Borneo Darkness

By TitisariPrabawati

136K 11.1K 1K

This work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( UU Hak Cipta Indonesia Republi... More

Borneo Darkness
[ Part 1 - Peteh ~ Ikatan ]
[ Part 2 - Mainsek ~ Tanya ]
[ Part 3 - Hiau ~ Suara ]
[ Part 4 - Batekang ~ Keras ]
[ Part 5 - Buhen ~ Kenapa ]
[ Part 6 - Mikeh ~ Rasa Takut ]
[ Part 7 - Narai ~ Apa gerangan ]
[ Part 8 - Buahen ~ Mengapa ]
[ Part 9 - Mandinu ~ Mengambil ]
[ Part 10 - Mahalau ~ Melewati ]
[ Part 11 - Mamalar ~ Memanfaatkan ]
[ Part 12 - Mahining ~ Mendengar ]
[ Part 13 - Kabuat ~ Sendiri ]
[ Part 14 - Mamparahan ~ Menampilkan ]
[ Part 15 - Manggilau ~ Mencari ]
[ Part 16 - Mahapa ~ Memakai ]
[ Part 17 - Mambelep ~ Mematikan ]
[ Part 18 - Dehen ~ Erat ]
[ Part 19 - Mahundang ~ Melepas ikatan ]
[ Part 20 - Mangirut ~ Tercabik ]
[ Part 21 - Maimbit ~ Membawa ]
[ Part 22 - Mahilung ~ Merawat ]
[ Part 23 - Mamangkit ~ Menggigit ]
[ Part 25 - Kapehe ~ Sakit ]
[ Part 26 - Batajim ~ Tajam ]
[ Part 27 - Ikau ~ Dirimu ]
[ Part 28 - Yaku ~ Diriku ]
[ Part 29 - Katining ~ Jernih ]
[ Epilog ]
~ Tale From The Dark ~

[ Part 24 - Balemu ~ Melemah ]

1K 106 0
By TitisariPrabawati



Kita pernah mencoba berjuang

Berjuang terlepas dari kehampaan ini

Meski hanyalah dua cinta

Yang tak tahu entah akan dibawa kemana

---

"Pesta pertunangan Diandra?" Rayn membaca undangan mewah berpita perak yang dikirimkan adiknya.

"Nona Di juga memberikan ini..." Harris memberikan dua buah kotak, satu berwarna perak dan satu berwarna hitam.

Rayn membukanya dan melihat sebuah Tuxedo hitam yang ditujukan kepadanya dan sebuah gaun perak yang indah untuk Nila.

"Semoga kegelapanmu dapat terbalut cahaya rembulan yang keperakan, selamat menikmati pesta topeng kami," Di-Arga.

Rayn berdecih kesal dan mengamati topeng hitam yang ditujukan untuknya lalu melihat topeng perak Nila yang bertakhtakan berlian. Diandra benar-benar memanjakan Nila.

"Ballroom Almahendra House akan digunakan untuk pestanya, semua staf memberikan pelayanan yang terbaik untuk pesta ini, tentu saja kami menyisipkan beberapa iklan untuk produk-produk kita yang dipadukan dengan produk Venus, ini konsep yang dikirimkan staf Divisi Promosi," Harris memberikan tablet Apple kepada Rayn yang segera dicermati Rayndra, tak lama diskusi masalah produk pun mengalun diantara keduanya. Pemikiran bisnis dan kemampuan membaca pasar mereka memang diatas rata-rata, produk unik, tidak biasa dan berkualitas yang dikeluarkan Almahendra selalu menjadi trending Fashion di Indonesia, dipadu dengan kekreatifan Diandra, Almahendra menjadi sangat solid.

"Oh ya, satu lagi Tuan, nilai Ujian Nasional Berbasis Komputer milik nona Nila sudah keluar, nilainya bagus, apakah anda sudah memutuskan beliau akan kuliah dimana?"

Lelaki itu mengerang.

"Tidak bisakah Nila di rumah saja menemaniku?"

Harris mengerdikkan bahu, "Pasti membosankan, apalagi anda juga sibuk dari pagi hingga sore hari, berilah dia kegiatan..."

