4

8.8K 816 119
                                    

Junkyu merasakan seluruh tubuhnya sakit dan pegal. Dengan mengerutkan dahi dia mencoba menggerakkan badannya. Oh... memang pegal sekali rasanya, pelan pelan dibukanya matanya, cahaya kamar masih tampak redup, suasana kamar terasa sejuk dan menyenangkan.

"Selamat pagi."

Sapaan itu begitu mengejutkan, menembus kesadarannya yang masih berkabut, hingga badan Junkyu terlonjak duduk, lalu selimutnya turun sampai ke pinggang dan barulah Junkyu menyadari kalau dia telanjang.

Dengan gugup ditariknya selimut menutup dadanya. Matanya langsung bertatapan dengan Haruto yang duduk disofa, tepat dihadapannya. Sedikit senyum tersirat di sana melihat kegugupan Junkyu.

Sekali lagi Junkyu benar-benar malu, Haruto sudah tampil sangat rapi dan elegan dengan pakaian santai dan sedang menyesap kopi sambil membaca koran paginya. Penampilannya benar-benar sempurna di pagi hari, sedangkan Junkyu... Astaga, jam berapakah ini?

"Ini masih pagi sekali, masih gelap. Tadi aku bangun dan memutuskan mandi air dingin, kalau tidak aku tidak akan bisa menahan diri untuk membangunkanmu dan bercinta lagi denganmu."

Suara Haruto sangat datar seperti sedang membicarakan acara televisi favoritnya, tak dipedulikannya wajah Junkyu yang memerah.

"Bukannya aku tidak bisa, tapi sepertinya aku harus menghormati kesucianmu yang baru hilang."

Tatapan Haruto berubah tajam, seperti yang selalu dilakukannya di saat meeting di saat dia membuat lawan-lawan bisnisnya mengekeret ketakutan.

"Kenapa kau yang masih suci itu bisa dengan mudahnya menjual diri padaku? Apa tujuanmu sebenarnya?" tanya Haruto tanpa ampun.

Junkyu duduk disana dalam kondisi paling tidak siap dan Haruto melemparkan pertanyaan paling sulit untuk di jawab. Apakah Haruto sengaja? Tentu saja Haruto sengaja! Seru Junkyu dalam hati, laki-laki seperti dia tak akan sesukses ini dalam bisnis jika tidak tahu cara menyerang lawannya di titik lemah.

Sekarang dia harus menjawab apa? Junkyu benar-benar kebingungan. Kalau dia menceritakan seluruh kisahnya, akankah Haruto percaya?

Lagipula dia tidak ingin melibatkan Noa disini. Jangan sampai Haruto tahu tentang Noanya, dia harus melindungi Noa dari laki-laki kejam seperti Haruto. Siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Haruto kepada Noa hanya untuk memerasnya nanti?

Dengan tegar Junkyu menegakkan dagunya, "Saya rasa alasan saya melakukan ini bukan urusan Anda, yang penting saya tidak akan merugikan diri Anda."

Rahang Haruto mengeras mendengar jawaban Junkyu tadi. Sejenak tadi dia merasa Junkyu patut diberi kesempatan, mungkin saja Junkyu melakukan itu untuk membiayai saudaranya atau apa. Tetapi ternyata dia salah, bodohnya dia, semua orang dimanapun sama saja.

Junkyu mungkin hanya menunggu kesempatan untuk menjual kesuciannya dengan harga mahal, bukan bermaksud menjaganya. Bodohnya dia sempat berpikir untuk mempercayai lelaki itu.

"Oke, bussiness is bussiness, aku tidak akan bertanya lagi tentang tujuanmu, asal jangan sampai kau merugikanku." mata Haruto menyipit kejam, "kalau kau berani berani melakukannya, aku akan membuatmu menderita."

Junkyu tanpa sadar beringsut menjauh, ketakutan dengan nada suara dan tatapan kejam Haruto.

Tiba-tiba saja Haruto berdiri dari duduknya setelah membanting gelas kopinya di meja. Junkyu menatap Haruto dengan cemas, apa yang salah dari ucapannya? Kenapa Haruto tampak begitu marah padanya?

Haruto melirik jam tangannya, "Aku sudah membuat janji dengan pengacaraku tiga jam lagi, akan kubuat kontrak hitam di atas putih atas perjanjian jual beli kita ini, dan selama aku menunggu jam itu..."

A Romantic Story About Junkyu + Harukyu (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang