My Tsundere is Doctor

By QueenYz_

140K 5.2K 55

[COMPLETED] Andrian Abyaksa adalah cowok Tsundere, ia terkenal cowok yang irit sekali untuk berbicara. Tetapi... More

KENANGAN HANGAT
ADELIA'S
TAKUT
MENJAGA
KESAL/SEBAL
KELUARGA BARU?
BINGUNG
SENANG - 1
SENANG - 2
KEREN
KENAPA?
COWOK ANEH
LOE? PENGUNTIT?
HARUS!!
CEMBURU?
SUKA? ATAU PENASARAN?
EGO
GOSIP
CURHAT
KECELAKAAN - 1
KECELAKAAN - 2
NGEDATE?!
HAL YANG TIDAK DIINGINKAN
PENDEKATAN - 1
PENDEKATAN - 2
PENDEKATAN - 3
PENDEKATAN - 4
PELATIHAN - 1
PELATIHAN - 2
PELATIHAN - 3
PELATIHAN - 4
PELATIHAN - 5
HARI TERAKHIR YANG MELELAHKAN
SEBAL
BERTENGKAR
KONSER - 1
KONSER - 2
ADELIA BIRTHDAY
KEJUTAN
NGESELIN
HEBOH
KENCAN?!
RICO BIRTHDAY
KOMA
BUKAN UPDATE
MENYERAH
TERUNGKAP
KENYATAAN - 2
LIBURAN
NIKAH?!
TERBONGKAR
RESMI
TERIMAKASIH
PROMOSI

KENYATAAN - 1

1.4K 66 1
By QueenYz_

----------||----------

"Sesekali ketika aku bangun tidur, aku menemukan diriku sendiri sedang menangis"

-ADELIA-

----------||----------

Adelia bangun dari tidurnya. Dilihatnya sekeliling, kemudian ia menghembuskan nafasnya kasar.

"Masih dirumah sakit ternyata?!" Pekiknya.

"Nga!" Panggil Adelia. Bunga yang sedang sibuk dengan ponselnya, monoleh kearah Adelia.

"Apa?"

"Bantuin aku dongg. Aku mau latian jalan lagi" ucap Adelia.

Adelia bangun dan berpindah duduk ditepi ranjang.

Bunga membantu Adelia untuk berpindah duduk di kursi roda. Dilihatnya Adelia yang sudah duduk dengan tepat. Segera Adelia mendorong kursi rodanya menuju tempat terapi.

Adelia berlatih terus menerus. Kini Adelia telah menampakkan hasilnya, ia bisa berjalan. Namun masih belum seperti biasa.

"Nga! Aku udah bisa!" Ucap Adelia senang.

Andrian datang dan tersenyum. Karena melihat perkembangan Adelia sudah bisa berjalan.

"He Bunga, loe tinggal aja. Biar gue yang temenin dia" ucap Andrian.

Bunga menatap Andrian sebentar. Kemudian Bunga mengangguk dan pergi meninggalkan Andrian.

Adelia berjalan terus, ia terlalu bersemangat. Hingga ia akan terjatuh, karena Andrian dengan sigap menangkap Adelia.

"Hati hati. Loe terlalu seneng, gue bisa liat dari muka loe" ucap Andrian.

"Hehe. Gue seneng banget!"

"Eh? Loe bawa gue ke taman dong! Gue mau latian disana" lanjutnya.

"Bawa itu nggak?" Tunjuk Andrian pada kursi rodanya.

Adelia menggelengkan kepalanya, "Nggak usah! Ntar kalo capek. Loe gendong gue aja? Ya? Ya? Mau kan?"

Andrian mengangguk dan terseyum kearah Adelia. "Hum"

"Oke kita ke taman sekarang!"

Adelia berjalan perlahan lahan, disampingnya terdapat Andrian yang sudah senantiasa menjaga Adelia.

Andrian geram melihat Adelia, yang terlalu lama untuk berjalan. Digendongnya Adelia, membuat Adelia kesal.

"Ihh! Loe apa apaan sih?! Gue kan mau jalan sendiri!" Adelia terus memukuli Andrian.

"Diem!"

