A Romantic Story About Junkyu...

By bucinjunkyu

181K 16.7K 3.6K

DONT LIKE DONT READ!!!!!!!!!!!!!!! Mereka menjalin hubungan karena keterpaksaan, yang lama kelamaan menjadi h... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
18
19
20 (end.)
21 (epilog.)

11

6.4K 747 108
By bucinjunkyu

Jihoon sedang duduk di ruang tamu rumahnya, merenung. Ada yang mengganjal di pikirannya, terus mengganggu. Sesuatu yang diketahuinya sejak dulu tapi di lupakannya. Sesuatu tentang Junkyu.

Dia merasa dia seharusnya mengetahui sesuatu tentang Junkyu, tapi apa?

Apa itu Jihoon? Bukankah kau merasa sudah pernah mengenal Junkyu sebelumnya? Sebelum Junkyu bekerja di perusahaan ini? Bukankah Junkyu terasa begitu familiar?

Dengan gelisah Jihoon berdiri, melangkah ke depan lemari putih yang terpajang rapi di ruang tamunya.

Sebenarnya dia punya firasat Junkyu berhubungan dengan masa lalunya, masa lalu yang ingin dilupakannya, karena terlalu pedih untuk diingatnya.

Kenangan tentang suaminya, Kim Seunghun.

Dengan gemetar Jihoon membuka laci lemari putih itu, lalu mengeluarkan sebuah kotak putih yang tidak pernah disentuhnya sejak dua tahun lalu.

Hati-hati dibukanya kotak itu dan dikeluarkannya isinya, sebuah map tebal berisi berkas-berkas.

Jihoon duduk, menarik napas panjang dan membuka map itu, isinya adalah kliping, potongan berita-berita tentang tragedi dua tahun lalu. Tragedi kecelakaan beruntun di jalan tol yang menewaskan Seunghun, suaminya.

Saat itu, dalam kesedihannya, Jihoon mengumpulkan semua berita yang memuat tentang tragedi itu, menjadikannya satu di dalam satu map besar, memasukkannya ke kotak, dan menyimpannya. Menyimpannya bersama segenap kepedihan yang dia rasakan.

Sekarang dia membuka lagi kotak kepedihan itu, hatinya terasa nyeri, tangannya gemetar ketika membuka halaman demi halaman potongan artikel itu. Sampai kemudian dia menemukan apa yang dia cari.

Gambar sosok itu persis sama, meski terlihat muda, rapuh dan remuk redam, itu Junkyu yang sama. Di gambar artikel itu, dia sedang menunduk mengenakan pakaian serba hitam di ruang tunggu sebuah rumah sakit.

SELURUH KELUARGA TEWAS MENJADI KORBAN TABRAKAN BERUNTUN.

Begitu judul artikel itu.

Disitu dijelaskan bagaimana Junkyu kehilangan kedua orang tuanya dan ditinggalkan sebatang kara sendirian. Sedangkan tunangannya, seorang pengacara bernama Kazama Noa terbaring koma tak sadarkan diri.

Tunangan? Koma?

Jihoon membaca artikel itu dengan teliti, lalu mengamati background rumah sakit pada gambar artikel Junkyu itu. Dia tahu rumah sakit ini karena pernah praktek lapangan disana beberapa tahun lalu.

Dengan segera dia menelpon rumah sakit itu, menggunakan berbagai koneksi profesi Dokternya untuk memperoleh info dari dokter- dokter yang dikenalnya, Jihoon mencari informasi sebanyak-banyaknya, dan pada akhirnya menemukan kebenaran.

Kebenaran yang pasti akan menyentuh hati siapapun yang mendengarnya. Bahkan matanya pun berkaca-kaca karena terharu.

Tiba-tiba Jihoon teringat akan kata-kata Yoonbin ketika mereka makan siang bersama tadi, mengenai rencana lelaki itu untuk memberi Junkyu pelajaran. Malam ini. Oh Tuhan!