"Tapi bagaimana aku bisa melepasnya di dunia yang seperti itu? Bagaimana dia bisa menjaga diri dari lelaki-lelaki yang kelak tertarik padanya?"

"Ya sudah, suruh saja nona Nila menyamar menjadi lelaki..."

"Saran seperti apa itu!" Rayn melempar Harris yang tertawa dengan pulpen di tangannya yang segera ditangkap dengan lincah oleh Harris.

"Tidak ada yang berani mendekatinya, karena seluruh dunia sekarang sudah tahu dia milik anda seorang..."

"Benarkah?"

"Lagipula, nona Nila hanya menatap anda saja, sudahlah tuan, kita bisa mengatur beberapa bodyguard jika anda mau,"

"Baiklah, atur beberapa bodyguard, wanita, untuknya. Aku tidak mau dia dikawal lelaki,"

"Sepertinya anda sekarang sudah over protected,"

"Terserah apa katamu, aku hanya menginginkan jaminan keamanan terbaik untuknya," Rayn mengakhiri pembicaraan dan keluar ruangan.

---

Rayn memandang Nila tak berkedip saat gadis itu keluar dari ruang salon yang private.

"Trims Suzy..." Rayn tersenyum kepada wanita paruh baya yang merias Nila dengan sempurna.

"Anda sangat beruntung, nona Nila memiliki kulit yang gampang dirias, tidak butuh waktu lama untuk memolesnya, karena pada dasarnya dia sudah jelita," Suzy tersenyum melihat pasangan serasi itu.

"Hati-hati, jangan sampai dia terlihat lebih mencolok daripada nona Diandra sendiri, karena nona Di adalah bintang utama malam ini," kata Suzy seraya mengenakan topengnya, sebagai salah satu kenalan Diandra, wanita itu turut menghadiri acara pertunangan Diandra dengan Arga.

"Tentu saja, karena itulah Diandra menyiapkan semuanya..." Rayn mengambil kotak di tangan Harris dan memberikan sebuah topeng perak bertakhtakan berlian untuk dikenakan Nila.

"Indah sekali..." Nila menatap topeng di tangan Rayn.

"Semoga keindahannya cukup untuk menutupi keindahanmu..." Rayn mengecup tangan Nila sebelum memasangkan topeng perak itu, wajah Nila tersipu malu dan Rayn menahan diri untuk tidak mengecup bibir gadis itu, karena jika dia melakukannya, detik itu juga dia akan kehilangan kendali diri, Nila adalah candu. Jadi sebisa mungkin Rayn menahan hasratnya. Pita perak yang mengikat rambut panjang Nila menjadi gelung indah, membuat leher jenjang gadis itu terlihat, tidak ada yang lebih menggetarkan hati Rayn selain melihat leher Nila yang telanjang.

Karena Nila miliknya

Miliknya seorang...

Mata tajam Rayn menatap Nila, menguasai gadis itu dalam kedalaman kelam tatapannya.

"Siap?" Rayn mengulurkan tangan dan Nila menyambutnya.

---

"Apakah tidak berlebihan? Kau tampak jauh...lebih tua..." wanita paruh baya yang asyik memadukan gaun hitamnya dengan beberapa kalung berlian di hadapannya, menoleh heran ke arah putrinya.

"Dia suka gadis yang dewasa, karena itu aku harus melakukan ini, mom..."

"Apakah kau mau menarik perhatian oom-oom?"

"Dia memang oom-oom, tapi aku jatuh cinta setengah mati padanya mom..."

Wanita itu melirik putrinya hingga bola matanya hampir melotot keluar.

"Apaaa?!! Yang benar saja! Mommy dan Daddy mengizinkan kamu ikut malam ini bukan untuk menggoda oom-oom! Ah, lupakan! Sebaiknya kau ganti gaun salemmu itu dan pergilah ke kamarmu untuk belajar!"

Gadis itu melirik ayahnya.

"Nope! Tidak bisa, aku sudah menang taruhan, nilai ujianku sangat-sangat bagus dan aku akan diterima di fakultas kedokteran di universitas yang kalian inginkan, kalian sudah janji akan mengabulkan segala keinginanku, dan malam inilah kuncinya..."

"Tapi...tapi..."

