Pain Reliever [ END ]

dansfr tarafından

4.6K 1.8K 543

Another fiction story by me. ~ Kalau dipikir-pikir, hidupnya terlalu monoton. Bangun - sekolah - pulang - tid... Daha Fazla

• Satu : Masa Lalu •
• Dua : Teman Kecil •
• Tiga : Perasaan Zavian •
• Empat : Jaket •
• Lima : Ulang Tahun Nafira •
• Enam : Adik Kelas •
• Tujuh : Sebuah Pendapat •
• Delapan : Kepala Sekolah Cup •
• Sembilan : Hilang dan Galau •
• Sepuluh : Ditinggalkan •
• Sebelas : Acara •
• Dua Belas : Keberanian •
• Tiga Belas : Es Krim Durian •
• Empat Belas : Mula •
• Lima Belas : Bakar-bakar •
• Enam Belas : Risiko •
• Tujuh Belas : Perasaan Lain •
• Delapan Belas : Bogor •
• Sembilan Belas : Momo •
• Dua Puluh : Kebingungan •
• Dua Puluh Satu : Minta Maaf •
• Dua Puluh Dua : Mulai Terbongkar •
• Dua Puluh Tiga : Gundah •
• Dua Puluh Empat : Confess to You •
• Dua Puluh Lima : Setelah Semua •
• Dua Puluh Enam : Perhatian •
• Dua Puluh Tujuh : Study Campus •
• Dua Puluh Delapan : Makanan •
• Dua Puluh Sembilan : CFD •
• Tiga Puluh : Makan Bareng •
• Tiga Puluh Satu : Pengagum Lain •
• Tiga Puluh Dua : Jalan •
• Tiga Puluh Tiga : Bosan? •
• Tiga Puluh Empat : Main •
• Tiga Puluh Lima : Ulang Tahun Zavian •
• Tiga Puluh Enam : Ujian Hati •
• Tiga Puluh Tujuh : Hilang •
• Tiga Puluh Delapan : Canggung •
• Tiga Puluh Sembilan : Kembali •
• Empat Puluh : Kesabaran •
• Empat Puluh Satu : Surprise •
• Empat Puluh Dua : Mimpi dan Butterfly Project •
• Empat Puluh Tiga : Hangout •
• Empat Puluh Empat : Cemburu •
• Empat Puluh Lima : Buku Tahunan •
• Empat Puluh Enam : Rindu •
• Empat Puluh Tujuh : Pendewasaan •
• Empat Puluh Sembilan : Cemburu, Lagi •
• Lima Puluh : Pengecekan Ponsel •
• Lima Puluh Satu : Overthink •
• Lima Puluh Dua : Kegagalan •
• Lima Puluh Tiga : Toko Buku dan Es Krim •
• Lima Puluh Empat : Sebuah Keyakinan •
• Lima Puluh Lima : Hari Bersamanya •
• Lima Puluh Enam : Difoto •
• Lima Puluh Tujuh : Selfie •
• Lima Puluh Delapan : Dompet •
• Lima Puluh Sembilan : Bersamamu •
• Enam Puluh : Ujian Sekolah •
• Enam Puluh Satu : Dipisahkan Jarak •
• Enam Puluh Dua : Perpisahan •
• Enam Puluh Tiga : Akhir •
• Epilog : Akhir yang Sesungguhnya •

• Empat Puluh Delapan : Portofolio •

58 25 0
dansfr tarafından

Jangan lupa vomment temen-temen🌻

✨✨✨

Perkembangan hubungan Nafira dan Zavian semakin baik setiap harinya. Zavian nampak ya, bisa dibilang sering memberikan perhatian-perhatian kecil pada Nafira. Dan Nafira senang akan hal itu.

Njaa

Naf
Map buat porto sm penugasan
warna apa aja

Yg ada itu baru biologi = merah
sosiologi = kuning
kimia = ungu
b indo = biru
agama = hijau
Baru itu doang sih

Ok kk

Keesokan harinya, Nafira melihat Zavian yang nampak bingung menyusun portofolio dan penugasan kimia.

"Lo repot banget sih kayaknya." ucap Nafira.

Ia langsung mengambil kertas portofolio Zavian, menyusunnya, lalu hendak meletakkannya di dalam map.

"Ambilin pembolong kertas dong di meja gue." pinta Nafira.

Zavian mengangguk. "Siap bos!"

Setelah kertas selesai dibolongi, kertas-kertas itu dimasukkan ke dalam map. Portofolio dan penugasan kimia Zavian pun siap.

"Berbakat emang lo." ucap Zavian yang membuat Nafira mengernyit.

"Berbakat apa?" tanya Nafira.

Cowok itu nampak menahan tawa. "Jadi tukang fotocopy."

Sebuah pukulan pun mendarat mulus di lengan Zavian. "Kurang ajar lo."

