My Brother My Boyfriend [ SEL...

By daadindaada_

33K 6.1K 1.7K

FOLLOW DULU AKUN AUTHOR !! REVISI 90% BERBEDA DARI VERSI SEBELUMNYA HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN CERITA... More

1 | Si Gila Otak Lubang Jarum
2 | 180°
3 | Nayya Diganggu 'Setan'
4 | MKKB
- CAST -
5 | Gue Suka Sama Lo
6 | Menunggu
7 | Rasa Sakit Itu Datang Lagi
8 | Lengket
9 | Prepare
10 | Study Tour pt. O1
11 | Pertemuan
12 | Study Tour pt. O2
13 | Malu-maluin
14 | Perubahan Yang Signifikan
15 | Pelampiasan pt. O1
16 | Damn It!
17 | Pelampiasan pt. O2
18 | Can You Say, "It's Real, Melody!"
19 | Tak Disangka
20 | Ulang Bulan
21 | Perang Saudara
22 | Musuhan
23 | Firasat
24 | Yang Terulang Kembali
25 | Hampa
26 | The First Month
27 | Kambing Hitam
28 | Don't Give Up!
29 | Game or Prank?
30 | What Happened?
31 | You Are Crazy!
33 | Be Patient, Mels
34 | Memories
35 | Heal?
36 | Kesalahan Kedua Kenzie
37 | Flashback
38 | Melody = Syaiton Nirrojim??
39 | Rencana Gila
40 | Akal Bulus Timothy
41 | Kabur
42 | Hashtag #serangtimothy
43 | Gak Mau Pulang!!
44 | Tangisan Melody
45 | Baikan
QNA
46 | Melindungi
47 | Tom & Jerry
48 | Diet???
49 | Dua Kubu
50 | Selalu Dinomorduakan
51 | Putus
52 | Balas Dendam
53 | Salah Paham
54 | 4(Z - 1)0 (K - 1)4(E - 1)14(0 - 1)
55 | My Brother My Boyfriend
Melody
Timothy
Mampir Sini Umumumu 😗😙😚

32 | Hantu Mesum

503 82 9
By daadindaada_

Tau gimana rasanya gak dianggap? Sakit!

***

Suara gaduh dari seseorang yang terus menaiki tangga rumahnya terdengar sangat terburu-buru. Memang sesudah dokter mengizinkan ia untuk pulang, rasa rindu seolah tak kuasa untuk ia bendung lebih lama lagi. Tapi karena Daffi iseng, jadi mobil yang melaju dibelokkan terlebih dahulu ke sebuah salon. Sedikit perubahan tidak terlalu buruk, bukan?

"MOMO! MOMO!! MOMO!!!" teriaknya lantang. Dengan semangat menggebu-gebu ia meraih kenop pintu dan membukanya sedikit kasar.

Bruk

H-ha? Ia tidak salah memasuki ruangan kamar, kan? Atau umm ... Matanya keliru menangkap apa yang terjadi di depan sana? Ah, iya, pasti begitu.

"Momo?" gumamnya hendak memastikan. Si empunya menolehkan kepala lantas bergidik menahan takut.

"AAAA HANTU!! AAAA TAKUT ADA HANTU!" jerit Timothy rusuh. Entah memang ketakutan atau efek dari kegilaannya, Timothy berlari kesana-kemari berusaha menghindari Melody di sana. Pada akhirnya ia berlabuh di pojokan kamar.

"Mami ... Papi ... Momo kenapa?" bingung Melody. Sesaat Emily dan Harry saling melempar pandangan. Lantas keduanya berjalan menghampiri gadis itu dengan kebingungan tingkat dewa.

"Mels, Timothy ...." Emily jadi bingung sendiri. Bagaimana kata yang tepat untuk mendeskripsikan kondisi lelaki itu? Sehingga penjelasan terpaksa diambil alih oleh Harry.