Dengan segera, seolah tersadarkan, Jihoon segera meraih dompet dan kunci mobilnya. Dia harus mencegah Yoonbin melakukan apapun rencananya untuk memberi pelajaran pada Junkyu!

Yoonbin sudah salah paham, dan apapun yang dilakukan Yoonbin, dia pasti akan menyesal begitu mengetahui kenyataan yang sebenarnya!

Jihoon harus mencegahnya sebelum terlambat!

***

Tamu penting itu akhirnya pulang juga, beres sudah, semua berjalan sesuai keinginannya. Haruto mengacak rambutnya kesal.

Kalau begitu kenapa dia tidak merasa lega?

Kau tahu kenapa, bisik suara hatinya.

Ah ya, aku tahu kenapa. Haruto mengakuinya.

Kim Junkyu.

Cukup satu nama yang mewakili segalanya. Satu nama yang sedari tadi menghantui pikirannya.

Dia masih marah pada Junkyu, marah besar. Tapi bahkan meskipun dia marah, dia tak ingin membuat Junkyu sedih dengan kemarahannya. Sungguh ironis. Haruto tersenyum sinis, menertawakan dirinya sendiri. L Tanpa terasa, lelaki itu, Junkyu telah menjadi harta yang begitu berharga untuknya. Tidak pernah dia secemas itu untuk siapapun, seperti yang dia lakukan untuk Junkyu kemarin malam.

Akuilah Haruto, kau menyayangi lelaki itu.

Suara hatinya menekannya lagi. Dan Haruto tidak membantahnya, dia sudah terlalu lelah membantahnya. Junkyu dengan sifat polos, jujur dan kekanak-kanakannya telah menyentuh sisi hatinya yang tidak pernah diijinkan tersentuh oleh siapapun.

Ah ya, Junkyu pasti sudah menunggunya di ruangannya. Tamu penting yang datang mendadak ini membuatnya terpaksa menghubungi Yoonbin agar menunggu di ruangannya kalau-kalau Junkyu datang.

Membayangkan Junkyu sedang menunggunya membuat Haruto tergesa melangkah menaiki lift, menuju lantai pribadinya. Dengan tenang dia membuka pintu ruangannya.

Pemandangan di depannya adalah pemandangan yang tidak disangkanya sekaligus pemandangan yang paling tidak disukainya. Yoonbin sedang berdiri menekan Junkyu ke tembok, memeluknya erat-erat dan menciumnya, tubuh Junkyu tenggelam dalam pelukannya.

Ketika menyadari pintu terbuka, Yoonbin mengangkat kepalanya, dan menatap Haruto yang terpaku di pintu, membeku seperti batu.

"Oh, hai Haruto."

Yoonbin tersenyum, mengusap bibirnya yang sedikit bengkak karena berciuman dengan kasar.

"Aku menawar lelakimu ini dengan harga beberapa juta, dan dia bersedia menemaniku selama beberapa jam, boleh kan?"

Junkyu yang masih berada dalam cengkeraman Yoonbin menjadi pucat pasi mendengar fitnah Yoonbin yang begitu kejam.

Haruto tidak akan percaya kata-kata Yoonbin kan?

...Haruto tidak akan percaya, kan?

Tapi ekspresi Haruto begitu susah dibaca, laki-laki itu seperti membeku.

"Dan kau tahu Haruto, kau memang benar- benar tidak rugi." Yoonbin menyambung, menyeringai menghina kepada Junkyu.

"Ciumannya lumayan WOW."

"Tidak!" Junkyu akhirnya berhasil bersuara, mencoba membantah kata-kata Yoonbin.

"Tidak! Ya Tuhan! Haruto!"

Suara Junkyu berubah menjadi jeritan ketika dengan secepat kilat tanpa di dugaduga, Haruto menerjang Yoonbin.

Menarik laki-laki itu dengan kasar dari Junkyu, lalu menyarangkan pukulan keras di rahang Yoonbin, kemudian di perutnya sampai Yoonbin terbungkuk-bungkuk menahan sakit.

