alat kecantikan dengan tak mempedulikan kondisi sekitarnya.

Panci ada di lantai, gelas dua yang pecah, wajan dekat sofa, vas bunga pecah sampai tanahnya berserakan dimana-mana, dinding tercoret lipstik merah sepanjang jalan kenangan, bantal masuk di wastafel, sirup marjan khas lebaran tumpah satu botol, rak sepatu mendadak reyot, dan TV kabelnya terputus.

Tunggu,

APA MEREKA PUNYA BALITA DI RUMAH INI???

Astaga memusingkan.

"Timothy Kingsley, Melody Pierson!" panggil Emily masih berusaha mengontrol emosinya. Timothy yang asyik merias wajah adiknya tak sedikit pun menoleh. Begitu juga dengan Melody, gadis itu malah menunjukkan area mana lagi yang harus dilukiskan oleh sang kakak.

"Sebelah sini, Mo. Ah, ini juga belum. Umm ... Pokoknya rias banyak-banyak," titah Melody.

"Yang sebelah sini udah semua, masih mau ditambah? Ntar jadi mirip Jeng Kelin," balas Timothy.

"Oh gitu ya? Umm ... Gapapa deh siapa tau ntar bisa jadi artis," santai Melody diangguki Timothy. Dengan gerakan gemulainya Timothy mulai mengaplikasikan polesan bedak lalu menimpanya dengan lipstik merah padam bercorak polkadot.

Author: tiati, 1 menit sebelum pintu surga ditutup

Kedua kalinya Emily mengatur tempo napas. Apa ia disini hanya sebatas pajangan? Se-gaib apakah ia hingga kedua anaknya tidak menyadari kehadirannya? Dan ... Senakal apa sih Timothy kalau tidak bertemu Melody? Paling lelaki itu balapan, merokok, dan minum sedikittttt bir. Lalu, senakal apa pula Melody selama tinggal di Inggris?

"Ekhem," dehem Emily. Anehnya, dua pasang telinga itu peka hingga menoleh dengan tampang polos.

"Mama?"

"Mami?"

Tidak, tunggu! Ada yang salah dengan raut wajah Emily. Kenapa ada semacam percikan api disana? Dan bibir itu ... Kenapa komat-kamit? Apa yang sedang dibaca Emily?

Tapi sesaat kemudian wanita itu menaikkan sebelah alisnya melihat mimik konyol dari Timothy.

Emily:

Timothy:

Emily:

"Beresin semuanya sampai seperti semula!" tekan Emily. Matanya yang biasa meneduhkan kini benar-benar menyeramkan. Bibirnya masih setia komat-kamit membaca mandraguna.

"Hmm? Bukan Melody yang mulai, tapi Momo duluan," kilah Melody menunjuk kakaknya. Tentu saja Timothy tidak terima.

"Enak aja! Orang lo yang mulai duluan, kok jadi gue?!"

"Wleee." alih-alih introspeksi diri, gadis itu malah memeletkan lidahnya memberi ejekan. Emily semakin emosi, deru napasnya mulai tak terkendali.

"Dua-duanya salah dua-duanya juga yang harus bertanggung jawab!" tegasnya. Saat itu juga Melody dan Timothy kompak melakukan penolakan besar-besaran.

"Gak bisa gitu dong, ma. Timothy gak salah. Cuma Melody doang yang salah. Kok, Timothy jadi kena imbasnya??" - Timothy.

"Melody kan, masih kecil, masih piyik, masih unyu. Kenapa jadi Melody yang harus beres-beres? Momo kuat, jadi mami harus melimpahkan semuanya ke Momo." - Melody.

"Timothy gak bisa beres-beres, ma. Timothy bisanya balapan, tawuran, ngerokok, sama membanggakan mama. Timothy kan, berprestasi, gak kayak Melody." - Timothy.

"Melody juga berprestasi, mi. Melody paling jago bikin orang lain pusing sampai pingin bunuh diri." - Melody.

"Ya tapi tetap aja lebih hebat Timothy. Bakat kayak gitu kok dibanggakan sih? Cih murahan banget kemampuannya." - Timothy.

"Nggak cuma itu kok. Mami harus tau. Melody pinter banget kalau masalah reproduksi. Melody tau semua tentang sperma, ovum, fertilisasi, sampai perkembangan janin di perut ibunya. Melody hebat kan??" - Melody.

Emily:

"DIAMMMMM!!!"

Terkejut aku tercengang-cengang ada gajah bertelinga panjang~

"MAMA MAMI GAK MAU TAU. BERESIN SEMUANYA SAMPAI BENAR-BENAR RAPI KAYAK SEMULA!! KALIAN TUH BUKAN ANAK KECIL LAGI ASTAGA TIMOTHY MELODY!!!"