"Princess ... Momo-mu umm ... Kamu percaya kan, dia itu enggak gila? Dia cuma sedih atas kepergianmu. Jangan jadi takut, ya? Momo-mu enggak akan berani macam-macam kok, kan, kalian adik kakak," jelas Harry diakhiri senyuman manis. Melody menautkan alisnya. Lalu ia mengangguk sambil berjalan mendekati Timothy. Oh, laki-laki itu menggigil ketakutan.

"Momo," panggil Melody ragu. Badan Timothy kian bergetar. Ia semakin memojokkan badannya.

"J-JANGAN KESINI! PERGI MOMO TAKUT HANTU!! PERGI! HUS HUS SANA!!!"

Melody mendengus kemudian membalikkan badan dan meminta supaya Emily serta Harry mau meninggalkan ruangan. Dengan dalih ia merindukan momen manis berdua, akhirnya Emily serta Harry menyetujui saja. Mereka melangkahkan kaki menuruni tangga dan bertemu sahabat-sahabat Melody.

"Momo," panggil Melody lagi. Respon yang ia dapat masih sama. Timothy mengusirnya karena hampir mati ketakutan. Melody mencoba sabar, ia mengikuti posisi sang saudara dan mendekapnya hangat.

"Melody kangen sama Momo. Momo apa kabar?" bukannya jawaban yang memuaskan, eh, malah sebuah rintihan halus. Timothy menangis sambil menyembunyikan wajahnya yang basah dengan air mata.

"Takut ..." cicit Timothy. "Hiks ... Hiks ... Pergi sana! Hiks ... Jangan ganggu Momo ... Momo gak mau mati gara-gara hantu ..." lirihnya. Sontak saja Melody tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

"AHAHAHAHA MOMO HAHAHA LUCU DEH AHAHAHAHA." Melody memukul-mukul lengan Timothy, saking ngakaknya. Well, ini benar-benar langka. Seorang Timothy Kingsley menangis hanya karena takut hantu? Ck katanya anak motor.

"HUWAAAA MAMA HANTUNYA JAHAT. HUWAAAA MOMO TAKUT. MAMAAAAA!!" Timothy hendak bangkit dari duduknya. Melihat Melody yang masih terpingkal di atas dinginnya lantai membuat nyali lelaki itu semakin ciut. Saat kenop pintu sudah berada dalam genggamannya, Melody mulai bangkit lalu menghentikan pergerakan sang kakak.

Oh, kalian masih bingung atas apa yang terjadi? Hehe ada yang beda disini. Sebuah fakta belum tersampaikan dengan baik pada khalayak. Tunggu sampai saat yang tepat, ya.

Isakan tangis Timothy masih tertangkap telinga. Kalau dalam film horor, si tokoh utama akan menahan getaran dari kedua kakinya atas ketakutan melihat penampakan seram. Timothy pun melakukan hal demikian. Lututnya saling berbenturan. Mungkin tak lama lagi dia akan ngompol di celana haha.

"J-jangan peluk Momo ... Please Momo takut ini hiks ... Hiks ... Hiks ...."

Sambil berusaha menahan tawa, Melody terus menyelinap hingga ia berada diantara pintu dan badan kekar namun kurus sang kakak. Walau Timothy tidak menahannya, Melody bisa bertengger manis dalam gendongan lelaki itu. Mudah kok, tinggal berpegangan erat sepanjang leher Timothy, misi sudah hampir selesai.

Hampir? Tentu saja Melody si gadis dengan otak ngeres debuan juga dipenuhi sarang laba-laba akan memikirkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Tenang saja kali ini tidak akan lebih dari mencium bibir ranum Timothy.

Gadis itu menggerak-gerakkan bola matanya, mencari titik fokus dimana target empuk harus terkunci. Oke, bagian tengah rasanya pasti mantap.

"Umm ... Mo?" panggil Melody tak meraih sahutan. Dilihatnya Timothy yang tengah menutup rapat-rapat kelopak matanya sambil komat-kamit membaca doa harian Delisa. Canda Delisa

Melody mengelus sepasang rahang itu. Sebelum melakukan aksinya, ia mencoba meyakinkan Timothy bahwa ini memang Melody Pierson. Yang tidak jadi mati karena banyaknya alasan yang menghantui.