"Udahlah mom, oom-oom ini cakep banget, mommy akan seneng liatnya ntar..."

"Daddy, please, bilangin anak kita untuk nggak macam-macam!" teriak wanita itu. Tapi lelaki di sampingnya hanya mengerdikkan bahu.

"Sudahlah, Sarah! Dia pergi bersama kita, apa yang bisa dia lakukan di sana? Kalau dia melanggar batasan, akan kuseret dia pulang..." lelaki itu merapikan dasi hijau lumutnya dan memandang dirinya di cermin.

Seragam resmi militer ini memang membuatnya semakin gagah.

Gadis itu memandang ayahnya. "Eww...daddy kumat narsisnya!"

----

Diandra memandang Arga yang sedang dikelilingi para perwira militer, seragam mereka semua sama dan semua mengenakan topeng masing-masing, tapi rambut jabrik Arga selalu dikenali Diandra.

"Kami sudah berlatih pedang pora dengan baik, Capt! Tenang saja, saat upacara pernikahan nanti, pastilah mengesankan..." kata salah seorang perwira.

"Tentu saja harus mengesankan, kalau tidak, kau harus berenang selat Madura bolak-balik!" kata Arga.

"Kapten Arga memang tidak kehilangan kekejamannya," dokter Fikri tertawa sambil memainkan gelas minuman di tangannya. "Untung sekarang aku tidak di bawah komandonya,"

"Dia semakin hari memang semakin mengerikan..." Erwin mengangguk setuju. "Mungkin karena dia masih perjaka, hahaha..."

"Nanti setelah malam pertama mungkin dia mulai melunak..." ejek Fikri.

"Oh ya, aku merindukan seseorang, kenapa dia belum juga muncul?" Erwin memandang ke sekelilingnya. "Mana Rayndra?"

Tidak lama terdengar keributan di pintu masuk Ballroom.

"Panjang umur, bukan Rayn namanya kalau tidak menimbulkan keributan," Arga menatap kerumunan wartawan yang mulai ribut di luar, walaupun Rayn menggunakan topeng, Audy Hitam berplat B4D 130Y yang menjadi ciri khasnya membuat wartawan tahu siapa yang datang, apalagi kasus pelecehan seksual yang menyandung Rayndra semakin hangat menjadi pembicaraan, pro dan kontra di media cetak dan elektronik semakin membuat berita tentang Rayn menjadi kabar utama di berita Infotainment.

"Kasus anda sudah masuk ke kejaksaan, tuan Rayndra dan korban andapun tidak main-main, dia berasal dari kalangan atas, bagaimana tanggapan anda?" tanya salah seorang wartawan.

"Kabarnya tidak hanya seorang dua orang yang memperkarakan anda, tapi beberapa sosialita kelas atas juga mulai mengajukan tuntutan..." cecar wartawan lain, Rayn hanya tersenyum lalu melirik Harris dan Elliot yang mengawalnya.

"Ini acara pertunangan nona Di, bukan tempat anda menanyakan kasus yang ditujukan kepada klien kami," Elliot menanggapi para wartawan agar rayn bisa melenggang masuk dengan bebas ke dalam Almahendra House. Perkantoran elite yang menyajikan pemandangan setaraf hotel itu semakin ramai karena kedatangan Rayndra yang menarik para wartawan.

Diandra menyambut kakaknya dengan senyum terkembang.

"Sebenarnya apakah kau menikmati perhatian dunia yang tertuju padamu? Kenapa kau tidak menutup kasus ini dengan hanya mengatakan 'tidak?" gerutu Diandra.

Rayn mengerdikkan bahu.

"Karena aku tidak bersalah, maka aku tidak akan mengeluarkan statement apapun. Sudahlah, jangan khawatirkan aku,"

"Buat apa mengkhawatirkanmu? Aku mengkhawatirkan acaraku..." Diandra memandang Arga. "Bukanlah Rayn selalu merusak acaraku dengan menjadi bintang utama?"

Arga mengerdikkan bahu. "Well, terserah saja, aku sudah biasa berada di belakang layar, aku tidak tertarik menjadi bintang utama..."

Diandra menepuk bahu Arga dengan gemas.

"Tapi ini pertunangan kita..."

