Please, Release Me ✔️

By SailisAneez2308

99.1K 2.1K 153

Aku bukan pemimpi yang sanggup melakukan apa sahaja demi mencapai mimpi dan impianku. Aku hanya melalui hidup... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Extra Part

Part 10

3.6K 82 3
By SailisAneez2308

"Aku ingin terus mencintaimu. Meski tidak kutahu, selama mana aku mampu mempertahankan rasa cinta untukmu" - Vanilla Aresha Abraham

Maddy masih belum memejamkan matanya meski jam sudah menunjukkan jam tiga pagi. Fikirannya melayang pada kisah setahun yang lalu, saat mula dia mengenali Vanilla.

Flashback On

Maddy dan Nickle mengunjungi sebuah kafe. Bukan makanan dan minuman yang mengundang mereka ke kafe tersebut, tetapi dua orang gadis muda yang menjadi pengunjung tetap di kafe itu.

"Dia sangat cantik, Nick," mata Maddy mengarah kepada dua orang gadis yang sedang menikmati makanan mereka. Kedua gadis itu kelihatan bersenda gurau sambil tertawa riang.

"Yang mana, Mad?" tanya Nickle turut menoleh ke arah gadis-gadis itu.

"Gadis yang bergaun biru, yang rambutnya ditocang satu," beritahu Maddy.

Saat itu, Anila memakai gaun berwarna merah jambu dengan rambut separas bahu yang dibiarkan lepas. Vanilla pula memakai gaun biru. Rambut beralunnya ditocang agak tinggi.

"Dia cantik sekali, Nick. Aku ingin memilikinya," luah Maddy dengan senyum lebar menghiasi bibirnya.

"Mahu aku bantu?" tanya Nickle. Maddy seorang lelaki yang agak pendiam. Hingga usianya mencecah tiga puluh tahun, dia belum memiliki kekasih.

"Tidak perlu, Nick. Aku mahu mendapatkannya dengan usahaku sendiri," jawabnya seraya bangun menuju ke meja gadis itu.

Namun belum sempat dia mendekati gadis itu, seorang lelaki telah terlebih dahulu mendekati gadis itu.

" Ivander!" Hati Maddy menjerit marah.

" Hai, my sweet Vanilla, " dia mendengar suara Ivander dengan jelas memanggil nama gadis itu.

" So your name is Vanilla, sweetheart," gumannya dalam hati.

"I missed you, Vanilla," Ivander mengucup pipi Vanilla dan dibalas Vanilla dengan senyuman lebar.

"Sial kau, Ivander," kata Maddy sambil berpaling semula menuju ke meja di mana Nickle senyum sinis ke arahnya.

" Dia milik orang, bro. Dan orang itu Ivander, sepupu jauhmu, " kata Nickle.

"Aku tidak peduli dia Ivander atau siapapun. Aku mahukan Vanilla," Maddy menahan rasa sakit di hatinya melihat kemesraan Vanilla dan Ivander.

" Bantu aku untuk mendekati gadis yang bersamanya, Nick," pinta Maddy.

"Tidak mendapat Vanilla, kau ingin mendapatkan sahabatnya pula, Mad?" Nickle mengerutkan dahi, sedikit tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Aku tidak berminat dengan sahabatnya. Aku cuma ingin menggunakannya untuk mendekati Vanilla," Maddy masih memandang Vanilla. Rasa ingin memiliki gadis itu begitu kuat, rasa yang belum pernah dirasakannya pada mana-mana gadis.

Flashback Off

Maddy memiringkan tubuh hingga kini dia menggadap isterinya. Wajah yang sedang lena itu ditatapnya lama. Perlahan tangannya terulur, menarik tubuh Vanilla agar merapat padanya. Tangan kekarnya mendakap tubuh telanjang yang terasa hangat di dalam pelukannya.

Sebulan telah berlalu sejak peristiwa Vanilla memerangkapnya di bilik hotel. Jauh di sudut hati, Maddy tidak ingin percaya bahawa semua kejadian itu dirancang oleh Vanilla. Buktinya, Vanilla tidak mencintainya. Hampir setiap malam isterinya mengigau menyebut nama Ivander.

Dan Anila, gadis itu menghilang sejak kejadian itu. Seharusnya jika benar Anila mencintainya, Anila pasti datang kepadanya, memakinya dan Vanilla. Jika Anila mencintainya, Anila tidak akan membenarkannya terus bersama Vanilla.

"Aku bersyukur semua ini terjadi, sayang," Maddy mengucup bibir Vanilla yang sedikit terbuka.

Kejadian malam itu telah membawa Vanilla kepadanya tanpa dia perlu bersusah-payah mengejar dan mendapatkannya. Bagi Maddy, apa ruginya kehilangan Anila dibandingkan mendapatkan Vanilla. Anila bukan sesiapa, bukan gadis yang diinginkannya.

"I love you, wife," ucap Maddy perlahan sebelum memejamkan matanya. Malam ini, malam yang berbeza buat Maddy kerana malam ini malam pertama dia bergelar seorang suami dengan isterinya terlena dalam pelukannya.

💕💕💕

Hampir Vanilla tidak dapat membendung air matanya saat bibir suaminya menyentuh dan mengulum bibirnya lembut. Sejak melafazkan solemn vow siang itu, sikap Maddy padanya berubah. Cara lelaki itu memandangnya juga berubah.