Tetapi Haruto masih belum puas. Dia menyarangkan lagi pukulan telak bertubi-tubi ke semua bagian tubuh Yoonbin, tanpa memberi Yoonbin kesempatan melawan.

"Haruto! Stop! Kumohon! Kau bisa membunuhnya!" Junkyu berteriak panik ketika Haruto menghajar Yoonbin seperti kesetanan. Dan terus menghajarnya, terus tanpa henti tidak peduli Yoonbin sudah terkulai tanpa memberikan perlawanan. Aura membunuh memancar dari mata Haruto, menakutkan.

"Watanabe Haruto!" Junkyu menjerit sekuat tenaga, berusaha mengembalikan akal sehat lelaki itu.

Kali ini berhasil, Haruto berhenti. Matanya nyalang, napasnya terengah-engah. Sedangkan kondisi Yoonbin sungguh mengenaskan. Yoonbin berbaring tak berdaya, wajahnya penuh darah, mungkin hidungnya patah. Dan sepertinya dia tidak sadarkan diri.

"Astaga."

sebuah suara tercekat yang berasal dari pintu membuat Junkyu dan Haruto menoleh bersamaan, Jihoon berdiri di sana, pucat pasi.

Seolah disadarkan, Haruto langsung berdiri, menghampiri Junkyu dengan bara kemarahan yang membuat Junkyu beringsut menjauh. Haruto tidak peduli, dengan kasar dia menarik lengan Junkyu, setengah menyeretnya keluar ruangan.

"Sakit Haruto." Junkyu merintih karena perlakuan kasar Haruto, tetapi Haruto tidak peduli, seolah tidak mendengar apa yang diserukan Junkyu.

Jihoon berusaha menghentikan langkah Haruto. "Haruto, kau harus mendengar penjelasanku, semua ini..."

"Diam!" teriakan Haruto yang menggelegar membuat suara Jihoon tertelan kembali.

"Kau urus saja bajingan disana itu sebelum dia mati kehabisan darah! Dan begitu dia sadar, katakan padanya bahwa dia dipecat!"

Haruto menggeram marah sambil menyeret Junkyu menaiki lift. meninggalkan Jihoon yang masih berdiri terpaku, bingung.

***

"Haruto! Semua yang Yoonbin katakan itu bohong!" Junkyu berusaha menjelaskan ketika mereka sampai di apartemen, dan Haruto masih menggelandangnya dengan kasar. Tubuh Junkyu dihempaskan dengan sangat kasar ke tempat tidur.

"Dia bohong Haruto." Junkyu tersengal, putus asa mencoba meyakinkan Haruto.

"Yoonbin tidak pernah berbohong padaku." jawab Haruto datar, tangannya bergerak membuka kancing bajunya.

"Dia bohong. Percayalah!" air mata mulai mengalir di sudut mata Junkyu.

"Tidak ada untungnya baginya berbohong padaku."

"Ada!" jerit Junkyu, "Dia membenciku, dia ingin menyingkirkanku."

"Wah... Kau pikir kau seberharga itu? Kau tidak lebih dari pelacur kecil dengan tampilan tanpa dosa. Berapa dia membayarmu untuk sebuah ciuman hah?! Sepuluh juta? Dua puluh juta? Kau pikir kau bisa mendapatkan uang keuntungan dari kami berdua ya?!"

"Kumohon Haruto, kau tahu dia berbohong. Kumohon... Kumohon... Percayalah padaku..."

Junkyu mulai panik ketika Haruto melepas kemejanya, "Ke-kenapa kau melepas pakaianmu?"

Dengan takut Junkyu beringsut di ranjang mencoba sejauh mungkin dari Haruto.

"Yah... Aku sudah pernah bilang kan?"

Haruto tersenyum kejam sambil mulai melepas ikat pinggangnya, tatapan matanya tak lepas dari Junkyu yang meringkuk ketakutan seperti seekor mangsa yang menghadapi predator kejam.

"Seorang pelacur harus diperlakukan seperti pelacur!" desis Haruto penuh penghinaan.