Rayn tersenyum lalu menggandeng Nila.

"Baiklah, sebaiknya kita masuk, biar Harris dan Elliot yang menangani semuanya,"

---

Gadis belia itu memandang lelaki gagah yang memasuki ruangan dengan kekaleman seekor puma yang anggun.

Luarbiasa.

Semakin lama lelaki itu semakin tampan.

"Gagah bukan?" seorang wanita bertopeng emas di samping gadis itu yang memperhatikan langkah Rayndra tersenyum sinis. "Semua wanita bahkan tidak bisa melepaskan pandangan darinya,"

Gadis di samping wanita itu mengangguk.

Lelaki bertubuh besar dan berrambut gondrong sebahu yang mengawasi ruangan dengan waspada, tidak menyadari bahwa sepasang mata cantik mengawasi semua gerak geriknya.

Gadis itu tersenyum seraya menggigit bibirnya. Ah, melihat lelaki itu sekarang, setelah berminggu-minggu lalu. Dulu pria itu berrambut jabrik rapi dan terlihat muda, sekarang karena kesibukannya, pria itu membiarkan cambangnya tumbuh dan rambutnya tergerai gondrong. Semakin menambah kedewasaannya dan ... mungkin tampilan berantakan itu membuatnya semakin...menggairahkan?

Gadis itu merasakan degupan kencang di dadanya.

"Dia semakin hot saja!" gumam si gadis seraya menuruni tangga.

"Apa kau akan nekat mendatangi pria yang sudah dimiliki wanita lain?" wanita bertopeng emas itu memandang si gadis.

Gadis itu menghentikan langkahnya dan merasakan rasa sakit yang menyengat di dadanya.

Pedih.

Apa kata wanita itu?

Pria itu sudah memiliki seseorang? Tidak mungkin! Dari detektif swasta yang disewanya, jelas-jelas pria itu masih lajang! Karena itulah malam ini gadis itu mempertaruhkan semua yang dimilikinya dalam hidupnya untuk sang pria.

"Mi...milik...siapa?" gadis itu memandang wanita di sampingnya. "Ha...Harris William...su...sudah memiliki seseorang?"

Wanita itu mengangkat alisnya.

"Oh, kupikir kau memperhatikan Rayndra Almahendra, tadi. Ternyata kau lebih tertarik dengan pengawal pribadinya?" wanita itu tersenyum sinis. "Melihat penampilanmu, kau ini sepertinya putri dari kalangan atas, apakah kau merasa cukup dengan seorang pengawal pribadi?"

Gadis itu memalingkan wajah dengan lega.

"Harris William sangat cukup untukku. Dia lebih dari apapun di dunia ini yang kuinginkan..." lalu gadis itu dengan tergesa menuruni tangga.

----

"Bersenang-senanglah malam ini, temukan seseorang untuk diri kalian..." Rayndra tersenyum memandang Elliot dan Harris.

"Bukankah kalian ini lelaki normal? Tapi kenapa aku tidak pernah melihat kalian bersama seorang wanita?"

Elliot merapikan dasi dan menaikkan kacamatanya.

"Kami terlalu sibuk menjagamu, tuan..." kata Elliot.

Rayndra tertawa dan menepuk bahu Elliot. "Ayolah Clark Kent, nikmati malammu, aku hanya tersandung kasus kecil saja, tidak akan membuatku membusuk di penjara hanya karena tuduhan seperti itu,"

"Keluarga Danutirta tidak bisa dianggap remeh, tuan... apalagi tadi ada berkas yang datang, mereka memberimu penawaran, jika kau mau menikahi nona Karina setelah menceraikan Nona Nila, maka kasus ini akan mereka anggap selesai,"

Rayn menoleh ke arah Nila yang sedang asyik bercengkerama dengan Diandra di kejauhan. "Biarkan Karina bermimpi, hanya kematian yang bisa memisahkan aku dengan Nila Rinai. Hanya dia yang berhak menjadi nyonya Almahendra,"

"Karena itu, berhati-hatilah dalam setiap langkah anda, karena mereka pasti sedang mengincar kelemahan anda sekarang. Kita seperti berpijak pada kaca yang rapuh, jika tidak hati-hati, kita akan terjatuh..." nasehat Elliot.