1kata dari Andrian membuat Adelia kicep dan tidak berani untuk melakukan apapun.

~~~~

Adelia duduk disalah satu kursi taman, ia menyenderkan kepalanya. Menatap birunya langit.

Andrian menutup wajah Adelia menggunakan tangannya. Andrian tidak ingin wajah Adelia terbakar sinar matahari.

"Loe baik banget sih? Padahal dulu dingin banget!" Ketus Adelia.

"Hum, gue dulu belum suka sama loe jadi gue dingin ke loe, dan sekarang beda. Gue bener bener suka sama loe" balas Andrian.

Adelia menoleh kearah Andrian, Andrian ikut menoleh kearah Adelia.

"Loe suka gue dari apanya? Perasaan gue itu, ngeselin deh"

"Kata siapa?" Tanya Andrian.

"Kata semua orang rumah sakit" balas Adelia dan kembali menatap ke atas.

Andrian memeberikan sebuah sticky note kepada Adelia.

"Tulisan Rico! Kapan dia memberikan ini?" Tanya Adelia sambil menunjukkan sticky note yang ia bawa.

"Oh itu? Saat loe selesai operasi transplantasi ginjal. Sebelu-"

"Bentar! Loe bilang, gue transplantasi ginjal? Ginjal apa?"

"Saat loe pulang dari rumah sakit Busan. Loe kecelakaan, dan loe harus dioperasi karena ginjal loe pecah, dan loe harus mendapat donor ginjal secepatnya. Kalau loe nggak segera mendapatkan donornya, loe bisa kena penyakit gagal ginjal"

"Jadi Rico mutusin buat ngasih satu ginjalnya buat loe. Itu sticky note mau ia kasih ke loe, tapi nggak jadi. Karena loe udah baikan lebih cepat dari perkiraan Paman" sambungnya.

Adelia tercengang mendengar perkataan Andrian.

"Trus Rico? Rico gagal ginjal?" Tanya Adelia.

Andrian mengangguk, "Seminggu setelah keberangkatan loe ke Amrik, Rico mengalami gagal ginjal"

Adelia menangis mendengar itu semua. Ia tidak tau kondisi adiknya sendiri. Ia terlalu fokus untuk pekerjaannya.

Andrian menarik Adelia kedalam pelukannya.

"Gu...gue nggak tau. Sebagai Kakak, gue nggak tau keadaan adik gue sendiri"

"Hum, karena Rico meminta kita semua untuk tidak memberitahukannya ke loe"

Adelia melepaskan pelukannya, "Trus.. Ri.. Rico meninggal kenapa? TELL ME NOW!"

Andrian menghela nafasnya.

Flashback on

Ji menghembuskan nafasnya berat, "Maaf tante. Adelia sekarang sedang membutuhkan donor jantung. Karena tulang rusuknya patah dan menusuk ke jantungnya, sehingga jantung Adelia pecah dan harus segera mendapatkan pengganti"

Bunga yang mendengar itu, langsung terduduk dan menangis sejadi jadinya.

Rose berjalan maju dan menarik baju Ji. "Kamu bilang apa? Nggak mungkin itu! Nggak!"

Andrian dan Ardi memisahkan Ji dari Rose. Ardi memeluk Rose, sedangkan Andrian memegang pundak Ji.

Song Da-bin melangkah maju kearah Ji, "Kamu yakin nak? Udah di cek baik baik?" Tanya Song Da-bin.

Ji menatap Song Da-bin, kemudian menganggukkan kepala. "Iya Paman, saya sudah cek kondisinya. Dan ternyata benar tulang rusuknya patah sehingga menusuk ke jantung" balasnya.

Rico mengepalkan tangannya, setelah mendengarkan penjelasan dari Ji. Rico berjalan kearah Ji.

"Kak tolong operasi Kak Adel, ambil jantung Rico aja" ucap Rico dengan penuh keyakinan.

Rose menarik tangan Rico, "Jangan nak!"

Rico menggenggam tangan Rose. Kemudian tersenyum kearas Rose.

"Mamah tenang aja, Rico gapapa kok. Rico kan kuat? Hum?" Rico mengusap air mata Rose.

Rose menggelengkan kepalanya. "Nggak nak! Nggak! Mama nggak rela jika kehilangan kamu! Nggak!"