***

"Sakit." Yoonbin mengernyit ketika Jihoon mengusap luka di bibirnya dengan kapas.

"Kau pantas mendapatkannya." gumam Jihoon tanpa perasaan, malah semakin kasar mengusap luka itu.

Mereka baru pulang dari rumah sakit, hidung Yoonbin patah, dan tiga tulang rusuknya retak sehinga harus ditahan dengan perban. Belum lagi lebam lebam di tubuh dan mukanya. Mata Yoonbin sudah mulai bengkak membiru. Pukulan pukulan yang diberikan Haruto benar-benar brutal.

"Aku kan cuma membantu Haruto dengan menunjukkan padanya kalau lelaki yang di peliharanya itu cuma pelacur kecil." Yoonbin tampak kesusahan bicara, tapi ia masih membela diri.

"Jangan sebut dia pelacur! Kau mungkin lebih kotor darinya!" potong Jihoon marah, melempar kapas yang di celup alkohol itu ke samping.

"Kau sudah bertindak kejam dan gegabah pada Junkyu. Astaga! Kau pasti akan menyesal begitu mengetahui semuanya!"

"Mengetahui apa?" kali ini Yoonbin mulai cemas. Jihoon tampak begitu marah sekaligus begitu sedih. Bertahun-tahun dia mengenal Jihoon, tak pernah lelaki itu tampak begitu dikuasai emosi. Kecuali pada saat pemakaman Seunghun...

"Aku mulai ketakutan." gumam Yoonbin ketika Jihoon tidak berkata apa-apa, "Mengetahui apa, Jihoon?"

"Kebenaran tentang Junkyu." jawab Jihoon lirih lalu mendesah seolah-olah tak mampu melanjutkan penjelasannya.

"Mungkin kau harus melihat ini dulu." Jihoon mengambil bundelan artikel itu dari kotak putihnya, membukanya dan meletakkannya di pangkuan Yoonbin.

Begitu melihat foto yang menyertai artikel itu Yoonbin terhenyak, dan ketika membaca judul artikel itu yang ditulis dengan huruf besar-besar, keringat dingin mengalir di dahinya. Dan begitu selesai membaca keseluruhan artikel itu, wajahnya benar-benar pucat pasi.

"Astaga..." akhirnya Yoonbin mampu berkata-kata, suaranya lemah dan diliputi shock yang mendalam.

"Ah ya, astaga." Gumam Jihoon mengejek, "Sekarang kau mengerti kan kenapa aku begitu membela Junkyu?"

Yoonbin memejamkan matanya, meringis merasakan matanya yang sakit. Hidungnya sakit, bibirnya sakit, sekujur tubuhnya sakit. Tapi yang paling sakit adalah hatinya.

Penyesalan itu datang menghantamnya tanpa ampun sehingga yang bisa dilakukan Yoonbin hanya diam dan menahankan sesak di dadanya. Dia pantas mendapatkan ini!

"Jadi Junkyu melakukan ini semua karena itu..." suara Yoonbin diwarnai kesakitan, lalu dia menatap Jihoon penuh harap, berharap kalau artikel ini salah. Sebab jika artikel ini benar, apapun yang dilakukan Yoonbin tadi benarbenar tak termaafkan.

"Apakah kau sudah memastikan kebenaran artikel ini?"

Jihoon menatap Yoonbin tajam, tampak puas dengan penyesalan Yoonbin.

"Aku sudah memastikan ke rumah sakit itu. Tunangannya, Kazama Noa masih terbaring koma disana dan belum pernah sadarkan diri sejak dua tahun yang lalu. Kemarin Noa telah menjalani operasi ginjal, yang aku tahu biayanya amat mahal, hampir mencapai tiga ratus juta rupiah dan sukses. Operasinya sukses, tapi lelaki itu masih belum sadar." Jihoon memalingkan wajah. Matanya tampak berkaca-kaca menahan haru.