Rayn tersenyum sinis. "Kita sudah melalui banyak hal, Elli, aku tahu, kalian akan bisa melakukan apapun untukku..."

"Karena andapun bisa melakukan semua hal untuk kami, tuan..." Harris memandang ke sekelilingnya, hari ini perasaannya tidak enak. Seolah ada seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan, tapi siapa?

"Jangan terlalu khawatir, ini pesta Diandra. Apa yang bisa terjadi?" Rayn tersenyum seraya berkata. "Nikmati pestanya, dude!" sebelum menghampiri Nila untuk menikmati pesta dansa yang sebentar lagi dimulai.

---

"Yo! Party tanpa dansa, bagaikan masakan tanpa rasa, nah ladies and gentleman sekalian, silahkan menempatkan diri, saya akan memainkan musik yang sangat manis untuk anda sekalian berpasangan menuju ke lantai dansa..." DJ Carlos yang bertuxedo hitam menjentikkan jarinya dan memulai musiknya.

Lagu lawas Daniel Bedingfield, If You're Not The One, mengalun lembut dan pasangan-pasangan dansa mulai melantai.

"Shall we?"

Harris yang sudah menepi dan asyik memperhatikan Rayn yang menggandeng Nila, tampak terkejut saat tiba-tiba di sampingnya berdiri seorang gadis bertubuh ramping dengan gaun simple dan menawan mengulurkan tangannya.

Bibir Harris berkedut hendak berkata tidak, tapi tatapan tajam Rayn ke arahnya dan lelaki itu memberi tanda pada Harris untuk tidak menolak, membuat Harris berdecak kesal dan menyambut uluran tangan si gadis.

"Anda salah memilih pasangan, nona, saya hanyalah seorang pengawal pribadi, bukan pengusaha..." Harris memandang gadis bertopeng salem dengan gaun senada yang indah.

"Aku tahu siapa anda..." gadis itu tersenyum dan memperlihatkan giginya yang berderet rapi.

Mata Harris menyipit. Sepertinya dia mengenali gadis ini.

"Who ...are you?"

Gadis itu tersenyum seraya merapatkan tubuhnya dalam pelukan Harris.

"...aku hanyalah sesuatu yang jauh, sangat jauh darimu, aku hanya berkerlip, tidak terlihat di siang hari dan menjadi sesuatu yang tidak akan pernah bisa menarik perhatianmu, tuan Harris William, walaupun aku selalu berusaha berada di dekatmu. Karena itulah, malam ini, aku berusaha keras untuk bersinar, walau sekejap, agar kau bisa sejenak menatapku..." bisik gadis itu.

Dahi Harris mengernyit.

"Bi...Bintang?"

Gadis manis berkacamata yang selalu berpakaian casual, sahabat nona Nila.

Gadis itu mencopot behelnya dan mengganti kacamata tebalnya dengan softlens berwarna hazel, mata itu menatap Harris tajam.

"Sudah berbulan-bulan sejak kita pertama bertemu, tapi kau bahkan tidak pernah menganggapku ada, setiap kali kau mengantar jemput Nila, setiap kali Nila bermain denganku, tapi kau tidak pernah memperdulikan kalau mata ini selalu menatapmu. Aku sangat frustasi, tuan Harris. Karena itulah malam ini, tidak akan kusia-siakan, walaupun satu malam, berikan kesempatan kepadaku, untuk bersamamu..."

Lagu yang mengalun lembut membuat tubuh mereka semakin merapat. Sementara Bintang berbisik di telinga Harris, lelaki itu menahan diri untuk menjauh dari dekapan Bintang. Sangat tidak sopan jika Harris tiba-tiba menjauhkan tubuh Bintang darinya bukan? Terpaksa Harris bertahan dalam posisi memeluk Bintang.

If you're not the one then why does my soul feel glad today?

If you're not the one then why does my hand fit yours this way?

If you are not mine then why does your heart return my call?

If you are not mine would I have the strength to stand at all?

I never know what the future brings

But I know you're here with me now

We'll make it through

And I hope you are the one I share my life with

I don't wanna run away but I can't take it, I don't understand

If I'm not made for you then why does my heart tell me that I am?