"Momo ... Ini Melody, Mo. Seminggu ini Melody kangen banget sama Momo. Melody pingin cepat pulang dari rumah sakit supaya bisa ketemu sama Momo."

Setetes air mata menitik pada bumi tempatnya berpijak. Timothy membalas pelukan hangat Melody. Ia menangis tersedu-sedu. Hanya saja ini benar-benar sulit dipercaya. Kegilaannya sudah mencapai puncak. Oh, my ....

"I-ini hiks ... Ini beneran Me-lody? Hiks ..." tanya Timothy tercekat oleh isakan. Gadis itu mengangguk gemas. Yang mana setelahnya Timothy tersenyum begitu lebar.

"Melody, Momo kangen," manja Timothy. Melody terkekeh sebentar lalu tekadnya sudah bulat untuk mencuri first kiss sang kakak.

Ia menatap Timothy sendu. Laki-laki itu menampilkan sorot terluka yang teramat sangat. Manik hijau beningnya mengadukan segala keluh-kesah; kesakitan, kesepian, kesunyian, dan lain sebagainya. Melody bisa merasakan hal itu, tentu saja.

Cup

Waktu terasa berhenti tatkala kedua bibir mulai bersentuhan. Melody tidak mendapat balasan atas apa yang ia lakukan. Percayalah tapi gadis itu memakluminya.

Hembusan nafas menerpa hangat masing-masing wajah. Alveolus Melody seperti sedang dikejar anjing liar. Menukar gas O2 dan CO2 dua kali lebih cepat dari biasanya.

Saat akan melumat, Timothy menjauhkan wajahnya. Ia mendorong tubuh Melody sampai membuat gadis itu terjatuh di atas lantai.

"KYAAAAA HANTUNYA MESUM!! AAAAA MAMA TAKUT ADA HANTU MESUM!!!" jerit Timothy sambil berlarian keluar kamar. Suaranya yang menggelegar sedikit membuat bulu kuduk meremang melihat pemandangan itu. Si most wanted yang gila, memuakkan ppffttt.

"Anying pantat seksih gue lagi-lagi nyium lantai. Sial!" umpat Melody. Ia berdiri lalu hendak mengikuti jejak sang kakak. Taruhan, Timothy akan menyebarkan gosip yang tidak-tidak. Semisal ia telah mencium bibirnya? Ck itu memang fakta.

Melody semakin mempercepat langkahnya. Sialan, Timothy mulai mengadu dengan gaya hiperbola. Cih, lebay. Hanya dicium saja sampai nangis bombay.

"Bohong itu!" bantah Melody.

"Momo serius ma. Hiks ... Ha-hantu itu ... Dia mesum!! Dia cium bibir Momo tadi ... Hiks ... Gimana dong ini?? Momo udah enggak perjaka lagi huwaaaaa gak mau!!"

Sontak saja semua sahabat Melody memasang wajah mengejek. Mereka menahan tawa yang akan meledak. Sementara yang bersangkutan sudah ancang-ancang akan memberi pelajaran pada lelaki itu.

"Aawwsshhh sakit!! Hiks ... Hantunya jahat!"

"Lo kalau ngomong jaga ya, bangsul! Untung orgil kalau bukan udah gue bunuh disini depan semuanya! Gak usah melebih-lebihkan fak—"

"Mels, kakakmu lagi sakit. Berhenti, ya?" Emily bermaksud menghentikan aksi Melody. Tapi gadis itu malah semakin beringas. Ia menjambak kuat rambut Timothy yang acak-acakan.

"Gue bukan hantu. Gue enggak mesum. Lo jangan nyari mati sama gue, dasar tai!"

"Princess, cukup!" tegur Harry seraya menahan pergerakan berlebih dari sang putri tersayang. Ck apa ini yang disebut dengan efek samping koma tiga bulan?