Dengan wajah Jeng Kelin nya Melody menatap Timothy dari bawah. Sementara yang ditatap malah garuk-garuk kepala. Emily tidak lagi mencak-mencak di hadapan mereka, wanita itu langsung melenggang selepas meluapkan semua unek-uneknya. Ya, wajar saja sih. Orang rumah yang rapi tiba-tiba jadi kapal pecah begini. Untung juga Emily tidak sampai jantungan.

"Gimana Mo sekarang?" tanya Melody polos. Sesaat Timothy berdecak, ingin kesal, tapi tidak jadi begitu melihat hasil karyanya pada wajah sang adik. Sangat memukau, Melody makin jelek.

Sambil menahan tawa, Timothy menjawab, "Apalagi kalau bukan beres-beres?"

"Pfffttt Melody nyesel. Melody baru tau kalau mami bisa marah-marah juga ..." lesu gadis gila itu. Terpaksa, mau tidak mau ia harus membantu Timothy menyelesaikan hukumannya.

"Yang ikhlas biar bener. Soalnya kalau ada yang salah sedikit aja, ntar uang jajan bulan ini bakalan mama potong setengahnya!" ancam Timothy dusta. Sontak saja Melody kewalahan menangani rasa paniknya. Dengan tergesa-gesa ia meletakkan barang-barang itu ke tempatnya semula.

"Hati-hati, mama bakalan tau kalau kamu simpan benda itu miring satu derajat aja. Nyawa taruhannya." well, mengerjai Melody yang bodohnya kelewatan ternyata menyenangkan juga!

***

BRUK

"HUWAAAA SAKIT!! KENAPA BERDARAH??? HUWAA!" Melody mencengkeram kuat kakinya dengan lutut yang terluka hingga mengeluarkan darah 1 liter. Ia menangis bombai, entah karena memang sakit, cari perhatian, atau takut melihat cairan merah kental itu.

Mendapati itu, Timothy segera berlari menghampiri sang adik dan menanyakan keadaannya. Melody berkata bahwasanya ia tidak baik-baik saja, darahnya hampir habis karena luka kecil itu, bahkan sudah mulai lemas ingin pingsan di pelukan Manu Rios.

"Manu Rios ndasmu! Mana mungkin cowok sekece dia mau gendong bayi gajah yang beratnya auzubillah. Orang pemes pastinya pilih-pilih dulu dong," cerocos Timothy mencibir. Entah untuk alasan apa hingga Melody benar-benar mengidolakan lelaki bernama Manu Rios itu. Katanya sudah sedari bayi ia bermimpi menikah bersamanya.

Cih. Halu!

"Tapi gue gak keberatan gendong lo," ujar Timothy. Ia menggendong Melody ala bridal. Yang mana langsung saja Melody melingkarkan tangan pada leher sang kakak. Dari jarak sedekat ini, parfum maskulin Timothy terdeteksi oleh indera penciuman.

"Sekalian obatin ya, Mo," pinta Melody dan Timothy mengangguk.

Lengan kekar Timothy mendaratkan Melody dengan penuh kehati-hatian di atas sofa. Tidak sampai disitu karena setelahnya Timothy berjalan mengambil kotak P3K lalu kembali ke hadapan Melody dan berlutut.

Pelan-pelan Timothy mulai membersihkan luka Melody. Sesekali ia meniupnya lembut. Walau begitu, Melody tetap meringis. Tangannya menjambak rambut Timothy.

"Momo ... Pelan-pelan ih ... Sshh sakit ...."

"Iya ini juga udah pelan. Tahan sedikit, ntar juga baikan kok. Masalahnya ini darahnya gak mau berhenti keluar. Yaa wajar aja sih masih perawan," celetuk Timothy ambigu. Itu terjadi karena saraf di otaknya yang menerima rangsangan aneh. Berrrr segelintir imajinasi membuatnya tersipu seorang diri.

Dari arah tangga, Emily berjalan bersama Harry yang baru terbangun dari fase hibernasinya. Keduanya mengukir senyuman manis saat melihat apa yang tengah dilakukan Timothy. Perlahan-lahan pemuda itu membuktikan perkataannya tentang menjadi tameng.

"AAAAAANJING SAKIT GOBLOK!!"

Pupus sudah rasa takjub Emily dan Harry pada Timothy. Dengan gemas, Timothy menekan kuat luka di lutut Melody hingga mengakibatkan gadis itu kesurupan. Bahasa kebun binatangnya keluar semua.

"SETAN BANGSAT TAI ANJING GOBLOK KEPARAT LO TIMOTHY BEDEBAH SIALAN MATI AJA SONO. HUWAAA!!!"