"Mamah, dari pada itu. Rico lebih nggak rela jika Kak Adel yang harus mengalaminya. Jadi mama, tolong ikhlasin Rico ya? Sekali aja? Hum?"

"Ini nggak sekali Rico! Kamu udah kasih ginjal kamu! Nggak! Mama nggak ijinin kamu!"

"Mah, pliss! Rico mohon. Ri... Rico nggak bisa liat Kak Adel menderita" Rico menunduk dan menangis.

Rose tidak tega untuk melihatnya. "Baiklah jika itu mau kamu, mama akan ikhlasin kamu" balasnya.

Rico mendongakkan kepalanya, lalu memeluk Rose.

"Makasih mah! Rico sayang mamah! Makasih udah anggap Rico sebagai anak sendiri, Rico minta maaf. Karena Rico udah bikin mamah susah. Makasih!"

Rose melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Rico.

"Hum"

Rico beralih kearah Ardi, dipeluknya Ardi.

"Pah makasih udah sayang banget sama Rico. Rico minta maaf jika selama ini, Rico selalu menyusahkan papah, sekali lagi makasih!" Ardi mengangguk dan melepaskan pelukannya.

"Yo! Kak Andri?"

Andrian menarik Rico kedalam pelukannya. Rico terkekeh dengan kelakuan Andrian.

"Apaan sih Kak? Cengeng banget ih!" Ejek Rico.

Andrian melepaskan pelukannya.

"Rico!" Panggil Bunga.

Dengan cepat Bunga memeluk Rico. Rico juga membalas pelukan Bunga.

"Kak! Kakak tolong jagain Kak Adel ya? Kalau Kak Adel macam macam, nanti Kakak sentil aja telinganya. Atau Kak Adel banyak bicara, tinggal Kakak cubit aja mulutnya"

Bunga terkekeh dengan ucapan Rico. Bunga melepaskan pelukannya.

"Gue bakal kangen sama loe yang selalu berisik ini" ucap Bunga.

"Ah! Paman! Katanya ada pasien yang membutuhkan donor mata? Kalau gitu mata Rico aja di donorkan, Rico gapapa kok?"

Semua orang terkejut dengan ucapan Rico. Rose menangis dan memeluk Ardi.

"Udah duli ya mah, pah, Kak Andri, Kak Bunga, Paman. Rico masuk dulu ya?" Ucap Rico.

Rose menahan tangan Rico. Rico melepaskan genggaman Rose.

"Mah, gapapa. Rico juga seneng kok. Rico nanti udah nggak merasakan sakit lagi" ucap Rico sambil tersenyum.

"Ayo Kak Ji, kita masuk"

"Dadah semua. Rico sayang kalian" Ucap Rico untuk yang terakhir kalinya.

Ji mengangguk, kemudian ia kembali memasuki ruang operasi bersama dengan Rico.

Sekitar 1jam 02mnt Ji keluar dari ruangan operasi, dengan mendorong ranjang pasien yang berisikan Rico di atasnya.

Rose maju dan memeluk Rico sambil menangis sejadi jadinya.

"Ricoooo"

Ardi menangis sambil mengusap usap pundak Rose.

Bunga menangis sambil memegang tangan kanan Rico.

"Maaf...ma..maafin gue" ucap Bunga.

Andrian menenangkan Bunga. Ardi segera meraih Rose untuk dibawa kedalam pelukannya.

Ji segera memindahkan jenazah Rico. Untuk segera dikremasi.

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

291K 15.4K 25
Cover by @Lilinbening '''"Aku gak mau jadi adik, Bapak!"''' Zyan meangkat alisnya sebelah. "Lalu?" "Aku mau bapak melihat aku sebagai seorang wanita...
7.5K 560 44
Katanya orang kalau udah cinta nggak mikirin gimana fisik, bahkan usia. Karena bagi mereka, cinta itu nggak perlu perbandingan dalam beberapa hal. Or...
3M 49.2K 35
⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️ Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah i...
130K 11.7K 20
B R O T H E R S H I P A R E A (BUKAN BL) |Sedikit berantakan tapi nanti akan diperbaiki setelah ceritanya tamat| Seputar kisah si imut Bam yang bert...