"Aku bertanya tentang Junkyu kepada dokter-dokter di rumah sakit itu, dan rupanya kisah Junkyu dan Noa seolah menjadi legenda sendiri di sana. Kisah seorang pemuda yang menunggu tunangannya terbangun tanpa putus asa selama bertahun-tahun..."

Jadi karena itu. Kebenaran itu menghantam Yoonbin dengan telak. Jadi karena itu Junkyu menjual dirinya. Jadi karena itu Junkyu mempunya hutang begitu besar diperusahaan.

Yoonbin menatap Jihoon nanar, lalu mengalihkan tatapannya lagi ke atikel di depannya, dia mengernyit.

Kazama Noa...

Sebuah kebenaran langsung menghantamnya sekali lagi, sangat keras dan tidak tanggung-tanggung.

"Aku mengenal Kazama Noa." gumam Yoonbin seolah kesakitan.

Jihoon langsung menatap Yoonbin tajam. "Kau mengenalnya?"

Yoonbin mengangguk, lunglai.

"Dia... dia pengacara handal dan sukses dari sebuah firma hukum terkenal, reputasinya bagus, sangat jujur dan jarang kalah. Aku tidak begitu mengenalnya, hanya pernah beberapa kali bertemu di pengadilan, menangani kasus yang berbeda, tetapi dia terkenal sebagai pengacara muda berprospek paling cerah di antara kami. Aku mendengar dia akan menikah, sampai kemudian dia menghilang begitu saja setelah kecelakaan itu. Ada berita cukup simpang siur setelahnya, katanya dia kecelakaan dan kemudian cacat lalu pindah ke luar negeri, bahkan banyak gossip bilang dia sudah meninggal akibat kecelakaan itu. Aku... aku sama sekali tidak menyangka dia masih bertahan hidup... Dalam kondisi koma."

Yoonbin meremas rambutnya seperti tentara kalah perang, lalu menatap Jihoon, mengernyit.

"Kau bilang kapan operasi Noa tadi?"

"Kemarin malam." Jihoon melirik jam tangannya, sudah jam tiga pagi, "Atau bisa dibilang sudah kemarin lusa?"

"Oh Tuhan!" Yoonbin menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Oh Tuhan! Apalagi yang bisa dia katakan? Itu sebabnya malam itu Junkyu menghilang tanpa kabar dan tidak bisa ditemukan dimana-mana. Junkyu pasti sedang menunggui operasi tunangannya!

Dan apa yang dia katakan malam itu pada Junkyu? "Kau mungkin harus belajar lebih bertanggung jawab tuan putri!" Kata-kata yang sombong dan penuh tuduhan yang sekarang ia tahu, tak pantas ia ucapkan kepada Junkyu.

"Kau benar-benar laki-laki paling bodoh dan gegabah yang pernah aku kenal." dengus Jihoon, masih marah atas tindakan Yoonbin tadi.

"Jika kau belum babak belur oleh Haruto, aku pasti akan menamparmu berkali-kali."

Yoonbin mengernyit mendengar ancaman Jihoon.

"Tapi kau tidak bisa begitu saja menyalahkanku, suatu hari Haruto menghubungiku untuk mengurus kontrak jual beli tubuh Junkyu senilai tiga ratus juta. Kau pikir apa yang bisa kupikirkan selain Junkyu adalah pelacur?"

"Jangan sebut-sebut kata pelacur lagi Yoonbin!" potong Jihoon tajam.

Yoonbin bungkam lalu mengangkat bahu.

"Aku memang salah besar, tapi siapa yg tidak berpikir begitu? Haruto sangat kaya, dan Junkyu punya reputasi hutang besar diperusahaannya. Tentu saja sebagai pengacara aku menilai ada niat jahat dari sisi Junkyu."

Yoonbin mencoba membela diri lagi karena dilihatnya Jihoon masih memelototinya dengan tajam.

"Sebagai seorang pengacara kau seharusnya melakukan penyelidikan." gumam Jihoon sinis.

Yoonbin menarik napas panjang dan mengangguk.