"Hiks ... Hiks ... Hiks ... Kalau Melody ada disini, dia pasti ... Hiks ... Bakal bantuin Momo ... Hiks ... Hiks ..." tangis Timothy. "Momo mau mati aja kalau gak ada Melody!" sambungnya lalu bergegas menaiki tangga dan kembali memasuki kamar.

Atas pemikiran orang 'sakit' akan melakukan hal-hal nekat, Emily serta Harry segera menyusul langkah lelaki itu. Ingat hari dimana Melody dinyatakan mati? Timothy sampai berniat untuk menghabisi nyawanya sendiri. Untung saja saat itu Ficka datang.

"Lo sih Mel. Udah tau si Timo lagi gila, eh, malah dibentak." Rayhan menyalahkan Melody.

"Tau nih. Harusnya sebagai adik yang sedikit lebih waras, lo bisa sabar," timpal Jack dengan menekankan kata 'sedikit' dan 'waras'. Ppffttt tidak usah diperjelas, tolong.

"Kesempatan dalam kesempitan ceritanya?" ejek Daffi.

"Akhirnya satu dari sekian banyak cita-cita lo udah terkabul. Tinggal bikin anak ya, Mel?" timpal Nayya. Baru saja Ficka akan ikut-ikutan menggoda Melody, eh, gadis itu sudah emosi duluan.

"Ba to de cot. Bacot gembel!" sebal Melody lantas berjalan hendak memperbaiki hubungan antar kakak dan adik.

Mungkin karena lelah, Timothy kini sudah terlelap. Ia meringkuk sambil memeluk gulingnya erat, seakan jika longgar sedikit saja guling itu akan terbang terbawa angin.

"Mels, mami mohon pengertian kamu ya, sayang. Sekarang Momo-mu lagi sakit. Bantu mami sama papi rawat dia, ya?" pinta Emily dengan suara pelan. Ketika Harry juga memasang mimik memelas, Melody akhirnya mengangguk lemah. Ia tak punya pilihan selain sabar supaya Timothy bisa lekas sembuh.

Cup

Cup

Sepasang suami-istri itu meninggalkan Melody setelah mengecupnya lembut. Masih berdiri di tempatnya, Melody menatap iba tubuh Timothy. Ia tidak tega, ia kasihan, tapi ia juga kesal. Nano-nano lah intinya.

***

Melody memijit-mijit pelipisnya. Bosan ketika ia harus menjelaskan kembali bahwa ini benar-benar dirinya. Bukan hantu, roh, atau apalah itu.

Lihat saja bagaimana tingkah menyebalkan lelaki itu sekarang. Tak berhenti melempar semua barang dan sialnya barang-barang itu tepat mengenai wajah atau bagian tubuh yang lain. Bantal, miniatur, guling, selimut, sampai kasur. Canda kasur.

"PERGI SANA HUS HUS PERGIIII!!" teriak Timothy bergema. "DASAR HANTU BUDEK! MOMO BILANG SANA IH PERGI! JANGAN DIAM DISINI TERUS!!!"

Sekali lagi Melody mengelus dadanya mencoba sabar dan memahami kondisi terpuruk sang kakak. Ingat, hanya sekali ya. Karena setelah ini ia akan mengeluarkan semua unek-unek yang membuatnya enek walau baru satu hari.

"JANGAN PAKAI TOPENG WAJAHNYA MELODY, DASAR HANTU. JAHAT! PERGI SANA MOMO GAK MAU LIHAT HANTU HUWAAAA TAKUT. PERGI HANTU PERGI!!!"

Oke, Timothy memang GILA.

"LO TUH BISA GAK SIH JANGAN PANGGIL GUE HANTU, HUH?! LO GAK TAU GIMANA SUSAHNYA GUE BERJUANG BUAT HIDUP?! GUE SAMPAI HARUS KOMA TIGA BULAN! DAN LO PIKIR GUE BAIK-BAIK AJA, HUH?!" nafas Melody memburu. Matanya terasa perih tatkala semua yang ia rasa telah keluar dari mulut mungilnya. Melody tak kuasa menahan air mata yang memberontak.