"Mels!" tegur Emily tapi Melody tidak peduli. Ia masih sibuk menangis hingga Harry datang dan mengusap kepalanya.

"Nakal!" Timothy cengengesan begitu Emily menjewer telinganya. Bukan karena benci ia mengerjai Melody. Tapi karena memang seru saja. Itu semacam hobi baru.

Fyi, khusus hari ini dan besok mereka sepakat untuk menghabiskan waktu di rumah saja bersama keluarga tercinta. Tadi pagi Timothy sudah bersiap-siap akan pergi bersama Ficka. Tapi Melody tiba-tiba mengamuk. Jadi Timothy memutuskan untuk bermain kucing-kucingan sampai membuat rumah berubah menjadi kapal pecah. Tak lain alasannya hanya untuk menghibur sang adik.

Dan barusan mereka main kucing-kucingan lagi di taman belakang. Sebab terlalu semangat, Melody tersungkur ke tanah. Lututnya luka sedikit, namun kebetulan gadis itu lebay, jadi masalah kecil dibesar-besarkan. 

"Huhuhu ... Hiks ... Hiks ..." isak Melody.

"Mels jangan nangis lagi ah. Udah gede, malu ih sama dede bayi tetangga. Ini lukanya bentar lagi juga sembuh kok. Percaya sama mami, ya?" bujuk Emily.

"Ey ey ey princess ... Udah atuh jangan nangis. Nanti papi beliin boneka chucky, mau? Atau mau yang annabelle?" timpal Harry. Lengannya dipukul pelan oleh sang istri.

"Mami bikinin kue bolu, mau?"

"Atau papi bikinin dede bayi?"

"Harry!" Emily menajamkan penglihatannya tetapi Harry malah terkikik kecil. Niatnya memang hanya bercanda, tapi kalau Emily menganggap serius, kan, lumayan rezeki, hshs.

"Ck," decak Timothy lantas melenggang tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Tangisan Melody kian pecah, ia sampai lupa kalau kakinya luka dan menendang-nendang meja. Menyadari itu, Timothy diam-diam tersenyum.

'Gapapa gak bisa pacaran. Yang penting gue terhibur terus setiap hari,' batin Timothy terkekeh-kekeh. Terkadang dalam hidupnya, Melody hanya sebagai badut sirkus yang lewat memakai sepeda roda satu. Hanya perlu menghibur penonton, itu saja.

Timothy terus berjalan dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celana. Sesekali ia mengedarkan pandangan sambil tersenyum lebar. Seringkali dunia terlalu indah untuk dirutuki.

Roda penjual es krim keliling yang sedari tadi Timothy cari. Dahulu sewaktu mereka kecil, setiap hari membeli kudapan manis dingin itu. Melody selalu memilih rasa melon, jadi sekarang pun Timothy memesan rasa itu untuk sang adik yang sedang rewel.

Pulangnya Timothy dikejutkan oleh hantu The Nun. Tangisannya memang sudah berhenti, tapi mimik wajah Melody sungguh-sungguh mengerikan. Matanya memelotot tajam. Bibirnya komat-kamit, persis seperti Emily tadi pagi. Jari mungil itu lancang dengan menunjuk dirinya lurus.

"Lo—!!"

"Tada! Es krim melon!" potong Timothy memperlihatkan es krim yang ia sembunyikan di belakang. Melody yang tadinya akan marah mendadak jadi senyam-senyum. 

"Lo baik banget sih Mo. Hihihi pengertian deh bikin jatuh cinta aja."

'Jijik goblok,' batin Timothy mengumpat. "Sini duduk! Kita bernostalgia ke zaman-zaman pas masih kecil dulu."

Melody mengangguk lantas menduduki tempat yang ditunjukkan Timothy. Dulu di teras rumah yang satunya lagi, mereka setiap hari seperti ini. Sambil menjilat-jilat es krim melonnya, kaki Melody dimaju-mundurkan. Dan tugas Timothy biasanya menceritakan sebuah dongeng.

Tak disangka-sangka Timothy membuang napasnya berat. "Huh ... Seandainya dulu lo gak kecelakaan."

Perkataan singkatnya cukup mendeskripsikan bahwa rasa penyesalan yang teramat sangat masih melekat kuat pada hati itu. Timothy meraih tangan Melody, menggenggamnya erat lalu menghirup aromanya. Bayangkan saja betapa beratnya menanggung dosa itu setelah sekian lama. Bukan hanya sekali, tapi dua kali lelaki itu membuat sang adik kecelakaan hingga hampir merenggut nyawanya.

Melody baru memperhatikan Timothy saat es krim di tangannya ludes. Ia menatap lebih dalam manik hijau Timothy yang tergenang air mata. Jari mungilnya bergerak menyeka air itu.