Is there any way that I can stay in your arms?

"Anda masih muda, nona. Banyak lelaki yang jauh lebih pantas..." saran Harris.

"Usiaku sudah tujuhbelas, kita hanya selisih umur sepuluh tahun, begitupun Nila dan Rayndra. Berhentilah memperlakukan aku seperti anak kecil, tuan Harris. Aku seorang wanita sekarang!"

Harris terkekeh.

Jemari lelaki itu meraba bibir Bintang dan membuat gadis itu terkesiap. Pandangan tajam Harris kepadanya membuatnya melting.

"Lipstick merah menyala ini tidak cocok untukmu, begitupun maskara tebal itu, kau lebih cocok memakai lipstik merah mudamu dan berkencanlah dengan anak seumurmu, nona Bi. Kurasa kau dan Thomas pasangan yang serasi...?"

Saat musik selesai dan Harris melepaskan pelukannya menjauh dari Bintang, meninggalkan ruang dansa, gadis itu merasakan sayatan pedih di hatinya.

Ini pertama kalinya dia jatuh cinta.

Ini pertama kalinya dia melawan setiap hal untuk mengutarakan perasaaannya kepada pria yang dicintainya.

Memberanikan sekuat hati mengatakan isi hatinya kepada Harris tapi pria itu menolaknya mentah-mentah!

Tidak! Tidak bisa seperti ini!

Bintang mengabaikan seorang lelaki yang mengajaknya meneruskan dansa dengan lagu berikutnya.

Dengan tergesa, diikutinya langkah Harris yang menjauhi keramaian.

Set Fire to The Rain milik Adele menjadi lagu berikutnya. Ruang dansa mulai semarak dan Bintang mengedarkan pandangan ke sekeliling mencari keberadaan Harris, diangkatnya ujung gaunnya dan menaiki tangga dengan tergesa mengejar Harris yang menuju ke lantai dua.

---

Sarah dan Jonathan saling berpandangan.

"Kurasa putri kita sudah gila!" Nathan menggeleng-gelengkan kepala.

"Kenapa? Karena dia menyukai seorang bodyguard? Yah, kurasa dia akan melupakan cinta monyetnya dan menjauh dari pengawal pribadi Tuan Almahendra Jr. jika kita memperkenalkannya dengan seorang pengusaha muda yang layak untuknya. Aku akan menghampiri Bi..." Sarah berdecak kesal. "Pengawal pribadi? Menjadi menantu keluarga kita? Yang benar saja!"

"Tunggu..." Nathan mencekal lengan istrinya.

"Harris William secara kasat mata memang hanya 'bodyguard' Rayndra, tapi dia memiliki 40% saham Almahendra Group, beberapa pabrik milik keluarga William yang dulu hampir bangkrut telah dipulihkan secara cepat dalam beberapa tahun ini. Lelaki itu memang menyembunyikan diri dari publik karena masa lalunya yang kelam, tapi untuk masalah kekayaan, tidak ada masalah dengannya. Yang aku khawatirkan, Harris itu lelaki dewasa, Sarah. Sementara Bi hanyalah anak-anak. Jika Harris mematahkan hatinya, maka putri kita akan hancur berkeping-keping. Karena sekali Bi jatuh cinta, maka sulit mencari tandingan Harris, aku bahkan tidak tahu jika gadis kecil kita mengenal Harris, bagaimana kau mengawasinya selama ini Sarah?"

"Aku..."

"Kau terlalu sibuk dengan kehidupan sosialitamu sehingga mengabaikan mengawasi Bintang?"

"Tidak, Nathan! Selama ini Bi hanya pergi keluar dengan teman-temannya, les ini dan itu, lalu belajar keras agar bisa diterima di fakultas kedokteran, aku selalu mengawasi nilai Bi sehingga dia bisa diterima di Universitas Negeri yang kita inginkan..." Sarah mengingat-ingat.

"Ya ampun, dia memang sering pergi dengan teman barunya. Gadis itu, istri Rayndra! Mungkin ... dari sanalah Bintang mengenal Harris?"

Nathan menghela nafas.