Sementara itu Timothy terdiam membisu. Ia menundukkan kepala dalam-dalam. Tangannya meremas-remas ujung kaos yang ia kenakan. Kaget, saat lagi-lagi mahluk ini membentaknya.

"Hiks ... Hiks ... Ti-ga bulan itu ... Hiks ... Bukan waktu yang sebentar, Mo ... Apalagi buat bertahan hidup ... Hiks ... Badan Melody sakit semua saat itu. Melody bahkan sampai mati suri karena Melody gak mau tinggalin Momo ... T-tapi ... Hiks ... Ini balasan yang Momo kasih buat Melody? Hiks ... Tau gitu Melody mending mati aja dari awal. Biar sekalian jadi hantu beneran hiks .... Momo tau gimana rasanya gak dianggap? Sakit Mo ... Sakit!"

Timothy terisak di tempatnya. Bahunya naik-turun menyesuaikan tempo nafas. Begitupun dengan Melody. Ia sudah ancang-ancang akan kembali angkat suara.

"Udahlah Melody beneran mati aja. Percuma ada disini juga, Momo enggak akan pernah anggap hantu ini sebagai Melody, kan? Iya, kan?"

"Enggak!" bantah Timothy cepat. Debit air mata yang melalui kedua rahang kokoh itu menimbulkan efek hinyai atau bahasa kerennya glowsang = glowing ku kesang.

"M-maafin Momo ... Momo takut ini bukan Melody. Momo takut hantu soalnya ..." cicit Timothy. Nano-nano lagi yang Melody rasa.

Di satu sisi ia ingin sekali tertawa. Di satu sisi lainnya ia merasa kasihan pada Timothy dengan otak gilanya. Dan di sisi paling ujung ia merutuki. Kenapa enggak direkam??? Kan, nanti bisa dipakai buat jahilin kakaknya itu. Ppffttt.

"Gak usah ngelawak! Gak lucu ppffttt haha." Melody tertawa sendirian. Entah kenapa suasananya terasa begitu awkward. Jadi Melody memutuskan untuk berdehem.

"Ekhem. Ngo—"

"Jadi ini beneran Melody?" duh capek deh. Harus dijelasin berapa kali sih? Dasar gila yang berkolaborasi dengan pikun!

"Hmm."

Langsung saja ketika telinganya mendengar deheman yang berarti 'iya', Timothy segera memeluk Melody. Ia menumpahkan rasa rindu yang seakan telah ditahannya selama berabad-abad.

"Melody jahat! Kenapa Melody tinggalin Momo? Melody udah gak sayang lagi ya, sama Momo?"

"Ish, Melody mana mungkin kayak gitu. Melody sayang kok, sama Momo. Selama koma, bayangan Momo pasti muncul di kepala Melody. Itu yang bikin Melody gak jadi pergi. Melody mau disini aja bareng Momo, mami, papi, sama temen-temen." Melody mengelus rambut belakang Timothy.

"Malam ini Melody tidur bareng Momo, kan?"

"Emangnya gapapa?" celetuk Melody refleks. Padahal dalam hatinya ia mengomel, "Eh, anjir ngapain gue nanya gitu segala? Ah, goblok ini kan, kesempatan manis buat gue. Ppffttt setidaknya entar malam gue bisa raba-raba abs-nya Momo wkwk."

"Umm ... Gak usah jawab, Mo. Melody emang mau bobo disini, kok. Tapi sebelumnya Melody mau pinjam baju tidurnya mami. Bentar yaa." Melody cekikikan sambil terus membawa kakinya menuju kamar di lantai satu. Uh, memikirkan betapa menyenangkannya saat tidur satu kasur bersama Timothy, cowok idamannya semasa pacaran. Umm kira-kira apa yang akan mereka lakukan, ya?

Pelukan? Ciuman? Atau ... Eugh, tidak mungkin sejauh itu.