"Kenapa, Maddy?" Degup jantung Vanilla berpacu deras saat telinganya mendengar suaminya mengucapkan "I love you, wife."

"I love Ivander, Maddy. Sorry, but I love him so much. Only him," Vanilla menahan rasa pedih di hatinya.

Maddy, nama lelaki itu pernah singgah di hatinya. Malah beberapa bulan sebelum Ivander mendekatinya, hatinya telah jatuh pada Maddy. Beberapa kali terserempak di kafe yang sama, bertentang mata dari kejauhan, Vanilla sering berharap Maddy datang kepadanya dan menunaikan harapannya yang pernah ada untuk lelaki itu.

Namun, Maddy seolah tidak memandangnya walau hanya dengan sebelah mata. Hinggalah akhirnya Ivander, teman zaman sekolahnya muncul, memberi cinta dan harapan. Lebih membuat hati Vanilla tertutup buat Maddy saat lelaki itu akhirnya memilih Anila untuk melabuhkan cintanya.

"Ivander..." Vanilla membisikkan nama itu dalam keadaan matanya yang masih terpejam. Beberapa titis air mata jatuh menuruni pipinya.

"Aku rindu, sayang. Maafkan aku," kata-kata itu cuma terucap dalam hatinya.

Maddy membuka kembali matanya yang baru beberapa minit terpejam. Nama lelaki yang dibencinya baru sahaja terucap dari mulut isterinya. Maddy menatap wajah isterinya yang basah.

" Maafkan aku telah menyakitimu, sayang," Maddy semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh isterinya.

"Aku akan membuatmu melupakan Ivander. Kau hanya milikku, Vanilla. Tiada apa yang boleh mengubah kenyataan itu," ikrarnya dalam hati. Ivander hanya lelaki yang mencintai Vanilla tetapi Maddy lelaki yang telah mengikatnya dengan ikrar pernikahan.

"Segalanya akan kulakukan untuk terus mengikatmu padaku, Vanilla. Akan kupastikan kau akan melahirkan anak-anakku," dia tersenyum membayangkan Vanilla berjalan dengan perut besar sambil di tangan kiri dan kanan wanita itu memimpin jemari anak-anak mereka.

" Lima orang, sayang. Aku mahu anak seramai lima orang, dua anak lelaki dan tiga anak perempuan, " ucapnya. Tanpa disedari Maddy, dia mengucapkan kata-kata itu cukup jelas.

"Maddy?" Vanilla membulatkan matanya. Apa katanya, anak seramai lima orang? Berapa lama Maddy ingin menahannya untuk melahirkan anak seramai itu? Bukankah lelaki itu sudah berjanji akan menceraikannya saat Anila kembali ke pangkuan lelaki itu?

"Aku hanya mengigau, Vanilla. Lupakan dan kembali tidur," arah Maddy. Dia turun dari katil dan mencapai telefon bimbitnya.

"Aku ingin mengambil angin di luar," katanya sebelum menghilang di balik pintu. Vanilla hanya memerhatikan suaminya melangkah pergi dan menutup pintu di belakangnya.

"Benarkah dia mengigau?" Vanilla mengerutkan dahinya. Hatinya semakin gelisah. Bagaimana jika Maddy akhirnya enggan melepaskannya? Bagaimana jika dia terikat selamanya pada Maddy kerana gagal mengembalikan Anila kepada lelaki itu?

"Bagaimana jika akhirnya hatiku jatuh lagi padanya? Bagaimana dengan cintaku pada Ivander?" Vanilla menyentuh dadanya.

" Aku mencintaimu, Ivander. Tetapi aku tidak tahu, selama mana aku mampu menahan hati agar tidak jatuh lagi padanya," Vanilla merasa dadanya sesak. Baru beberapa detik Maddy pergi, mengapa tiba-tiba dia merasakan hidupnya kosong?

💕💕💕

Di lobi hotel, Maddy menghubungi Nickle, sahabat merangkap setiausaha peribadinya.

" Tempah tiket ke Australia. Jangan lupa juga bilik hotel untuk tempoh seminggu," katanya.

" Kau ada urusan kerja di sana? " tanya suara di hujung sana.

"Bukan urusan kerja, Nick. Aku dan Vanilla akan honeymoon di sana," Maddy nekad. Dia memilih bulan madu di Australia kerana dia tahu Ivander sedang berada di negara itu.

" What? Jangan cari nahas, bro. Kau tahu Ivander sedang berada di Australia."

"Aku tahu, Nick. Itu tujuanku, agar Ivander tahu Vanilla sudah menjadi kepunyaanku," balasnya.

Happy reading.
Vote and comment.

See u in next part.



Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 124K 59
Start: Minggu 4 April 2021 End: Rabu 20 Juli 2021 [SUDAH TERBIT] [APABILA ADA YANG TIDAK SESUAI DENGAN DUNIA KEPOLISIAN, SAYA MINTA MAAF YANG SEBESAR...
986K 146K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
14.3K 1.5K 20
bagaimana jika Jean edzard abinaya(jeon jungkook) yang berandalan jatuh cinta dengan Alvio Arundati (kim taehyung) cowo terlucu di high internasional...
186K 4.7K 12
My coming soon baby, Instead of wishing away nine months of pregnancy, I'd have cherished every moment and realized that the wonderment growing insid...