"Apapun itu, carilah Bi. Kita pulang saja, aku akan berpamitan dengan Jenderal Tito. Selama ini kita bisa melakukan apapun untuk Bintang, tapi aku takut kita tidak bisa melindunginya dari patah hati, kita harus menghentikannya sebelum semua terlanjur terjadi,"

---

We spoke your cool came off

Usually don't take it home

Feels like i know you already

Gave it a shot, had time to care

You know just how to talk and you get me

Fourty four caliber to spare

Cupid sure really knows how to hit me

I said let's get together

You can go ahead so make my days

Let's run away away away away away away away

----

Sarah mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.

Dimana Bi?

----

Bintang menyusuri lorong panjang dalam temaram cahaya lampu yang berkedip romantis.

Dimana Harris?

---

Wonder where you came from

I've never met someone who understands me right away

Not looking at nobody, i was blinded

Was only one way minded, so what do you say

We get away away away away away away away

---

Harris mengerjapkan mata, memandangi lampu gemerlap ibukota di bawah sana dari ketinggian Almahendra House.

Dia selalu di belakang layar.

Jadi apa yang salah dengan dirinya?

Bukanlah dia adalah bayang-bayang Rayn yang tidak terlihat?

Kenapa dia masih terlihat?

Celine, Alleya, Rosalie, Felicia, Danira.

Berapa banyak wanita yang ditolaknya mentah mentah?

Mungkin gosip jika dia gay, tidak menghentikan para wanita ini untuk mengejarnya?

Lagipula dia tidak mempercayai cinta.

Ketamakan ibunya membuat ayahnya yang mencintai ibunya mati-matian, mempertaruhkan segalanya untuk memenuhi kegiatan sosialita ibunya yang keterlaluan.

William Group bangkrut. Danielle William bahkan sampai melakukan korupsi untuk memenuhi keinginan Marrie yang tiada habisnya. Saat perusahaan kolaps, ayahnya meninggal di penjara karena frustasi, Marrie mengakhiri hidupnya begitu saja dengan membawa Leon! Apa salah Leon sehingga harus ikut menjadi korban keegoisan ibunya?

Harris menghela nafas panjang.

Kebenciannya pada ibunya, membuatnya membenci wanita.

Karena itu dia selalu menghindari para wanita dan memilih hidup lajang selama ini. Menjadi bayang-bayang Rayn yang tidak terlihat, tapi sepertinya itu percuma, masih ada saja wanita-wanita yang mengejar dirinya.

Selama ini dia selalu bisa menghindar.

Tapi, Bintang?

Gadis itu dengan segela kepolosannya membuat Harris berada dalam posisi yang sulit. Memang selama ini dia sudah berusaha menghindar, dia menyadari tatapan memuja Bi pada dirinya, dia menyadari perhatian Bi saat mereka berjalan bersama Nila selama beberapa bulan ini. Tapi Harris tidak menyangka Bi bisa senekat ini. Bi adalah gadis pemalu, ramah dan baik.

Kenapa malam ini dia berdandan habis-habisan dan memberankan diri mengatakan semua omong kosong tadi kepada Harris?

---

"Tuan Harris..."

Harris tidak berani menoleh.

Didengarnya langkah kaki mungil semakin mendekatinya.

"Berhenti, nona Bi...aku tidak mau melukaimu. Ini hubungan yang mustahil,"

Bintang mengerjap, menahan airmatanya yang mulai mengalir.

"Kumohon, tuan Harris, jika Nila dan Rayn saja bisa memiliki hubungan itu..."

"Jangan samakan dengan mereka! Pada awalnya mereka juga suatu kemustahilan. Mereka bersatu hanya karena keajaiban, karena itulah..."

"Kita juga pasti bisa memiliki keajaiban itu, tuan Harris...kumohon..." Bintang merasa pijakan di kakinya goyah.

"Berhenti dengan omong kosong itu nona Bi, pergilah..."

"Tidak..."

Harris menggelengkan kepala dan memutar tubuhnya menjauh tapi dengan sigap Bi mengejarnya dan memeluk tubuh Harris dari belakang.

"Aku mencintaimu, aku mencintaimu...aku mencintaimu!" teriak Bintang.

"Hentikan! Lepaskan aku dan pergilah..."

"Tidak mau..."

Harris membalikkan badan dan melepaskan pelukan Bintang.

