18

7K 714 162
                                    

Hampir sebulan sejak kejadian itu, dan Haruto menepati janjinya. Tidak menemui Junkyu lagi.

Atas bujukan dan desakan Jihoon, Junkyu kembali bekerja di perusahaan Haruto, lagipula bujukan Jihoon ada benarnya juga, Junkyu butuh gajinya untuk menghidupi mereka semua.

Dan selama sebulan itu Haruto, sang CEO menjadi orang yang paling sulit dilihat di kantor, jika tidak sedang melakukan perjalanan bisnis, Haruto mengurung diri di ruangan kerjanya dan tidak keluar-keluar.

Sesekali Junkyu masih berpapasan dengan Yoonbin. Yoonbin masih bekerja di sini, Haruto tidak jadi memecatnya, sepertinya dia dan Haruto sudah berhasil menyelesaikan kesalahpahaman di antara mereka.

Dan Junkyu merindukan Haruto.

Dia sudah bertekad melupakan Haruto, tetapi hatinya punya mau sendiri, kadang dia menatap lift khusus direksi yang menyambung langsung ke ruangan Haruto dengan penuh harap. Berharap tanpa sengaja dia melihat Haruto keluar dari sana, melangkah ke parkiran mobilnya.

Tuhan tahu betapa ia bersyukur seandainya saja dia bisa melihat Haruto, biarpun cuma satu detik, biarpun cuma dari kejauhan. Tapi entah kenapa Haruto seperti punya pengaturan waktu sendiri agar tidak bertemu Junkyu.

Sore itu Junkyu melangkah memasuki apartemennya dengan lunglai, dia tidak enak badan, sedikit panas dan meriang, jadi dia minta izin pulang cepat.

Ketika memasuki ruang tamu, dia mendengar suara tawa dari ruang tengah. Suara Noa dan Jihoon. Jihoon sudah mendapat izin Haruto menggunakan setengah hari kerjanya untuk melakukan terapi khusus pada Noa.

Terapinya sudah membuahkan hasil, Noa sudah bisa menggerakkan jari-jari kakinya, sedikit mengangkatnya dan melatih saraf-sarafnya. Optimisme bahwa Noa akan bisa berjalan lagi semakin besar.

Junkyu melangkah ke ruang tamu dan melihat Noa sedang duduk di kursi rodanya sedang Jihoon menuangkan teh untuknya, sepertinya session terapi sudah selesai.

Noa mendongak ketika merasakan kehadiran Junkyu dan tersenyum lebar, mengulurkan tangannya.

"Hai sayang."

Dengan senyum pula Junkyu melangkah mendekat, menyambut uluran tangan Noa. Noa membawa tangan Junkyu ke mulutnya dan mengecupnya.

"Bagaimana session terapi kali ini?" tanyanya lembut.

Noa tertawa dan Junkyu mengamatinya dengan bahagia, Noa banyak tertawa akhir-akhir ini. Noa makin sehat, warna kulitnya juga sudah jadi cerah sehat, tidak pucat pasi seperti dulu. Badannya sudah berisi dan tampak lebih kuat.

Noa sudah menjadi Noanya yang dulu, yang penuh tawa dan vitalitas, dengan semangat hidup yang memancar dari dalam dirinya.

"Aku tadi sudah belajar berdiri, sulit sekali Junkyu sampai keringatku bercucuran, tapi aku senang sudah sampai di tahap sejauh ini." jelas Noa bahagia.

Junkyu membelalakkan matanya senang, "Benarkah?" dengan gembira ditatapnya Jihoon, "Benarkah dokter?"

Jihoon mengangguk dengan senyum dikulum, "Perkembangan Noa sangat pesat Junkyu, aku optimis dia akan bisa berjalan lagi."

Dengan bahagia Junkyu memeluk Noa erat-erat.

"Oh aku bangga sekali padamu mendengarnya sayang!" serunya dengan kegembiraan murni.

Tapi tiba-tiba Noa melepaskan pelukannya dan menatap Junkyu sambil mengerutkan alisnya, "Sayang, badanmu panas."

Gantian Junkyu yang mengerutkan keningnya lalu meraba dahinya sendiri. "Benarkah? Aku memang merasa tidak enak badan, makanya aku pulang cepat."

A Romantic Story About Junkyu + Harukyu (✓)Where stories live. Discover now