Setiap harinya, Nafira nampak seperti sekretaris pribadi Zavian yang selalu membantu cowok itu menyusun portofolio dan penugasan miliknya.

Dari mulai membolongi kertas, memasukkannya ke dalam map, hingga menjilid kertas pun menjadi tugas Nafira.

"Mau nggak gue bantuin tugas matematika peminatan? Gue soalnya dibantu Mama juga hehe." tanya Nafira.

Zavian menoleh. "Bayarannya apa dulu."

"Nonton." jawab Nafira.

"Nonton apa? Sini gue download-in dulu." tanya Zavian.

Gadis itu mendengus seraya menunjukkan sebuah poster film di Instagram. "Ih maunya nonton ini."

"Nggak macho tau nonton gituan." jawab Zavian.

"Yaudah deh makan aja." kesal Nafira.

Makhluk bernama Nafira ini memang labil sekali ternyata. Dan mudah goyah pendiriannya. Padahal perkataan Zavian juga tidak mengandung unsur penolakan menonton apa yang Nafira mau.

"Jadinya apa? Makan apa nonton?" tanya Zavian final.

Nafira memanyunkan bibirnya. "Maunya nonton."

"Yaudah, nanti kita jadwalin mau kapan." balas Zavian yang membuat Nafira senang bukan main.

Keduanya pun akan memikirkan kapan mereka akan menonton nanti karena film tersebut juga belum rilis.

"Naf, ini map PKN harus yang ada belakangannya?" tanya Zavian.

Gadis di hadapan Zavian yang tengah menyusun portofolio sosiologi itu mengangguk.

"Nitip, Naf. Lo belinya di toko murah itu kan." pinta Zavian.

"Uang?" tanya Nafira seraya menengadahkan tangannya untuk meminta uang kepada Zavian.

Zavian mendengus. "Uang gue yang 20.000 aja masih di lo ya."

Cengiran nampak di wajah Nafira. "Oh iya, aku lupa."

"Sekalian deh sama map-map yang belum gue beli. Gue baru beli biologi." lanjut Zavian.

Sepulang sekolah, Nafira langsung menuju toko yang Zavian sebut murah itu. Gadis itu pun membeli beberapa map untuk dirinya dan Zavian.

Sesampainya di rumah, Nafira langsung menyelesaikan portofolio matematika peminatan miliknya yang tinggal setengah lagi, dan memulai portofolio milik Zavian.

Nafira memposting sesuatu di story Instagram miliknya. Baru beberapa menit ia memposting, ternyata Zavian sudah melihatnya.

"Gila ya gercep banget udah diliat aja." ucap Nafira saat melihat Zavian adalah viewers pertama story Instagram.

Hal itu pun tidak terjadi hari itu saja. Beberapa hari selanjutnya pun, Zavian acapkali menjadi orang pertama yang melihat story Instagramnya.

"Lo bayar Demaz buat bikin peta konsep biologi?" tanya Nafira saat duduk di samping Zavian.

Zavian mengangguk. "Liat punya lo banyak banget, gue jadi enek mau mulai bikin juga."

"Bayar?"

"Mana ada yang gratis di dunia ini." jawab Zavian.

"Berapa?"

Cowok itu mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu dan selembar dua puluh ribu. "Ieu jumlahna sabaraha?"

"30.000?"

"Nah, itu pinter." jawab Zavian.

Memang dasar Zavian. Mengeluarkan uang sepertinya tidak perlu berpikir panjang.

✨✨✨

Hari-hari selanjutnya masih disibukkan dengan portofolio yang tak kunjung usai. Teman-teman Nafira pun tampak sudah muak.

"Ya ampun penderitaan ini kapan kelar sih?" tanya Rekha yang sudah lelah dan memutuskan untuk tidur.

Selama waktu pengerjaan portofolio dan penugasan, guru-guru memang jarang masuk ke kelas dengan alasan memberi waktu lebih pada siswanya untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.

"Kantin yok!" ajak Filham yang sudah tak kuat menulis bahasa arab untuk penugasan mata pelajaran agama.

Langkah cowok itu diikuti oleh Ahuy dan Demaz. Sementara Zavian kini tengah menghampiri Nafira yang nampak sangat fokus mengerjakan entah portofolio apa.

"Serius amat sih." ucap Zavian yang telah berdiri di samping Nafira.

Nafira menoleh. "Ya abisnya kalo nggak serius mah dimainin mulu."

"Curhat apa gimana nih?" tanya Zavian yang hanya dibalas gelengan oleh Nafira.

Zavian melihat jika Nafira tengah mengerjakan portofolio bahasa sunda yang padahal dikumpulkan paling akhir.

Cowok itu pun pergi keluar bersama Jafar karena Jafar mengajaknya ke kantin.