"Tidur disini, Mels?" tanya Emily ketika Melody sedang memilih-milih baju yang bisa ia kenakan.

Melody menoleh sekilas lantas menjawab, "Iya, mi. Umm Melody pinjam baju yang ini, ya. Boleh?"

Emily tersenyum hangat. "Boleh dong sayang," ujarnya seraya mengecup pangkal hidung Melody. Tanpa basa-basi lagi Melody segera memasuki kamar mandi dan mengganti bajunya. Itu memakan waktu lima menit saja.

"Mels," panggil Emily. Melody berjalan mendekat kemudian menempati tempat samping sang bunda. Wanita itu mengeluarkan sebuah kotak besar dan satu foto.

"Mungkin ini bisa bantu pemulihan kakakmu." Emily menyerahkan kotak itu. Melody meneliti setiap lekukan kedua boneka besar itu. Sekelebat ingatan masa lalu tiba-tiba terputar dalam memori.

"Kuda kuda kuda. Momo ayo naik kuda baleng Melody. Iiihhaaa ...." Melody kecil saat itu sedang asyik bermain bersama Momo-nya juga beberapa boneka. Gadis imut itu bergerak kesana-kemari di halaman belakang rumah.

"Oke. Tunggu Momo disana! Momo datang iiihhaaa."

"Momo ayo balapan cama Melody. Kalau menang halus dikacih pelmen yaaa." Melody kecil semakin mempercepat langkahnya. Well, selain boneka bentuk melon yang ia koleksi ada juga beberapa boneka lain yang tak kalah menggemaskannya. Seperti barbie, unicorn, ice cream, strawberry, dan masih banyak lagi.

"Mau menang atau kalah, Momo bakal tetap kasih Melody permen. Tapi habis itu harus langsung gosok gigi, yaa?"

"Iyaaaa Momo!!" seru Melody kecil dengan riang.

"Kamu ingat, sayang?" tanya Emily menyadari putrinya menitikkan air mata. Melody mengangguk haru lalu ia bergegas hendak menghampiri Timothy.

"MOMO! MOMO!!"

Saat pintu dibuka, Melody mendengus pelan. Huuffttt kakaknya itu sudah terlelap tanpa beban. Meringkuk di bawah tebalnya selimut yang mampu menghangatkan badan.

"Momo ish padahal Melody udah bawa kenangan kita sewaktu kecil dulu. Oke deh besok aja Melody tunjukinnya. Semoga Momo cepat sembuh, yaaa. Melody sayang sama Momo," ujar Melody bermonolog.

Gadis itu membaringkan badan tepat samping Timothy yang tertidur sambil memunggunginya. Meraih tangan kekar itu yang masih dibalut perban.

Cup

"Melody sayang sama Momo sebagai adik juga Melody cinta sama Momo sebagai pacar. Hihihi pokoknya anggap aja kita masih pacaran, ya?" bisik Melody. Detik selanjutnya ia mengikuti jejak sang kakak.

Rehat sejenak dari lelahnya kehidupan. Menyambut dan menjalani alur mimpi. Dan kemudian memulai kembali aktivitas di pagi hari.




***
Makin gak jelas yaa?
:(((

Argh I lost myself and I don't know how to get back the missing piece :(

So please gimme a support 😔

-ˋˏ ༻:: to be continue ::༺ ˎˊ-

Continue Reading

You'll Also Like

101K 6.3K 60
"Kak, bisa gak si jangan meluk? Aell nda like!" Gadis itu terus merengek, dirinya sedang berusaha menyingkirkan lengan kekar seseorang yang memeluk p...
89.8K 7K 24
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...
1.7M 42.7K 18
(PINDAH KE DREAME) Rosie diculik tetapi diperlakukan layaknya seorang wanita, itu dikarenakan ia melawan Charles, seorang panglima mafia. Charl...
118K 6K 35
[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE. FOLLOW UNTUK BISA MEMBACA] "Lo harus tau kalau disekolahan ini berbahaya buat lo,,apalagi barusan lo baru aja nantangin...