Uh oh...

Gadis itu sudah membuka topengnya dan sekarang wajah cantik dan polos itu menatap Harris sedemikian rupa.

"Kau masih begitu muda dan kau akan segera melupakanku, pergilah..."

"Benarkah kau ingin aku pergi?"

"Ya..."

"Kau tidak mencintaiku?"

"Ya!"

"Apakah kau bisa memberiku kesempatan walau sedikit saja?"

"Nona Bi! Please, ini demi kebaikanmu..."

Bintang menatap kedalaman mata Harris dan memang, lelaki itu sudah terlalu jauh terseret dalam kegelapan. Tidak ada harapan di sana.

Seluruh otot di tubuh Bintang melemas, luruh.

Inikah rasanya patah hati?

"Give me just one night..." bisik Bintang. "Setelah itu aku matipun aku rela..."

"Kau tidak berfikir dengan benar..."

"Semalam saja, tuan Harris..."

Harris menggelengkan kepala.

"Setelah itu kau hanya akan menyesalinya. Tidak akan ada perubahan dari hubungan semalam, atau satu jam saja. Jangan sia-siakan hidupmu dengan lelaki yang tidak bisa memberimu cinta. Pergilah, nona Bi..."

Harris melangkah menjauh, tapi Bintang yang bersimpuh di bawah kaki jenjang lelaki itu mencekal pergelangan kaki haris dengan tangan mungilnya.

"Kalau kau tidak bisa mengabulkan setiap permintaan tadi, berikan aku satu ciuman, perpisahan dan aku janji aku akan menjauhimu..."

Harris menghela nafas dan berjongkok di depan Bintang.

"No! ..."

Tapi entah kenapa, Harris tidak mampu berpaling dari tatapan Bintang. Dia tidak mampu mengalihkan pandangan dari mata indah yang berlinangan airmata itu, gemintang dalam mata Bintang yang berkaca-kaca.

Saat tangan gemetar gadis itu meraba sisi wajahnya yang kasar karena tidak sempat bercukur beberapa hari ini, Harris tidak mampu menepisnya, bahkan saat Bintang mendekatkan bibirnya, Harris tidak mampu menolaknya.

Ini seperti mimpi...

Mimpi...

Dalam pedih yang menyayat, Bintang memberikan ciuman pertamanya untuk lelaki yang pertama menyentuh hatinya.

Lembut dan manis, menyesatkan...

Seperti mereka tidak lagi memiliki waktu.

Ini adalah kesempatan pertama dan terakhir.

Karena terlena, Harris membalas ciuman Bintang, pria itu menyadari, Bintang memang tidak berpengalaman, ini ciuman pertama gadis itu.

Wangi tubuh Bintang hampir membuat Harris terlena, akan tetapi, menyadari keadaaan mereka berdua, Harris menghentikan ciuman lembut itu lalu menyentuh bibir Bintang dengan jemarinya.

"Cukup nona Bi...lupakan malam ini dan anggap saja semua ini hanyalah mimpi..." Harris menepuk puncak kepala Bintang dan segera berdiri lalu meninggalkan Bintang dalam langkah-langkah yang panjang menjauh dari lorong itu. Meninggalkan Bintang yang menangisi kepergiannya.

---

Continue Reading

You'll Also Like

325K 20.5K 17
Harapan Gianina hancur ketika mengetahui Ferdian yang membuatnya jatuh hati, ternyata telah bertunangan. Demi membalas rasa sakit hatinya, Gianina re...
6.2K 1.6K 30
Chanyeol adalah salah satu member dari grup trio bernama SKY. Popularitas dirinya dan grupnya ternyata sudah membawa Chanyeol pada titik jenuh. Dia p...
274K 1.2K 11
Vieny terpaksa harus membatalkan pertunangannya dengan Adrian setelah mendengar pembicaraan pria itu tanpa sengaja. Tujuh tahun kemudian, takdir mem...
93.2K 7.2K 18
"Taehyung? Jalang kecil kelas A itu?" . Cast : - Kim Namjoon as Top - Kim Taehyung as Bottom - OC ⚠️Warning⚠️ 👉 Male pregnancy 👉 Birth scene 👉 Bul...