"Hiks ... Hiks ... Maaf Mel ... Hiks ... Hiks ..." isak Timothy pedih. Dia menjatuhkan badan kekarnya ke dalam pelukan hangat Melody.

"Kalau Melody tau nostalgianya bakal kayak gini, Melody tadi langsung masuk aja ke rumah. Melody cuma mau dengar dongeng, bukan cerita penyesalan kayak gini. Udah berapa kali dikata, semua hal buruk yang terjadi gak sepenuhnya salah Momo. Tapi Momo nya aja yang bandel. Keras kepala!"

"Hiks ... Kamu bisa ngomong kayak gitu karena kamu gak pernah ngebayangin indahnya kehidupan kita tanpa kecelakaan itu. Mungkin dulu ... Mama gak akan ketakutan, mama gak akan terluka. Hiks ... Mama juga gak akan seputus asa itu sampai tega hapus semua memorinya Momo. Dan kamu ... Gak akan tersiksa karena terus-terusan hidup tanpa mama. Kita semua pasti bahagia ... Hiks ... Hiks ... Seharusnya Momo turuti apa keinginan Melody. Main barbie? Ya, saat itu Melody pingin main itu. Tapi Momo terlalu egois sampai paksa kamu buat main bola. Ngejar bola terus ditabrak sama mobil. Cih!"

Melody memasang wajah datar, menatap jengah sang kakak yang disibukkan dengan perasaan bersalahnya. "Yaudah terserah Momo. Melody gak peduli kalaupun Momo jatuh ke jurang yang dibuat sama diri sendiri."

"Apapun itu!" ucap Timothy. Merasa Melody tidak mengerti perkataannya, Timothy kembali berucap, "Apapun itu buat tebus semua kesalahan Momo. Bilang kamu mau apa, ntar Momo kasih. Cepat!"

Selama beberapa detik, Melody berpikir. Dia menopang dagunya supaya tidak salah memanfaatkan kesempatan emas ini.

Jentikan jari membuat Melody angkat suara, "Cokelat. Beliin gue cokelat yang banyakkkkkk banget. Versi valentine, halloween, hari ibu, hari ayah, hari guru, apapun itu beli semuanya. Oke?"

Ujung bibir Timothy terangkat sebagian. "Oke. Tunggu ya, Momo pergi sekarang."

Lain halnya dengan Timothy yang berjalan keluar pekarangan rumah, Melody mendekati pintu utama dan dikejutkan akan kehadiran seorang Emily.

"Mami? Sejak kapan mami berdiri disini?"

"Dari awal kalian bercerita," jawab Emily dengan senyuman manisnya. Satu tangannya terulur untuk merangkul Melody. "Segaib itukah mami sampai kalian gak sadar? Astaga kalau udah berduaan, kalian tuh suka lupa sama yang lain." Emily geleng-geleng kepala hingga membuat Melody terkikik.

"Tapi mami kenapa pakai koyok? Mami sakit?"

"Iya, mami pusing lihat kalian. Sebentar-sebentar akur, sebentar-sebentarnya lagi berantem sana-sini sampai bikin rumah berantakan. Kamu tau Mels? Kalau lagi akur, mami suka gemes pingin nyubit. Kalau lagi berantem suka gemes pingin nyentil ginjalnya sampai ke pluto."

"BHUAHAHAHA ..." tawa Melody menggelegar. Sekali lagi Emily geleng-geleng kepala. Wanita itu melenggang dan membiarkan Melody tertawa seorang diri seperti orang gila.

Eh, dia kan emang udah gila sksk.

"Geblek!" sambung Melody tanpa merasa dosa sudah mengumpat pada ibundanya.







***
Sksk chapter kali ini banyak meme nya ya 😋
Itu semua di dpt dari mbah sejuta umat,
GUGEL

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Anggap aja ini Melody pas di dandanin sama Timothy T_T

Just kidding, jan dianggap serius owkie
Di php in baru nyaho loo

Satu lagi supaya kalian penasaran

Ada yg bisa tebak alur selanjutnya?

Anw itu notif dari game
Happy pet story
Ada yg main game itu ga ಥ‿ಥ

Continue Reading

You'll Also Like

60.5K 3.7K 23
Dilamar karena saling mencintai ❌ Dilamar karena mendoakan waktu bersin ✅ Seorang gadis bernama Najla Faqihatun Nissa yang baru memulai hijrahnya aki...
29.4M 1.3M 44
[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjod...
21.4M 1.9M 91
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA] Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara d...
1.7M 42.7K 18
(PINDAH KE DREAME) Rosie diculik tetapi diperlakukan layaknya seorang wanita, itu dikarenakan ia melawan Charles, seorang panglima mafia. Charl...