"Benar, aku terlalu gegabah mengambil tindakan. Sebenarnya aku sudah bertekad tidak akan ikut campur hubungan Haruto dan Junkyu, tapi malam itu, ketika Junkyu menghilang tanpa kabar, Haruto mencarinya seperti orang gila, hampir kehilangan akal sehat karena mencemaskan Junkyu. Haruto berubah karena lelaki itu, dia begitu emosional. Tidak lagi berkepala dingin dan tenang."

Yoonbin menarik napas dalam, "Aku takut Junkyu makin lama akan makin membawa pengaruh buruk bagi Haruto, maka aku memutuskan untuk membuat mereka terpisah sesegera mungkin."

"Memangnya apa yang kau lakukan tadi sampai Haruto menghajarmu dengan begitu brutalnya?"

Wajah Yoonbin tampak memerah malu.

"Aku menciumnya dengan paksa, melecehkan Junkyu dan memastikan agar Haruto melihat itu semua." gumamnya pelan.

Jihoon langsung melotot marah mendengarnya. "Apa?!"

Yoonbin memalingkan mukanya, tidak tahan menghadapi tatapan tajam Jihoon.

"Dan aku..." kata-kata itu seolah susah payah keluar dari mulut Yoonbin, "Dan aku memfitnahnya, aku bilang Junkyu mau kubayar untuk bercumbu denganku selama beberapa jam."

"Ya Tuhan, Ha Yoonbin!" Jihoon mengerang tak habis pikir dengan perlakukan Yoonbin, "Pantas saja Haruto menghajarmu habis-habisan, kalau aku ada disana waktu itu, aku pasti akan memberi semangat padanya agar menghajarmu lebih keras!"

Yoonbin menganggukkan kepalanya

"Aku pantas menerimanya." Yoonbin menghela napas panjang, "Tapi Jihoon, setelah aku mengetahui semua kebenaran ini, dan melihat tatapan mata Haruto ketika menyeret Junkyu pulang tadi, entah kenapa aku cemas."

Wajah Jihoon mendadak pucat pasi.

"Astaga! aku hampir saja lupa, Haruto selalu mempercayai kata-katamu! bagaimana kalau Haruto menyangka bahwa Junkyu benar-benar menjual dirinya kepadamu? Kalau melihat betapa posesifnya Haruto pada Junkyu, aku tidak berani membayangkan betapa marahnya Haruto! kita harus menjelaskan semua kepada Haruto sebelum dia melakukan sesuatu yang nantinya akan dia sesali!" Jihoon langsung meraih gagang telephone dan memencet nomor Haruto.

Lama ia mencoba tanpa hasil, ahkirnya menarik napas panjang dan menyerah.

"Semua nomornya tidak aktif, kita juga tak bisa menyerbu ke apartemennya begitu saja karena ini sudah dini hari." Dengan pasrah Jihoon meletakkan gagang telephone

"Kita harus menunggu sampai besok pagi, dan jika... dan jika ternyata semuanya sudah terlambat..."

Jihoon melempar tatapan tajam ke arah Yoonbin yang balas menatapnya penuh rasa bersalah.

"Aku akan membuatmu membayar semua kekacauan yang telah kau buat Ha Yoonbin!"










tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

11.8K 1K 11
7/10 Tentang Watanabe Haruto sang ketua OSIS yang dingin dan tegas, membuatnya di takuti oleh seluruh siswa. Dan Junkyu, sang pembuat onar di sekolah...
14.7K 1.7K 38
✔"ADELLLLL...GIMANA ACARA NYARI WIFINYA" sahil ngegas ✔"Wow...jerry marah" adel ✔"Udah..ributnya?" andi ✔"Kalian tuh debatnya kapan kelarnya" kella ✔...
52.4K 6.1K 25
Haruto itu Straight dan Kim Junkyu mencintainya apakah perasaan Junkyu akan terbalaskan? - ON TRACK - HARUKYU VER •• bxb •• Angst , Fluffy (?) •• S...
42.2K 3.8K 21
You really make me fine, Haru HARUKYU JAESAHI HOONSUK BXB