Keesokan harinya, Zavian tiba-tiba stres karena portofolio PKN bertambah. Itu semua disebabkan oleh guru PKN mereka yang tidak bisa hadir hari itu.

Ia pun menulis lanjutan portofolio itu ditemani oleh Nafira yang sudah selesai sejak tadi.

"Temenin kantin yuk, gue laper." ajak Nafira.

"Kalo lo mau bantuin mah gapapa." jawab Zavian.

Sebuah cubitan pun mendarat di lengan Zavian. "Aduh lemes. Jadi males deh gue kalo dicubitin gini."

"Nggak usah alesan lo!" kesal Nafira.

Kata-kata yang Zavian ucapkan adalah alibi yang dibuat Zavian agar Nafira mau membantunya. Sudah berulang kali Zavian mengatakan itu kepadanya.

Sembari menunggu Zavian selesai menulis portofolio, Nafira hanya diam dan memerhatikan sekitarnya. "Gabut deh. Nja lama banget sih."

"Ya kalo mau cepet ya ba-" ucapan Zavian terputus karena Nafira kembali mencubitnya.

"Nggak usah banyak ngomong. Cepet selesaiin." sambar Nafira.

Setelah menunggu 10 menit, akhirnya Zavian selesai. Nafira pun langsung menarik cowok itu agar menemaninya ke kantin untuk membeli makanan.

"Capek, Naf. Lo nggak liat tadi gue ngerjain aja udah pegel banget." keluh Zavian.

Namun Nafira adalah Nafira. Kemauan gadis itu tidak bisa dibantah, apalagi oleh Zavian. Cowok itu tetap didorong Nafira hingga sampai ke kantin.

Portofolio dan penugasan yang terakhir dikumpulkan selain bahasa sunda adalah matematika wajib. Sebenarnya untuk mata pelajaran ini hanya tinggal dilengkapi saja. Namun karena gurunya super perfect, jadilah mereka tetap repot juga.

Terutama Zavian yang map matematika wajibnya belum sama sekali dirapikan. Padahal deadline pengumpulan adalah hari itu.

"Lagian kenapa ditinggal di kelas sih?" tanya Nafira yang juga sama kerepotannya menyusun portofolio Zavian. Ia harus menyesuaikan isinya dengan daftar isi.

"Lupa, Naf." jawab Zavian dengan cengirannya.

Pelajaran matematika wajib hari itu adalah jam pertama. Dan guru yang mengajarnya adalah salah satu guru ter-killer seantero Semesta Raya.

Tiba-tiba saja, guru yang dikenal dengan nama bu Adel itu masuk ke kelas tanpa aba-aba. Semua siswa pun terkejut dan langsung kembali ke tempatnya. Begitupun Nafira dan Zavian. Untung saja Nafira sudah selesai menyusun portofolio milik Zavian.

"Udah siap semua portofolionya, Dek?" tanya bu Adel dengan logat khas Batak.

Semua siswa pun menjawab dengan kompak bahwa mereka susah selesai mengerjakannya.

"Coba tutor aku cek dulu sini." pinta bu Adel.

Semua tutor matematika wajib yang terdiri dari 5 orang pun maju dan bu Adel mulai mengecek portofolio mereka.

"Sekretaris mana?" tanya bu Adel.

Nafira dengan agak ragu-ragu, mengangkat tangannya. "Saya, Bu."

"Nanti kau belikan sticky note kecil untuk nomor absen di depan map portofolio ini ya." ucap bu Adel.

"Siap, Bu." jawab Nafira.

Portofolio para tutor pun dikembalikan kepada pemiliknya, dan bu Adel memulai pembelajaran hari itu.

"Deadline jadinya lusa ya hari Sabtu saat pendalaman materi. Si cantik jangan lupa yang aku minta tadi ya." ucap bu Adel sambil melihat Nafira. Nafira hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tak lama, bu Adel akhirnya keluar dari kelas. "Jantungan banget bangsat. Untung jadinya Sabtu." ucap Filham.

Zavian menoleh. "Emang kenapa kalo dikumpul sekarang?"

"Portofolio gue ada yang ilang anjir!"

✨✨✨

Yeyy balik lagi!! Semoga aku terus konsisten yaa. Jangan lupa vomment:))

See u next part, semuaa! Bakal agak slow update yaa hehe

dansfr, 28/05/2020🌹🌹

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

64.6K 1.8K 53
Ini cerita aku buat sendiri yah, kalo semisalkan ada yang sama ceritanya atau cast nya lah, berarti bukan aku yang ngikutin mungkin dia yang ngikutin...
2.8M 158K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
21.1K 1.6K 51
-Ketika Cinta mampu mengubah segalanya- Namanya Raden Arga Megantara. Lelaki yang sering keluar masuk bk karena kenakalannya.Lelaki yang mempunya...